Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendulang Daratan untuk Hadang Abrasi dan Pengikisan Lahan

image-gnews
Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Rumah seorang warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, pesisir Karawang hancur setelah dihantam ombak dan abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana
Iklan

TEMPO.CO, Karawang – Sidin, 53 tahun akhirnya mengungsi dan membawa perabot yang tersisa dari reruntuhan rumahnya. Warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya itu memutuskan menyerah setelah rumahnya benar-benar hancur dihantam ombak. Saat mengungsi tiga tahun lalu, rumah Sidin tinggal separuh. Toilet, dapur dan satu kamar tidur telah hancur diterjang banjir rob. Bahkan laut telah jadi halaman belakang rumah mereka. Hanya dinding pembatas ruang tamu yang menjadi benteng terakhir dari abrasi. “Sekarang rumah itu tinggal kenangan, kami memulai hidup baru dan tidak tinggal di sana lagi,” ujar Sidin saat ditemui Tempo pekan lalu.

Awalnya, Sidin dan istrinya, Isem, mengungsi ke rumah anak mereka di desa tetangga. Namun karena terdampak abrasi, Pemerintah Desa Cemarajaya mendaftarkan mereka untuk direlokasi dan mendapat bantuan rumah dari pemerintah. “Ada hampir tiga ratus keluarga terdampak abrasi di desa ini yang mendapat bantuan rumah dari Pemkab Karawang dan Pemerintah Pusat,” kata Rudi Chandia, Kepala Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Senin, 30 Oktober 2023.

Rudi bercerita, terdapat 299 keluarga yang rumahnya telah hancur akibat abrasi. Rumah-rumah mereka sudah tidak tertolong dan telah menjadi lautan. “Abrasi terjadi karena dulu warga membabat hutan mangrove untuk dijadikan tambak. Tapi sekarang warga sudah paham dan tidak menebangi mangrove lagi,” ujar Rudi.

Rumah warga Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang hancur karena abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana

Masalah abrasi dikenal sebagai ancaman di pesisir Karawang. Berdasarkan pendataan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karawang, sepanjang 7,6 kilometer pesisir Karawang mengalami abrasi. “Abrasi terjadi di 6 kecamatan diantaranya Batujaya, Cibuaya, Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan. Pedes dan Tempuran termasuk area yang terdampak,” kata Kepala Dinas PUPR Karawang, Dedi Achdiyat.

Berdasarkan kajian Pusat Studi Manajemen Bencana (PSMB), Universitas Veteran Yogyakarta, pesisir Karawang merupakan salah satu bagian pantai utara Jawa yang mengalami laju abrasi tertinggi. Berdasarkan kajian PSMB Universitas Veteran, garis pantai Karawang telah mundur antara 50 hingga 300 meter ke arah daratan dalam 13 tahun. “Bahkan pada beberapa kecamatan, seperti di Cibuaya  telah menghancurkan pemukiman, jalan dan sarana umum,” kata Willy Firdaus dari PSMB Universitas Veteran, Senin, 30 Oktober 2023.

Willy menuturkan, sedimentasi dan tergerusnya pantai merupakan proses alami di semua pesisir. Namun di Karawang, abrasi menjadi lebih cepat terjadi karena sejumlah faktor. Salah satu pemicu utama adalah hilangnya hutan-hutan mangrove. Berdasarkan citra dari Landsar ETM 7+, ujar Willy, ekosistem mangrove di pesisir Karawang telah mengalami degradasi hingga 56 persen atau 194,7 hektare selama 13 tahun.

Karena benteng alami itu telah hilang, ujar Willy, menjelang akhir tahun saat masuk bulan Desember hingga Mei, masyarakat di pesisir Karawang selalu was-was karena abrasi. “Sebab pada bulan-bulan itu, angin bertiup dari arah utara, tegak lurus ke pesisir Karawang.” Kata Willy.

Sebatang Cangkul di Tanah Timbul

Namun tidak semua pesisir Karawang menyerah dan pasrah terhadap abrasi. Di sebelah timur Cemarajaya, angin laut dan banjir rob tidak selamanya meneror warga. Di Kecamatan Cilamaya, ada desa yang aman dari abrasi. Tepatnya di Dusun Pasirputih, Desa Sukajaya. Dusun itu terlindungi oleh hamparan hutan bakau dan bentang pantai ‘berpasir putih’ yang dibuat warga.

