Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Carina Joe Pemegang Paten Vaksin AstraZeneca, Peraih Achmad Bakrie Award 2023

image-gnews
Carina Citra Dewi Joe. Facebook
Carina Citra Dewi Joe. Facebook
Iklan

TEMPO.CO, JakartaCarina Joe merupakan seorang dokter dan ilmuwan Riset Pascadoktoral Senior dalam Pengembangan Vaksin yang berfokus pada vaksin vektor virus.

Carina telah bekerja sebagai ilmuwan utama dalam pengembangan proses pembuatan cGMP skala besar untuk vaksin Oxford atau AstraZeneca COVID-19, yang berhasil dikembangkan oleh tim dalam waktu singkat. 

Teknologi manufaktur dalam penemuan vaksin tersebut telah ditransfer ke beberapa fasilitas manufaktur GMP di seluruh dunia, sehingga memungkinkan uji klinis dan pasokan vaksin global dengan biaya terjangkau ke banyak negara. 

Pada Oktober 2021, lebih dari 2 miliar dosis vaksin telah diberikan di seluruh dunia dan menyelamatkan jutaan nyawa. Berkat penemuannya, Carina Joe dianugerahi People of the Year Award 2021 dalam kategori Terobosan Ilmiah oleh Metro TV.

Dilansir dari laman resmi MPR Republik Indonesia, Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan juga memberikan penghargaan kepada Carina Joe, ilmuan Indonesia yang menjadi bagian dari tim pengembangan vaksin Oxford-AstraZneca. 

Syarief Hasan memberikan penghargaan kepada Carina karena ilmuan tersebut telah berhasil menjadi innovator dalam menciptakan formula manufaktur masal vaksin Oxford-AstraZeneca sehingga berhasil dan menjadi satu-satunya vaksin paling banyak diproduksi yakni 2 miliar dosis dan  tersebar di 170 negara.

Bidang keahlian Carina Joe

Dilansir dari laman Oxford University, Carina Joe memiliki minat dan keahlian dalam pengembangan teknologi platform baru untuk calon vaksin atau obat yang dapat dimodifikasi untuk menyasar penyakit baru. 

Selain itu, Carina Joe juga ahli dalam fermentasi kultur sel dan pengembangan proses untuk manufaktur skala besar dengan standar cGMP untuk vektor virus berbasis adenovirus, protein rekombinan, partikel mirip virus, antibodi monoklonal atau produk biologis lainnya untuk tujuan uji klinis atau komersialisasi.

Perjalanan Carina Joe hingga menjadi ilmuwan

Carina Joe mulanya direkrut oleh Universitas Oxford untuk mengoptimalkan proses pembuatan vaksin rabies dan saat itu Carina beserta kelompoknya melakukan uji klinisnya di Inggris dan Tanzania.

Vaksin rabies memiliki vektor yang sama dengan vaksin Oxford-AstraZeneca dalam menggunakan vektor ChAdOx atau adenovirus simpanse sebagai sarana pengiriman antigen yang relevan secara medis. 

Carina Joe bergabung dengan kelompok ini beberapa bulan sebelum pandemi, dan ketika pandemi terjadi, prioritas proyek telah berubah, dan kelompok Carina Joe sangat membutuhkan vaksin COVID-19, baik untuk uji klinis maupun penggunaan darurat setelah vaksin tersebut lolos uji klinis.

Akhrinya, proyek Carina Joe beserta kelompoknya dialihkan ke pengembangan proses manufaktur skala besar cGMP (Current Good Manufacturing Practice) untuk vaksin Oxford-AstraZeneca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Carina dan kelompoknya menyadari bahwa meskipun vaksin tersebut efektif, tidak memiliki sarana untuk memproduksinya dalam jumlah besar sama saja dengan tidak memiliki vaksin sama sekali. Sebab, vaksin hanya berguna bila digunakan pada populasi besar.

Lalu, awal Februari 2020, Carina Joes hanya mendapat hasil dari produksi skala kecil, yakni hanya setara dengan dua sendok makan. Namun, dirinya berhasil melakukan terobosan penelitian dengan meningkatkan hasil 10 kali lipat dibandingkan proses sebelumnya.

Carina Joe dan kelompoknya tidak mempunyai cukup waktu luang karena vaksin sangat dibutuhkan, dan kelompok tersebut tidak dapat merekrut lebih banyak ilmuwan pascadoktoral dengan keahlian yang sama selama pandemi ini. 

Selain itu, untuk dapat terlibat dalam proses pengembangan ini diperlukan pelatihan bertahun-tahun. Namun demikian, kelompok Carina Joe hanya mempunyai waktu 1,5 bulan untuk mengembangkan proses manufaktur cGMP untuk disimulasikan pada skala 200L, yang kini tampak seperti tugas yang mustahil karena pengembangan proses biasanya memerlukan waktu dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikannya. 

Carina Joe dan kelompoknya kemudian menyelesaikan proses pengembangan hingga skala 2.000L dalam waktu enam bulan yang sekaligus menjadi waktu rekor. Pengembangan ini berbeda dengan batch pertama, di mana vaksin dari Cobra, yakni salah satu fasilitas cGMP di konsorsium dan digunakan untuk uji klinis fase 2 dari 3 di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Peraih penghargaan Ahmad Bakrie 2023 di bidang sains

Berkat prestasinya yang membanggakan karena mempercepat penemuan vaksin Astra Zenece, membuat Carina Joe menerima penghargaan Achmad Bakrie Awards XIX di bidang sains.

Penghargaan Achmad Bakrie diselenggarakan oleh keluarga Bakrie yang didukung oleh Bakrie Group melalui Bakrie Untuk Negeri, bekerjasama dengan Freedom Institute dan VIVA Group. 

Para penerima penghargaan merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanah dari pendiri Bakrie. 

Peraih penghargaan Achmad Bakrie Awards 2023 pada tahun ini yakni Fachry Ali untuk bidang Pemikiran Sosial, Joko Pinurbo untuk bidang Sastra, Andrijono di bidang Kedokteran, dan Carine Joe untuk bidang Sains.

MUTIARA ROUDHATUL JANNAH  | FATURAHMAN SOPHIAN

Pilihan Editor: Carina Joe, Ilmuwan Indonesia Pemegang Paten Vaksin AstraZeneca: Tak Ada Royalti

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

2 hari lalu

Waspadai Trombosit Tak Normal
Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.


Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.


Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

3 hari lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat


Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

3 hari lalu

Botol berlabel
Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

4 hari lalu

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 5 April 2022. Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyelenggarakan vaksinasi booster jenis Pfizer dan Astrazeneca sebanyak 1.000 dosis. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.


AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

4 hari lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

9 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

9 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia