TEMPO.CO, Jakarta - Empat mahasiswa Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan inovasi pelumas mesin berbahan limbah plastik. Produk tersebut diberi nama X-PELBO: Waste Plastic to Eco-Lubricant Base Oil.
Tim bernama Lubritech ini terdiri dari Ariadne Jasmine, Fionna Aurell, Farrel Hakim dan Ni Putu Xyieloveeda Sequioa.
Secara spesifik, inovasi tim berupa pengolahan limbah plastik polypropylene atau PP menjadi base oil, yakni minyak dasar penyusun pelumas.
Berkat inovasinya, tim di bawah bimbingan Dijan Supramono ini menyabet Juara 1 kompetisi Think Efficiency 2023 untuk kategori Tribologi. Tim Lubritech berhasil menyisihkan 50 tim mahasiswa dari universitas lain di Indonesia.
Think Efficiency 2023 merupakan ajang kompetisi untuk mendorong mahasiswa dengan minat dalam bidang energi, tribologi, dan digitalisasi. Tujuannya agar mahasiswa mampu menghasilkan inovasi-inovasi yang efisien serta berdampak positif.
Cikal bakal produk inovatif ini adalah penggunaan plastik yang meroket di berbagai sektor, baik industri maupun rumah tangga. Namun sayangnya, plastik sulit terurai sehingga akan merusak lingkungan di masa depan. PP adalah salah satu jenis plastik yang paling umum digunakan. Biasanya berupa botol minuman, wadah makanan, dan berbagai kemasan konsumen lainnya. Plastik jenis PP ini berkontribusi besar dalam permasalahan akumulasi sampah plastik di seluruh dunia.
Fionna Aurell mengatakan Indonesia merupakan negara penyumbang limbah sampah plastik terbesar kedua di dunia. Adapun jumlah sampah plastik per tahun mencapai 64 juta ton.
"Untuk menangani masalah serius ini, mendaur ulang plastik menjadi kunci untuk mengurangi polusi plastik. Tim Lubritech telah menjawab tantangan ini dengan inovasi yang mereka wujudkan dalam produk bernama X-PELBO,” ujar Fionna, dilansir dari rilis UI.
Pada umumnya, pelumas mesin dibuat menggunakan base oil bermutu tinggi dari minyak bumi yang dimurnikan. Lewat inovasinya, tim Lubritech hadir sebagai solusi dan inovasi untuk mendukung lingkungan berkelanjutan melalui X-PELBO. X-PELBO dirancang dengan beragam keunggulan. Selain menjadi solusi pengolahan limbah plastik PP dengan nilai jual tinggi, produk ini mampu mengurangi ketergantungan pada sumber daya minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui.
"X-PELBO juga menonjolkan kemampuan penguapan, stabilitas dan daya pelumasan yang luar biasa. Hal lain yang menjadi keunggulan adalah harga pasar X-PELBO yang 76% lebih murah daripada produk kompetitor, dengan harga hanya Rp 11.999 per liter,” kata Ariadne Jasmine.
Tahap produksi X-PELBO
Ariadne menjelaskan proses produksi X-PELBO melibatkan tiga tahapan. Ada pirolisis, hydrocracking dan distilasi. Pada tahap pirolisis, limbah plastik PP dipanaskan tanpa oksigen pada suhu 524 derajat Celsius selama 10 menit. Proses ini bertujuan untuk memutus rantai panjang plastik PP.
Lalu pada proses hydrocracking, rantai karbon C30 akan dipecah menjadi C16. C16 adalah rantai karbon penyusun base oil yang diinginkan. Terakhir, proses distilasi atmosferik dilakukan sebanyak dua kali untuk memisahkan produk utama (C16) dari produk samping (C3 dan C8).
Produk X-PELBO juga telah diuji dan hasilnya menunjukkan viscosity index mencapai angka 120 dengan kadar sulfur di bawah 0,2 persen. Artinya, produk ini termasuk dalam base oil grup III yang merupakan salah satu base oil kelas unggul.
Dekan FT UI Heri Hermansyah mengatakanninovasi Tim Lubritech membuktikan bahwa mahasiswa FT UI memiliki daya kritis yang kuat dan mampu memberikan alternatif inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan.n"Tim Lubritech tidak hanya menghadirkan solusi yang brilian, tetapi juga memberikan inspirasi tentang potensi besar generasi muda Indonesia dalam mengatasi tantangan energi dan lingkungan," ujarnya.
Pilihan Editor: Mahasiswa FTUI Rancang Jembatan dengan Aspal dari Limbah Plastik, Raih Juara di Kompetisi Internasional