Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti IPB University: 80 Persen Rumah di Bogor Dimakan Rayap Akibat Gunakan Kayu Cepat Tumbuh

image-gnews
Ilustrasi rayap pada perabotan. youtube.com
Ilustrasi rayap pada perabotan. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Peneliti sekaligus Guru Besar Tetap Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Trisna Priadi mengatakan mutu kayu cepat tumbuh yang saat ini banyak digunakan di sebagian besar bangunan dan rumah rentan dari ancaman 'Biodeteriorasi' dan menjadi target serangan organisme perusak, seperti rayap yang mengakibatkan kayu cepat keropos dan lapuk.

"Lebih dari 80 persen rumah di Bogor, Jakarta, Lembang, Serang, diserang rayap dan jamur pelapuk sehingga kayu cepat keropos," kata Trisna pada wartawan saat Orasi Ilmiah Guru Besar IPB.

Menurut Trisna, data tersebut meupakan hasil survei yang menyatakan jika rumah ancaman biodeteriorasi pada kayu dari pohon cepat tumbuh yang banyak digunakan masyarakat, terutama di wilayah Jabodetabek sehingga kayu cepat keropos. "Serangan Jamur pelapuk banyak menyerang komponen bangunan yang sering terbasahi, sedangkan rayap dapat menyerang kayu kering maupun basah," kata dia.

Trisna mengatakan tingginya permintaan dan penggunaan kayu struktur bangunan rumah di wilayah Jabodetabek menyebabkan peningkatan produktivitas kayu dari hutan tanaman umumnya dari jenis cepat tumbuh, "Padahal mengandung kayu muda, bermasalah dalam stabilitas dimensi dan ketahanannya dari organisme perusak," kata dia.

Tingginya risiko biodeteriorasi kayu pada bangunan di Indonesia juga, menurut Trisna, didukung dengan iklim tropis yang hangat, lembab dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. "Hasil uji lapang tanpa menyentuh tanah selama 45 hari mengungkapkan bahwa kayu sengon, mahoni, mangium dan nangka mengalami penurunan berat jenis yang signifikan oleh serangan jamur," kata dia.

Sementara jamur pelapuk Ganoderma applanatum ditemukan banyak menyerang komponen bangunan dan mampu mendegradasi kayu lebih cepat daripada jamur Schizophyllum commune. "Keduanya merupakan jamur pelapuk putih yang menyebabkan pelapukan simultan sehingga terbentuk rongga-rongga di dalam kayu, dapat menurunkan berat jenis dan kekuatan kayu," kata Trisna.

Untuk mencegah kayu cepat kropos pada strktur bangunan rumah dan meminimalisir resiko yang dapat membahayakan penghuninya, perlu melakukan modifikasi kayu ramah lingkungan dapat dilakukan dengan teknik pemanasan dengan suhu di atas 100 derajat Celcius. "Pemanasan kayu mindi dan mahoni hingga 200 derajat Celcius selama 8 jam menghasilkan kualitas permukaan yang semakin baik dengan nilai kekasaran semakin rendah yang mendukung sifat pengerjaan akhir dalam pengolahan kayu," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan untuk pemanasan di atas 150 derajat Celcius meningkatkan stabilitas dimensi kayu sengon dan mangium dengan nilai anti swelling efficiency yang meningkat seiring dengan peningkatan suhu dan waktu pemanasan. "Modifikasi ini dilakukan agar sifat higroskopisitas kayu juga berkurang sehingga mengurangi resiko serangan jamur," kata Trisna.

Dalam perlakuan panas pada kayu cepat tumbuh berhasil meningkatkan stabilitas dimensi dan ketahanan terhadap jamur pelapuk. "Ini menurunkan sifat higroskopisitas kayu serta memodifikasi warnanya," kata dia.

Bahkan penggunaan minyak nabati, terutama kemiri dengan pemanasan 140 derajat Celcius meningkatkan efektivitas pengawet kayu senyawa boron dalam menahan pencucian, serangan jamur pelapuk dan rayap sehingga mendukung penggunaan kayu dalam fungsi eksterior.

"Memang biaya produksi kayu agar terhindar dari ancaman biodeteriorasi cukup mahal, tapi dengan modifikasi ini kualitas kayu pun terjamin," kata Trisna.

Pilihan Editor: Mahasiswa IPB University Buat Sampo Kucing Tanpa Bilas, Memandikan Anabul Jadi Lebih Praktis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

5 jam lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Temuan Peneliti MIT Mengklaim AI Telah Mempelajari Cara Menipu Manusia

Kemampuan sistem AI ini dapat melakukan hal-hal seperti membodohi pemain game online atau melewati captcha.


Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

7 jam lalu

Badai matahari dikabarkan akan menghantam bumi pada akhir tahun 2023? Kenali apa itu badai matahari di artikel ini. Foto: Canva
Badai Geomagnetik Picu Gangguan Sinyal di Indonesia dan Dunia, Begini Kata Peneliti BRIN

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru yang terjadi pada 23 Maret 2024 dan dampaknya diperkirakan berlanjut hingga Mei ini.


Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

1 hari lalu

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Potensi Gempa Sesar Lembang, Peneliti BRIN Sebut Tingkat Ancaman Besar Karena Dangkal

Sampai kedalaman 4,5 meter tanah ditemukan empat kejadian gempa yang berkaitan dengan Sesar Lembang


Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

2 hari lalu

Pemindaian chip ID pada induk inti ikan nila dalam program famili seleksi. FAO/Juniati
Regal Springs Indonesia Bersama FAO dan IPB University Menggagas Transformasi Blue Food, Ini Penjelasannya

Transformasi Blue Food digagas Regal Springs Indonesia bersama FAO dan IPB Universityang menggagasnya. Apa tujuannya?


Ambisi Akreditasi Unggul, IPB Terima Kunjungan Tim Penilai Lamemda dan Lamsama

5 hari lalu

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
Ambisi Akreditasi Unggul, IPB Terima Kunjungan Tim Penilai Lamemda dan Lamsama

Para asesor lembaga akreditasi mandiri mengunjungi IPB. Mengecek mutu dua program studi doktor.


Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

10 hari lalu

Peneliti muda yang merupakan mahasiswa doktoral Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Ikhlas Abdjan. Dok. Humas Unair
Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.


Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

10 hari lalu

Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti bersama teknologi roket hasil karya BRIN. Dok. Humas BRIN
Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.


Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

11 hari lalu

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Mikrobiologi Terapan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dede Heri Yuli Yanto. Dok. Humas BRIN
Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

11 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

11 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.