Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Macan Tutul Jawa Dibunuh dan Dikuliti, BBKSDA Jabar Lapor ke Polisi

image-gnews
Macan tutul Jawa koleksi Bandung Zoo berada di komplek kandang karnivora di Bandung, Jawa Barat, Senin, 19 Juni 2023. Konflik lahan kebun binatang antara Yayasan Margasatwa Tamansari (pengelola Bandung Zoo) dengan Pemerintah Kota Bandung berbuntut ancaman penyegelan dan penagihan uang sewa lahan sebesar Rp 17,1 miliar setelah pemerintah menang gugatan di pengadilan.  TEMPO/Prima Mulia
Macan tutul Jawa koleksi Bandung Zoo berada di komplek kandang karnivora di Bandung, Jawa Barat, Senin, 19 Juni 2023. Konflik lahan kebun binatang antara Yayasan Margasatwa Tamansari (pengelola Bandung Zoo) dengan Pemerintah Kota Bandung berbuntut ancaman penyegelan dan penagihan uang sewa lahan sebesar Rp 17,1 miliar setelah pemerintah menang gugatan di pengadilan. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat atau BBKSDA Jabar melaporkan kasus kematian seekor macan tutul jawa (Panthera pardus melas) ke polisi. Kepala BBKSDA Jabar Irawan Asaad mengatakan, tim BBKSDA resor Sukabumi pada akhir pekan lalu telah mengumpulkan informasi terkait pelaku dan barang bukti. “Setelah valid kami laporkan ke Polres Sukabumi,” katanya Kamis, 14 September 2023.

Laporan ke kepolisian itu untuk menindaklanjuti informasi dari masyarakat tentang seekor macan tutul yang mati pada 8 September 2023. Kematian macan tutul itu akibat dibunuh oleh beberapa orang warga pada 6 September 2023 di Desa Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. BBKSDA Jabar menurut Irawan, kemudian berkoordinasi dengan aparat Desa Cisolok, Sukabumi dan kepolisian setempat. “Tersangka sudah diproses di kepolisian,” ujarnya.

Seorang warga yang diduga sebagai inisiator ditahan disertai barang bukti berupa selembar kulit macan tutul yang telah dikeringkan. Menurut Irawan, terduga pelaku melanggar aturan dalam Undang -undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.

Setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa yang dilindungi. Hukuman pelanggar yaitu pidana kurungan paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100 juta.

Macan tutul jawa yang bernama latin Panthera pardus melas, merupakan kucing besar yang tersisa setelah harimau jawa dinyatakan punah pada 1980-an. Status macan tutul kini diambang kepunahan atau critically endangered. Sebelumnya menurut peneliti macan tutul dari Badan Riset Inovasi Nasional, Hendra Gunawan, banyak sebab yang membuat macan tutul keluar dari hutan dan masuk ke area kebun atau permukiman.

Baca juga: Cerita Sulitnya Memadamkan Kebakaran di Taman Nasional Bromo, Tengger, dan Semeru

Macan tutut keluar tak bergantung musim

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan hasil risetnya, keluarnya macan tutul dari hutan tidak tergantung musim kemarau atau hujan. Untuk tahu sebabnya, faktor pertama yang harus dipastikan adalah jenis kelamin, usia, dan perilaku macan tutul di luar hutan.  

Jika yang terlihat warga macan betina dengan atau tanpa anak, hal itu mengindikasikan macan tutul kekurangan atau sulit berburu mangsa. Sementara kalau macan tutul jantan muda, ada kemungkinan dia merupakan individu baru yang mengindikasikan pertambahan populasi.

Adapun jika dalam perebutan teritori macan tutul jantan muda berhasil mengalahkan seniornya, macan tutul jantan yang tua itu keluar hutan. Faktor lain adalah ladang, kebun, atau pemukiman yang disambangi macan tutul merupakan wilayah jelajahnya. “Kalau itu bukan kesalahan atau fenomena menyimpang dari macan tutul,” ujar Hendra.

Menurutnya, reproduksi macan tutul tergolong bagus seperti kucing. Anak macan tutul bisa mencapai empat ekor per kelahiran. Karena itu populasinya bisa terus bertambah, sementara daerah habitatnya tidak, dan cenderung berkurang. “Terkait dengan antisipasi ke depan, kita harus membiasakan hidup berdampingan dengan macan tutul.”

