TEMPO.CO, Jakarta - YouTube menjadi layanan video yang paling disukai dan paling banyak ditonton Gen Z dengan rentang 18-24 tahun Indonesia menurut dua survei terbaru. Hasil survei itu, yaitu ‘WhyVideo’ dari Kantar dan ‘YouTube’s Trends Survey, Indonesia’ dari Ipsos, diungkap pada Kamis, 12 Oktober 2023 .
Salah satu alasan Gen Z memilih menonton YouTube karena memungkinkan mereka mengakses banyak jenis konten, yaitu pendek, panjang, atau livestream. YouTube juga dianggap memiliki keberagaman dan kedalaman konten yang memungkinkan penonton menjelajahi lebih jauh topik yang disukai dan memanfaatkan waktu dengan lebih efektif dibandingkan platform video lain.
Ajay Vidyasagar, Regional Director, YouTube Asia-Pacific, mengatakan Gen Z Indonesia sejak lahir sudah akrab dengan ponsel dan koneksi internet sepanjang waktu, menunjukkan antusiasme sangat besar untuk menggunakan YouTube. “Kami telah melihat pertumbuhan dan minat yang luar biasa untuk YouTube,” ujar Ajay di Jakarta Kamis.
Konten kreator Youtube, Nessie Judge, mengutip data mengatakan bahwa 61 persen perempuan dan 39 persen pria dari Gen Z menjadi penonton kontennya. Nessie, yang kerap membawakan cerita misteri dan kasus, telah bergabung di Youtube sejak 24 Juli 2012 dengan total penonton 1.692.333.209 orang. “Kontenku general sih, tidak mengarah ke satu gender,” ujarnya.
Dari sisi iklan, dengan terus berubahnya lanskap digital, preferensi dan perilaku penonton pun ikut berubah. Kedua penelitian di atas juga menemukan bahwa YouTube telah menjadi platform berbagi video yang dapat memadukan iklan dengan konten tanpa mengganggu pengalaman pengguna, sehingga kredibilitas pun terbangun antara merek dan audiens mereka dan memberikan hasil bisnis yang nyata.
Survei Kantar mengungkap bahwa Gen Z memilih YouTube sebagai platform favorit untuk menonton berbagai jenis video. Mereka setuju bahwa YouTube memungkinkan mereka mengakses beragam jenis konten, seperti video pendek, video panjang, video live.
Selain itu, mereka paling tertarik menggunakan layanan video yang dapat dibuka di berbagai perangkat secara lancar (62 persen), memungkinkan mereka untuk memilih tontonan dengan mudah (57 persen), dan memberikan rekomendasi yang bagus (56 persen).
Sementara survei Ipsos menemukan bahwa di antara responden berusia 18-44 tahun, 61 persen responden setuju bahwa YouTube lebih efektif untuk waktu mereka dibandingkan platform video lain.
Sebanyak 69 persen responden setuju bahwa jika hanya diperbolehkan menggunakan satu aplikasi streaming video saja, mereka akan memilih YouTube.
Para responden di rentang usia tersebut pernah menonton konten dari kreator atau artis tertentu dalam berbagai format (misalnya pendek, panjang, podcast, livestream) selama 12 bulan terakhir. Jumlah ini sebanyak 95 persen.
Lebih spesifik, 90 persen dari semua responden survei berusia 18 hingga 44 tahun pernah menonton setidaknya empat format konten yang ditawarkan YouTube selama 12 bulan terakhir.
Dari penjelajahan hingga pendalaman topik, baik sendiri maupun bersama orang lain, YouTube memiliki keberagaman dan kedalaman konten di satu platform. Penelitian Ipsos secara khusus menemukan bahwa 90 persen dari semua Gen Z berusia 18 hingga 24 tahun yang disurvei mengaku menggunakan YouTube Shorts.
Penelitian Kantar menggarisbawahi keberagaman konten yang dimiliki YouTube, dengan menunjukkan bahwa di antara Gen Z penonton YouTube di Indonesia, 94 persen responden setuju bahwa YouTube memiliki konten yang relevan. Kemudian, 93 persen responden setuju bahwa YouTube memiliki konten yang memungkinkan mereka mendalami topik yang mereka minati.
Sebanyak 95 persen responden setuju bahwa YouTube memiliki konten yang beragam, dan, 89 persen responden setuju bahwa YouTube memiliki konten unik yang tidak dapat mereka temukan di tempat lain.
Pada survei Ipsos, yang menyoroti kedalaman interaksi di antara Gen Z, di sebutkan bahwa 52 persen responden Gen Z setuju bahwa mereka merasa lebih dekat dengan kreator dan artis yang mereka tonjolkan di YouTube dibandingkan di platform lain.
Pada 62 persen responden setuju mereka menggunakan YouTube karena membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain. Sedangkan, 95 persen responden menonton video yang membantu mereka belajar melakukan sesuatu satu kali atau lebih per bulan.
Metodologi
Kantar menyebut survei ini dilakukan secara online selama 15 menit dengan lebih dari 2.000-3.000 responden merupakan Penonton Video Online Gen Pop berusia 18 tahun ke atas. Responden berasal dari pasar yang berbeda.
Di Indonesia, penelitian dilakukan terhadap lebih dari 2.204 penonton video mingguan dengan rentang usia 18-64 tahun, dengan 607 di antaranya adalah penonton Gen Z.
Sementara Ipsos melakukan survei online terhadap 600 orang Indonesia berusia 18-24 tahun. Survei melihat lebih detail format, luas, dan kedalaman keterlibatan konten dari menonton Gen Z di Indonesia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.