TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Universitas Jambi atau Unja menciptakan inovasi untuk mengubah air gambut menjadi layak konsumsi. Inovasi ini merupakan bagian dari Program Inovasi Desa di bawah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Tim mulai menyosialisasikan suplai air bersih, sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat di Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muaro Jambi sejak 23 Agustus sampai 2 Desember 2023.
Tim yang terdiri dari 14 orang mahasiswa Teknik Lingkungan yang dibimbing oleh Naswir. M. Alvito Dif Putra, salah satu anggota tim menceritakan persiapan mereka dalam merealisasikan inovasinya. Persiapan pertama tim adalah mencari topik yang hendak dibahas. Baru kemudian melakukan survei untuk mencari lokasi yang tepat dengan topik tersebut.
“Setelah itu, kami mencari dosen pembimbing yang kompeten dengan apa yang akan kami lakukan ke depannya,” kata Alvito melansir laman resmi Unja, Kamis, 9 November 2023.
Motivasi awal dari inovasi Alvito dan kawan-kawan adalah mempraktikkan ilmu teori yang didapatkan dari kampus agar berguna bagi masyarakat. Mereka melihat bahwa Desa Gambut Jaya berpotensi sebagai tempat pengabdian yang tepat karena memiliki beberapa permasalahan berkenaan dengan keilmuan teknik lingkungan.
Penyusunan program kerja dilatarbelakangi oleh berlimpahnya sumber daya air gambut di Desa Gambut Jaya yang tidak diolah dengan baik. Akibatnya, sumber daya air gambut pun tidak dimanfaatkan secara optimal. Tim juga melihat kualitas air di sejumlah titik, salah satunya di Sekolah Dasar Negeri 227/IX Gambut Jaya yang tidak layak pakai. Warnanya sangat hitam.
Melihat kondisi perairan dan lingkungan yang demikian, tim berasumsi bahwa hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Mereka pun merancang tiga program kerja yang diharapkan dapat menjadi solusi.
Pertama, suplai air bersih dan air minum layak konsumsi. Tim memulai dengan pembuatan bahan baku dengan Teknologi CCBN5651 untuk menjernihkan air gambut. Setelah itu, mereka membuat depot air minum sederhana sebagai sarana untuk mengolah air bersih. Air tersebut diolah menjadi air minum layak konsumsi yang akan didistribusikan kepada masyarakat.
Kedua, ada program sanitasi lingkungan. Awalnya, tim mengolah air baku di SDN 227/IX Gambut Jaya menjadi air bersih dengan alat penyaring air. Dengan demikian, air yang tersedia menjadi lebih layak untuk digunakan, sehingga meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan sekolah. Di samping itu, mereka juga membuat tempat sampah dengan metode timbun.
Ketiga, program kesehatan lingkungan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat melalui penyuluhan kesehatan terhadap warga Desa Gambut Jaya. Narasumber dari Puskesmas Desa Gambut Jaya akan berbicara dalam penyuluhan ini. Masyarakat akan dikumpulkan dan diedukasi mengenai kesehatan lingkungan. Selain itu, tim akan memberikan bubuk pembasmi nyamuk kepada masyarakat.
Naswir selaku dosen pembimbing mengatakan, kegiatan ini adalah lanjutan dari implementasi paten air gambut menjadi air bersih yang dibiayai Badan Riset dan Inovasi Nasional tahun 2021. “Tujuannya untuk membangun dan memajukan desa oleh mahasiswa bersama masyarakat. Bentuk program kerjanya membantu suplai air bersih, sanitasi lingkungan, dan edukasi masyarakat tentang kesehatan lingkungan."
Proyeksi ke depannya, Alvito berharap agar masyarakat Desa Gambut Jaya dapat merasakan perubahan atau dampak positif dari program kerja mereka yang telah direalisasikan. Selain itu, ia berharap agar infrastruktur yang dibangun di desa tersebut dapat terjaga agar kebermanfaatannya dapat dirasakan terus-menerus.
"Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat serta pemerintahan daerah. Jika memungkinkan, untuk terus mendukung keberlanjutan dari program ini dengan cara memfasilitasi pembuatan bahan baku penjernihan air,” ujar Alvito.