TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia terus bertambah. Peningkatan jumlah kasus itu perlu menjadi kewaspadaan bagi masyarakat, termasuk di sekolah.
Karena itu, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) meminta para guru dan siswa di sekolah menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) demi mencegah penularan cacar monyet. “Jadi kalau kondisi seperti ini ya sekolah juga harus memperketat penyediaan sabun-sabun cuci tangan, mengefektifkan lagi penggunaan wastafel,” kata Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti, Rabu, 8 November 2023.
Menurut Retno, kebersihan juga perlu ditingkatkan di lingkungan kantin sekolah yang menyediakan makanan untuk para siswa. “Semuanya harus bersih, karena apa pun penyakitnya kalau semuanya bisa menjaga kebersihan Insya Allah bisa terhindar, termasuk cacar monyet atau Mpox ini,” ujarnya.
Retno pun menyarankan orang tua untuk mempersiapkan bekal makanan sehat untuk anak-anaknya. Tujannya agar anak-anak tetap memiliki daya tahan tubuh yang baik dalam menjalankan berbagai aktivitas di sekolah.
Anak perlu jaga kesehatan
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania mengatakan daya tahan anak-anak perlu dijaga di tengah merebaknya lagi kasus cacar monyet. Meski jarang terjadi ada anak, namun mereka yang berusia di bawah 8 tahun memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa dalam mengalami gejala cacar monyet yang lebih berat.
Inggris meminta masyarakat berupaya untuk menjaga kekebalan tubuh, terlebih virus ini bisa menular dengan cepat lewat interaksi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat 35 kasus cacar monyet di Indonesia. Dari jumlah itu, 29 kasus di antaranya berada di wilayah DKI Jakarta, lima kasus di Jawa Barat dan satu kasus lainnya di Banten.
Pilihan Editor: Kasus Cacar Monyet Terus Bertambah, Menyebar Tak Hanya di Wilayah Jakarta