TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi dan menyemburkan awan panas guguran tengah malam menjelang Senin dini hari, 11 September 2023. Belum terdeteksi berapa kilometer guguran lava pijar yang disertai awan panas gugurannya itu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Pos Pantau Curah Kobokan, awan panas guguran terdeteksi pada pukul 23.46 WIB. Sementara dari Pos Pengamatan Gunung Api di Gunung Sawur, terpantau sekali terjadi awan panas guguran dengan amplitudo 22 milimeter dan durasi 143 detik.
Yadi Yuliandi, petugas pos pengamatan, Senin pagi melaporkan ihwal sejumlah kegempaan, seperti letusan, awan panas guguran, guguran, tremor harmonik dan tektonik jauh.
Pos pengamatan mengeluarkan sejumlah poin rekomendasi, di antaranya tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Pos juga merekomendasikan untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.