TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) tahun 2023, Rabu, 23 Oktober 2023. Agenda rutin dua tahunan ini merupakan pelatihan sistem peringatan dini dan mitigasi tsunami untuk negara-negara di sepanjang tepian Samudra Hindia. Kegiatan ini dilakukan secara daring dan disiarkan langsung dari kantor BMKG Pusat.
Penyelenggaraan IOWave 2023 bertujuan untuk menguji sistem InaTEWS terkait waktu kirim dan tiba, isi dan penerima, serta menguji pemahaman isi berita dan penerjemahannya menjadi tindakan tanggap bencana, termasuk menguji rantai peringatan dini terkait uji standar operasional prosedur, keterlibatan para pihak, tautan komunikasi di daerah terkait operator 24 jam selama 7 hari termasuk kelengkapan alat komunikasi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui Plt. Deputi Bidang Geofisika, Hanif Andi Nugraha dalam sambutannya menyampaikan Kegiatan IOWave23 merupakan agenda internasional yang diselenggarakan oleh Inter-governmental Commission Group/ Indian Ocean Tsunami Warning System (ICG/IOTWS) yang diikuti serentak di 28 negara di Samudra Hindia sejak tahun 2009.
“Kegiatan ini juga sebagai perangkat efektif melatih dan menguji SOP Peringatan Dini Tsunami secara “End to End” dari hulu ke hilir yaitu dari Tsunami Service Provider (TSP) kepada National Tsunami Warning Center dan diteruskan ke Disaster Manajemen Office dan Community,” kata Hanif.
Sesuai dengan manual IOWave23 bahwa mekanisme dan skenario yang telah disepakati oleh Task Team IOWave23 terdapat empat skenario latihan dan dilaksanakan pada tanggal 4, 11, 18 dan 25 Oktober 2023. Tiga Skenario latihan tersebut dengan pusat gempa di Nicobar Island, Pantai Iran, selatan Jawa dan satu skenario non tektonik di Kerguelen Island Australia.
Pilihan dari beberapa skenario ini menjadi kesempatan pada negara-negara di Samudra Hindia untuk memilih scenario yang paling terdampak guna menguji SOP dan dilakukan perbaikan untuk diujikan kembali pada scenario berikutnya. Latihan ini sebagai salah satu bentuk kontribusi dan komitmen untuk Inisiatif Global Early Warning For All.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono menjelaskan bahwa IOWave23 exercise menggunakan skenario tsunami dari gempa bumi berkekuatan magnitude 9.0 megathrust di selatan Jawa di kedalaman 10 km.
“Dimulai serentak di Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” kata Daryono. Lebih dari 1.000 orang akan berpartisipasi dalam kegiatan latihan ini.
Latihan ini bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan SOP antarpihak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengisi pemahaman peralatan informasi sehingga melalui pengujian tersebut harapannya dapat mengetahui lebih awal apabila terdapat permasalahan di dalam sistem tersebut.
Sementara itu Direktur Peringatan Dini BNPB, Afrial Rosya mengatakan pelaksanaan agenda internasional 2 tahunan ini sebagai bentuk perwujudan dalam menangani penanggulangan bencana di Indonesia. Penyelenggaraan ini merupakan upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan persiapan baik masyarakat maupun pemerintah dalam antisipasi bencana tsunami melalui penguatan sistem peringatan dini tsunami berbasis masyarakat.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.