Pilihan Editor: Anggota DPRD Jatim Sarankan Presiden Jokowi ke Gunung Bromo

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Sebagian Sukabumi Sabtu Dini Hari

1 hari lalu

BMKG mencatat gempa bermagnitudo 4,8 di Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu dinihari, 7 September 2024 (Dok. BMKG)
Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Sebagian Sukabumi Sabtu Dini Hari

Gempa bermagnitudo 4,8 dirasakan sebagian warga Sukabumi pada Sabtu dini hari, 7 September 2024 pukul 02.02 WIB.


KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

2 hari lalu

Sekretaris Ditjen Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro saat menjelaskan Inovasi pendanaan Coral Bond merupakan obligasi karang pertama di dunia setelah Rhino Bond tahun 2022 yang fokus pada biota terestrial. Dok. KKP
KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

Obligasi terumbu karang menjadi alternatif pembiayaan tata kelola kawasan konservasi. Hasil kerja sama Bank Dunia beserta KKP, Bappenas, dan BPDLH.


Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

5 hari lalu

Paparoa Great Walk, wisata untuk yang suka berpetualang. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi pengunjung internasional konservasi serta pariwisata dari Rp337 ribu menjadi Rp962 ribu.


Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

8 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

Polres Sukabumi mengungkap motif penganiayaan yang dilakukan dua pelajar salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cicurug


5 Rekomendasi Jenis Kucing Eksotis untuk Dipelihara

13 hari lalu

Seorang juri memberi penilaian terhadap salah satu kucing saat kontes kucing internasional di Tangerang, Banten (19/4). Dalam kontes tersebut banyak ras dan jenis kucing yang ditampilkan, seperti Anggora, Sphynx, Munchkin, Persia dan Abyssinian. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
5 Rekomendasi Jenis Kucing Eksotis untuk Dipelihara

Sejumlah ras kucing yang eksotik dan mahal prestisius untuk dipelihara.


Polres Sukabumi Selidiki Kasus Wanita Dibunuh Pria Diduga ODGJ

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polres Sukabumi Selidiki Kasus Wanita Dibunuh Pria Diduga ODGJ

Kini kasus perempuan dibunuh ODGJ itu diambil alih oleh Satuan Reskrim Polres Sukabumi.


Penemuan Mayat Tersangkut di Pintu Air PLTA Ubrug Sukabumi, Polisi Ungkap Identitasnya

14 hari lalu

Ilustrasi mayat. Pakistantoday.com
Penemuan Mayat Tersangkut di Pintu Air PLTA Ubrug Sukabumi, Polisi Ungkap Identitasnya

Jasad itu ditemukan oleh petugas yang hendak membersihkan sampah di pintu air PLTA Ubrug di Kampung Cikuya, Sukabumi.


Puluhan Makam Keramat di Palabuhanratu Disebut Palsu, Batu Disusun Serupai Kuburan Ratusan Tahun

17 hari lalu

Lokasi penemuan puluhan makam keramat palsu yang berada di Kampung Baru, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jabar. ANTARA/Aditya Rohman
Puluhan Makam Keramat di Palabuhanratu Disebut Palsu, Batu Disusun Serupai Kuburan Ratusan Tahun

Puluhan makam keramat di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga palsu. Ada 41 makam termasuk satu yang dianggap paling keramat.


Mengapa Kucing Tidak Boleh Diberi Makan Bawang?

17 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
Mengapa Kucing Tidak Boleh Diberi Makan Bawang?

Keracunan bawang menyebabkan gangguan perut yang signifikan dan kerusakan pada sel darah merah kucing.


Rosiana Ungkap Derita Kakaknya jadi Korban TPPO Disekap di Myanmar: Penyiksaan 300 Kali, Komunikasi Sulit

18 hari lalu

Konferensi pers Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) bertajuk
Rosiana Ungkap Derita Kakaknya jadi Korban TPPO Disekap di Myanmar: Penyiksaan 300 Kali, Komunikasi Sulit

Yulia Rosiana, keluarga korban TPPO asal Bandung, mengungkapkan kisah tragis yang dialami oleh kakaknya, Wildan Rohdiawan yang disekap di Myanmar.