Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Risiko Kesehatan yang Mengintai Akibat Domestikasi Satwa Liar sebagai Peliharaan

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Talk show 'Mencintai Satwa Liar Tidak Harus Memiliki' yang digelar oleh Belantara Foundation pada Minggu, 10 September 2023 di Mal Sarinah. (Tempo/Annisa Febiola)
Talk show 'Mencintai Satwa Liar Tidak Harus Memiliki' yang digelar oleh Belantara Foundation pada Minggu, 10 September 2023 di Mal Sarinah. (Tempo/Annisa Febiola)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Domestikasi terhadap satwa liar sering dilakukan dengan pertimbangan menyelamatkan kehidupan mereka. Namun, drh. Nur Purba Priambada memperingatkan bahwa tingkat kemungkinan stres satwa liar akan tinggi jika kebebasannya dibatasi. Jika sudah stres, satwa liar tersebut akan mudah sakit. 

"Kalau penularan sakit di sesama hewan, masalahnya ada di hewan. Ketika menularkan ke manusia, itu penyakit zoonosis," ungkap Nur  dalam talk show dengan tema 'Mencintai Satwa Liar Tidak Harus Memiliki' di Mal Sarinah pada Minggu, 10 September 2023. Acara ini diusung oleh Belantara Foundation sebagai upaya menebarkan komitmen konservasi satwa liar. 

Menurut Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 6  Tahun 1976, zoonosis adalah penyakit yang dapat menyebar dari hewan ke manusia dan 
sebaliknya. Cara penularannya, kata Nur, ada berbagai macam, di antaranya penularan secara langsung melalui gigitan dan cakaran hewan. 

"Ini bisa menular dengan tanpa ngapa-ngapain aja di dalam ruangan yang sama. Agen penyakit yang menempel di mereka bisa menyebar dan tertular ke kita, lho," ujar pegiat kelestarian satwa liar tersebut. 

Selain itu, penularan bisa juga terjadi lewat kontaminasi seperti air liur, darah, urin, atau feses hewan. Ada satu cara lagi yang disebut Nur sebagai cheat mode, yakni tanpa kontak langsung. "Tapi ada vektor pembawa lain seperti nyamuk atau lalat," tambah dia. 

Beberapa contoh penyakit zoonosis yang terbukti berbahaya di antaranya tuberkulosis (TBC), hepatitis, dan rabies. Bahkan, sambung Nur, rabies pada hewan yang sudah belasan ribu tahun mengalami domestikasi sekalipun masih ada sampai sekarang. "Apalagi di satwa liar."

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia WHO, penyakit zoonosis termasuk demam Rift Valley, SARS, pandemi influenza H1N1 2009, demam kuning, flu burung, virus West Nile, dan virus corona sindrom pernafasan (MERS-CoV). 

Secara global, diperkirakan ada satu miliar kasus penyakit dan jutaan kematian setiap tahun akibat zoonosis. Sekitar 60 persen dari penyakit menular yang dilaporkan bersifat zoonosis. Kemudian, lebih dari 30 patogen baru pada manusia telah terdeteksi dalam beberapa dekade terakhir, 75 persen di antaranya berasal dari hewan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"HIV itu merupakan hasil dari mutasi penyakit zoonosis, lalu antraks, dan Covid-19 yang juga masih ada tendensi berasal dari penyakit zoonosis," tambah Nur. 

Ia menegaskan bahwa dampaknya demikian berbahaya. "Hanya karena kita tidak bisa melihat agen penyakitnya yang kecil. Satwanya mungkin gak ngerasa sakit juga, kadang-kadang gak menimbulkan gejala. Tau-tau dia menularkan penyakit, tau-tau dia mati," tukas dia. 

Menanggapi fakta tersebut, Davina Veronica yang aktif berperan dalam konservasi satwa liar, menambahkan penekanan pada berbahayanya risiko saling menularkan penyakit antara hewan dengan manusia. 

Davina bercerita bahwa setiap kali dia akan pergi ke tempat rehabilitasi milik Borneo Orangutan Survival Foundation atau BOSF di Kalimantan Timur, dia harus selalu menjalani serangkaian tes. "HIV, TBC, hepatitis, semuanya di-screenning karena juga 97 persen DNA kita sama, kita bisa saling menularkan penyakit dengan mudah," ujar aktivis konservasi satwa liar itu dalam momen yang sama. 

BOSF, kata Davina, mempunyai tempat rehabilitasi bagi orang utan yang tertular TBC dari manusia. "Ketika terinfeksinya dari manusia, dia tidak bisa menyembuhkan sendiri. Jadi, dia akan selamanya di pusat rehabilitasi," ungkapnya. 

Apabila dilepasliarkan ke rumahnya, ada risiko penularan ke satwa lain. "Sekitar kalau gak salah ada 40. Itu sampai saat ini tidak bisa dilepasliarkan."

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

2 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

2 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

3 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

4 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

6 hari lalu

Aktivis dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) melakukan aksi teatrikal terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana (KemenLHK) Jakarta, Jumat, 20 Oktober 2023. Mereka mendesak pemerintah menindak perusahaan yang terindikasi terlibat dalam karhutla. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga September 2023 sebanyak 184.223 titik api di Indonesia dengan luasan terbakar seluas 642.099,73 hektar. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

7 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

9 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.


Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

10 hari lalu

Ilustrasi cek kesehatan (Pixabay,com)
Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.


Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

10 hari lalu

Wisatawan berjalan di kawasan Balai Konservasi Mangrove dan Bekantan di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, 21 Agustus 2023. Pemprov Kalimantan Utara mempromosikan sektor wisata unggulan yang salah satunya wisata hutan konservasi mangrove dan bekantan di Tarakan dalam Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) Bangga Berwisata Indonesia (BBWI). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.