Warga setempat berhasil membentengi desa dengan merekayasa bentang alam dan vegetasi. Caranya dengan membentuk daratan, membuat hutan bakau hingga membuat pantai. “Pasir putih ini sebetulnya adalah pecahan halus terumbu karang yang ditumpuk di atas endapan lumpur yang dibawa ombak,” kata Suhaeri, warga setempat, Sabtu, 21 Oktober 2023.  

Sejak lima tahun lalu, bersama belasan rekannya, Suhaeri menjebak sedimen laut yang terbawa ombak ke daratan menggunakan alat pemecah ombak (APO). Terbuat dari rangkaian ban bekas berbentuk kubus, alat yang disebut APO strap itu diikat berderet di sepanjang pantai. “Alat itu efektif mengunci lumpur yang dibawa gelombang, sehingga tidak Kembali ke laut,” kata Suhaeri.  

Warga pesisir Karawang mengawasi alat pemecah ombak yang melindungi daratan dari abrasi. TEMPO/Hisyam Luthfiana

Keterampilan itu mereka dapatkan dari program pemberdayaan masyarakat PT. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Iman Teguh, Community Development Officer, PHE ONWJ menuturkan telah menjalankan program pembinaan di Pasir Putih sejak tahun 2017. “Program ini adalah ikhtiar menyelamatkan pemukiman dari abrasi,” ujar Iman saat ditemui Tempo Sabtu, 21 Oktober 2023.

Sebelum program ini dilakukan, ujar Iman, garis pantai telah menyentuh rumah di Dusun Pasirputih. “Saat terjadi banjir rob pada 2016, air laut masuk ke rumah warga dan banyak warga Pasirputih yang mengungsi,” kata Iman.

“Jika dibiarkan, kondisi Pasirputih akan seperti Desa Cemarajaya di Cibuaya, bisa-bisa ratusan rumah hancur dihantam abrasi,” Iman menambahkan.

Mencegah hal itu, dilakukanlah serangkaian program untuk membentengi pemukiman dari gelombang laut. Dimulai dari pemasangan penahan gelombang di sepanjang garis pantai sejauh 600 meter dari pemukiman. Sejak penahan gelombang itu dipasang, tercipta daratan berlumpur yang tidak digenangi ombak. “Setelah tercipta lahan kosong dan berhasil menjauhkan garis pantai dari pemukiman, warga menanami banyak pohon mangrove di lahan itu. “Hutan mangrove bisa memperkuat lahan dari gelombang laut. Tanaman bakau juga tumbuh baik tanpa terganggu ombak karena daratan sudah terlindungi,” kata Iman.

Taktik membuat daratan tersebut bisa dilakukan sebelum musim pasang datang. Saat gelombang sedang rendah, Suhaeri dan warga setempat memasang rangkaian pemecah ombak dari ban bekas lalu mengurug endapan yang terbawa ombak menggunakan serbuk karang yang sekilas mirip pasir putih. “Menggunakan cangkul, setiap hari kami menumpuk serpihan halus karang seperti pasir itu ke lahan kosong yang terbentengi dari ombak, sehingga terciptalah pantai berpasir putih” kata pria 54 tahun itu.

Hingga saat ini, metode tersebut telah menghasilkan tanah timbul seluas 3 hektare. Adapun garis Pantai berhasil dijauhkan sepanjang 600 meter dari rumah terakhir di Dusun Pasirputih. “Saat ini warga Pasirputih tidak ada lagi yang mengungsi saat musim pasang atau banjir rob,” kata Suhaeri.

Tanah timbul berupa hutan mangrove dan pantai pun tak hanya menjadi benteng desa dari ombak. Namun juga menjadi sebuah kawasan wisata terpadu yang berdampak secara ekonomi bagi warga Pasirputih. Setiap pekan, setidaknya 500 pengunjung berdatangan ke pantai tersebut. Di sana pengunjung bisa menikmati pantai dan mencoba berbagai produk olahan warga seperti jus buah mangrove, aneka hidangan laut hingga berbagai olahan rajungan. “Warga desa menjadi berdaya dan berpenghasilan. Selain itu, pantai ini juga mengembalikan kenangan,” kata Suhaeri.

Mengembalikan Pasir Putih

Sebelum tahun 70-an, kata Suhaeri, di perairan Pasirputih, terdapat gugusan karang bernama Gugusan Karang Sedulang. Di barisan karang itu, Suhaeri, seperti remaja Pasirputih lainnya, kerap bermain dan menguji nyali menggunakan perahu. “Gugusan karang itu dikeliilingi pasir putih yang membuat tempat ini terkenal,” kata Suhaeri.

