Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023 atas Pengembangan mRNA Vaksin Covid-19

image-gnews
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Johannes P Christo
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Johannes P Christo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Nobel di Karolinska Institutet menganugerahkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Nobel Kedokteran tahun 2023 kepada dua ilmuwan, yaitu Katalin Karikó dan Drew Weissman. Penganugerahan ini dipilih oleh Majelis Nobel dari Universitas Kedokteran Karolinska Institute Swedia. Mereka diapresiasi atas kontribusinya pada pengembangan vaksin Covid-19, salah satu krisis kesehatan terbesar di dunia.

"Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2023 telah dianugerahkan kepada Katalin Karikó dan Drew Weissman atas penemuan mereka mengenai modifikasi basa nukleosida yang memungkinkan pengembangan vaksin mRNA yang efektif untuk melawan Covid-19," kata lembaga Nobel Prize melalui rilis persnya pada Senin, 2 Oktober 2023 waktu setempat.

Penemuan tersebut, dikatakan Nobel Prize, secara fundamental telah mengubah pemahaman mengenai bagaimana mRNA berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh. Karikó dan Weissman menyadari bahwa sel dendritik mengenali mRNA yang ditranskripsi secara in vitro sebagai zat asing, yang mengarah pada aktivasi dan pelepasan molekul pensinyalan inflamasi. Mereka skeptis mengapa hal tersebut terjadi, sedangkan mRNA dari sel mamalia tak menimbulkan reaksi yang sama. 

Karikó dan Weissman mengetahui bahwa basa-basa nukleosida dalam RNA dari sel mamalia sering dimodifikasi secara kimiawi. Sementara itu, mRNA yang ditranskripsi secara in vitro tidak. Mereka pun mencari tahu, apakah ketiadaan basa yang diubah dalam RNA yang ditranskripsi secara in vitro dapat menjelaskan reaksi inflamasi yang tak diinginkan.

Untuk menyelidikinya, Karikó dan Weissman menghasilkan varian mRNA yang berbeda. Masing-masing varian dibedakan dengan perubahan kimiawi yang unik pada basa-basa nukleosida, yang kemudian dikirimkan ke sel dendritik. 

Hasilnya, respons inflamasi hampir dihilangkan ketika modifikasi basa nukleosida dimasukkan ke dalam mRNA. Respons ini dinilai oleh Nobel Prize merupakan perubahan paradigma dalam memahami bagaimana sel mengenali dan merespons berbagai bentuk mRNA. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 2005, lima belas tahun sebelum pandemi Covid-19 menyerang dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam penelitian lebih lanjut yang terbit pada 2008 dan 2010, Karikó dan Weissman menunjukkan bahwa pengiriman mRNA yang dihasilkan dengan modifikasi basa mampu meningkatkan produksi protein dibandingkan dengan mRNA yang tidak dimodifikasi. 

Pada 2010, beberapa perusahaan pun mulai mengembangkan vaksin untuk melawan virus Zika dan MERS-CoV. Terakhir, pengembangan berkaitan erat dengan SARS-CoV-2. Setelah pandemi Covid-19 mengguncang dunia, dua vaksin mRNA dengan modifikasi basa dapat dikembangkan dengan cepat. Bahkan, efektivitasnya dilaporkan mencapai 95 persen. Kedua vaksin tersebut, Pfizer dan Moderna, disetujui untuk digunakan pada awal Desember 2020.

Berkat sumbangsihnya, Karikó dan Weissman akan menerima hadiah sertifikat, medali emas dan uang US$ 1 juta dari Raja Carl XVI Gustaf pada upacara resmi di Stockholm pada 10 Desember mendatang. Momen ini bertepatan dengan peringatan kematian ilmuwan Alfred Nobel, yang menciptakan penghargaan tersebut.

Pilihan Editor: Cerita Dosen UGM Jadi Delegasi di Lindau Nobel Laurete Meeting 2023 di Jerman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

4 hari lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 11 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

7 hari lalu

Seorang calon jamaah haji mendapatkan suntikan vaksin Meningitis pada pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangsel, Pamulang, Tangsel, Selasa (4/9). ANTARA/Muhammad Iqbal
4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.


Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

7 hari lalu

Waspadai Trombosit Tak Normal
Vaksin AstraZeneca Disebut Sebabkan Trombositopenia, Apa Itu?

Perusahaan farmasi AstraZeneca akui ada efek samping langka, yaitu Trombositopenia.


Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

8 hari lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

9 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

9 hari lalu

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia


Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

14 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

14 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.