TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa gerhana bulan dan tiga hujan meteor akan mewarnai fenomena astronomi pada Oktober 2023. Menurut penggiat astronomi dari Komunitas Langit Selatan Bandung Avivah Yamani, gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023. “Gerhananya sedikit Bulan yang tertutup bayangan umbra Bumi,” ujarnya, Rabu, 4 Oktober 2023.
Menurutnya, gerhana bulan itu bisa diamati di Indonesia. Selain itu juga di wilayah Amerika Timur, Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Di Indonesia, gerhana bulan itu berlangsung dari pukul 01.01 hingga 05.26 WIB. Fase gerhana sebagian itu dimulai dari pukul 02.35 sampai 03.52. “Puncaknya terjadi 29 Oktober dini hari pukul 03.14 WIB,” kata Avivah.
Khusus wilayah Papua, gerhana bulan sebagian itu masih bisa terlihat pada fase akhir sebelum Bulan terbenam di ufuk barat. Sementara sebagian wilayah Jawa bagian barat dan Sumatera bisa menyaksikan seluruh proses gerhana bulan itu.
Dari informasi Observatorium Bosscha, gerhana bulan sebagian ini merupakan fenomena masuknya sebagian piringan Bulan ke dalam umbra atau bayangan gelap Bumi, dan sebagian lainnya berada pada penumbra atau bayangan samar Bumi.
Selain itu, menurut Avivah, ada beberapa fenomena astronomi lain pada Oktober, seperti tiga hujan meteor. Dari laman Langit Selatan, hujan meteor Draconid akan berlangsung pada 6-10 Oktober 2023. Saat waktu puncaknya pada 9 Oktober, akan meluncur sekitar 10 meter per jam. Hujan meteor Draconid itu berasal dari sisa debu komet 21P Giacobini-Zinner.
Hujan meteor ini bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai rasi bintang Draco terbenam pukul 21.32 WIB. Sementara Bulan baru terbit pukul 01.47 WIB. Posisi rasi bintang itu berada di arah barat laut–utara dan posisinya cukup rendah dari horison.
Lalu pada 10 Oktober merupakan puncak hujan meteor Taurid yang berlangsung sejak 28 September hingga 2 Desember 2023. Jumlah meteornya relatif sedikit, yaitu kurang dari lima per jam dengan bentuk seperti bola api. Kecepatan meteornya ditaksir 28 kilometer per detik.
Hujan meteor Taurid berasal dari butiran debu Asteroid 2004 TG10 dan sisa debu Komet 2P Encke. Muncul dari rasi bintang Taurus, hujan meteor itu bisa diamati setelah Matahari terbenam. Adapun rasi bintang Taurus terbit di arah timur pada pukul 19.04 WIB sampai menjelang fajar hingga terbenam di barat.
Kemudian ada hujan meteor Orionid yang waktu puncaknya terjadi pada 21-22 Oktober 2023. Hujan meteor yang berasal dari sisa debu komet Halley itu berlangsung sejak 26 September hingga 22 November 2023. Sesuai namanya, hujan meteor Orionid tampak muncul dari rasi Orion si Pemburu yang berada di arah timur–timur laut.
Saat malam puncak, sebanyak 25 meteor akan melesar per jam dengan laju 66 kilometer per detik. Radian hujan meteor Orionid terbit pada pukul 22.16 WIB sampai menjelang fajar.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.