Tidak seperti pasir di pantai utara Jawa yang identik berwarna kecoklatan bahkan hitam, gugusan Karang Sedulang dikelilingi pasir putih di sekitarnya. “Pasir putih itu menjadi ciri khas daerah kami. Karena keunikan itulah daerah ini dinamakan Pasirputih,” kata Suhaeri.

Namun gugusan karang itu kini telah hilang, begitupun pasir putih yang mengelilinginya. Gugusan karang beserta pasirnya itu ditambang untuk digunakan bermacam hal, seperti dijadikan bahan bangunan. Namun pada tahun 2007, terbit undang-undang nomor 27 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil. “Undang-undang itu melarang pertambangan pasir. Sejak saat itu penambangan pasir di gugusan Karang Sedulang disetop, namun pasir putih sudah habis dan tak terlihat di permukaan,” ungkap Suhaeri.   

Saat ini, pemandangan yang hilang puluhan tahun lalu itu telah kembali. Berkat gotong royong masyarakat dan berbagai program dari Pertamina Hulu Energi ONWJ, pasir putih kembali terlihat setelah sekian lama menghilang. “Berkat program itu dan kerja keras masyarakat, pasir putih di dusun ini bukan hanya mitos belaka. Pasir putih telah muncul kembali,” kata Suhaeri. 

Pilihan Editor: Abrasi di Muara Gembong, Puluhan Rumah Warga Rusak 

 

 

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

1 jam lalu

Ilustrasi hutan mangrove.
Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.


Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

18 jam lalu

Aksi tanam 1.000 pohon mangrove di areal pelabuhan Tanjung Api-api Banyuasin. Penanaman ini sebagai salah satu upaya menjaga potensi ekowisata di pesisir Banyuasin. Dok. Istimewa
Jaga Potensi Ekowisata di Sungsang Banyuasin, Seribuan Mangrove Ditanam di Areal Pelabuhan TAA

Mangrove juga punya potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.


Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

1 hari lalu

Agen gas tengah melayani pembeli gas LPG ukuran 3 kg dengan menunjukkan KTP di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024. Pemerintah terus mencari berbagai skenario untuk mengatur secara ketat pendistribusian gas elpiji bersubsidi atau LPG 3kg.  TEMPO/Tony Hartawan
Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.


Menanam Mangrove jadi Daya Tarik Turis di Batam, Wisata sambil Menyelamatkan Lingkungan

1 hari lalu

Beberapa orang turis Cina menanam mangrove di pesisir Pulau Batam. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Menanam Mangrove jadi Daya Tarik Turis di Batam, Wisata sambil Menyelamatkan Lingkungan

Sampai saat ini tercatat sudah 700 orang turis menanam mangrove di pesisir Batam.


Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

3 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional


Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

3 hari lalu

Wisatawan mengunjungi Museum RA Kartini di jalan Alun-alun Kota Jepara, Jawa Tengah, 19 April 2018. Museum yang didirikan pada 30 Maret 1975 dan menyimpan benda peninggalan RA Kartini beserta keluarga semasa hidup seperti foto keluarga, surat untuk teman Kartini, meja belajar dan mesin jahit serta benda yang bernilai sejarah yang ditemukan di wilayah Jepara itu mengalami lonjakan jumlah pengunjung hingga 200 persen setiap menjelang peringatan Hari Kartini, 21 April. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

April sebagai bulan RA Kartini, ketahui asal mula Kota Jepara tanah kelahirannya. Termasuk dalam catatan penulis Portugis Toem Pires.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

3 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

3 hari lalu

Seorang warga mencari kepiting di kawasan mangrove Desa Simandulang, Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, Kamis 14 Desember 2023. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Bahagia Giat Bersama melakukan pelestarian mangrove seluas 25 hektare untuk mempertahankan fungsi ekosistem mangrove Indonesia diakui dunia sebagai upaya mitigasi perubahan iklim, perlindungan kawasan pesisir, pencegahan abrasi dan tempat hidup  biota laut serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat .ANTARA FOTO/Yudi/wpa.
Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.


Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

3 hari lalu

Power plan PLTP Lumut Balai I, Semende Darat Laut beroperasi sejak 2019. Dari pembangkit milik PT. Pertamina Geothermal Energy area Lumut Balai, energi sebesar 55Mw dialirkan untuk menjaga sistem kelistrikan di Sumbagsel. TEMPO/Parliza Hendrawan
Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.


Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

3 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.