Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

image-gnews
Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komet 12P/Pons-Brooks dalam perjalanan mendekati matahari. Fenomena perjalanan benda langit yang belakangan dikenal dengan sebutan komet setan (devil comet) ini menarik perhatian para peneliti dan pemerhati astronomi dunia.

“Setiap ada penampakan komet memang akan menjadi perhatian karena jarang muncul, enggak setiap hari ada,” kata Guru Besar Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Taufiq Hidayat, pada Ahad malam, 31 Maret 2024.

Taufiq mengatakan, komet yang muncul 71 tahun sekali itu seperti komet Halley, yang muncul setiap 76 tahun dari pengamatan di bumi. Komet 12P/Pons-Brooks disebut devil comet alias komet setan karena penampakannya seperti punya tanduk. Pengamat lain menyebutnya seperti melihat ada mata yang melotot. “Itu menunjukkan adanya ledakan-ledakan yang membuatnya tidak simetris, jadi penafsirannya bisa macam-macam,” kata Taufiq.

Menurut Taufiq, material komet terdiri dari bermacam bahan yang menyatu seperti gas karbondioksida, metana, dan amonia. Material itu membeku menjadi es. Ketika mendekati matahari, komet mengalami pemanasan sehingga menyublim secara otomatis. “Proses itu bisa menyebabkan terjadinya erupsi, ledakan-ledakan, yang kemudian bisa menjadi ekor yang panjang,” ujarnya. 

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles

Ukuran komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan 30-an kilometer dengan kecepatan orbital bisa mencapai beberapa ratus kilometer per detik. Ekornya bisa bertambah panjang ketika berada semakin mendekati matahari. “Panjang ekornya bisa sampai ratusan ribu kilometer,” kata Taufiq. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komet setan kini tengah menuju perihelion atau titik terdekatnya ke matahari pada 21 April 2024. Setelah itu akan menuju titik terdekat dengan bumi pada 2 Juni 2024. “Jaraknya dari bumi 1,55 Satuan Astronomis atau kira-kira 230 juta kilometer,” kata Taufiq. Jarak komet itu dengan bumi sekitar 1,5 kali rentang bumi dengan matahari yang rata-rata 149 juta kilometer. 

Karena jarak yang jauh itu, Taufiq menampik anggapan bahwa kemunculan 12P/Pons-Brooks alias komet setan sebagai tanda kiamat bagi bumi. “Ini bagian dari fenomena menarik tapi tidak katastropik,” ujarnya.

Menurut Taufiq, kedatangan 12P/Pons-Brooks alias komet setan menunjukkan bintang berekor tersebut sedang dalam posisi aktif. Kemunculannya kembali jduga menjadi kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari fisiknya, seperti seberapa besar materialnya habis akibat radiasi matahari. “Itu menjadi fenomena yang menarik tentu saja bagi orang-orang yang mendalami tata surya,” kata Taufiq.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

22 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

27 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

27 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

28 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Astronom BRIN Jelaskan Kemunculan Komet Setan Menjelang Lebaran

Komet 12P/Pons-Brooks diperkirakan muncul bersamaan dengan peristiwa gerhana matahari total pada 8 April 2024. Mengapa disebut komet setan?


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.


Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023. Dok. Puspresnas
Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.