TEMPO.CO, Jakarta - Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS, Agoes Santoso, mendorong optimalisasi peran kampus dalam industri pertahanan. Menurutnya, kampus dapat bertindak sebagai pilar keempat dalam pengembangan industri pertahanan nasional yang berwawasan lingkungan.
Agoes mengatakan, kampus teknik di Indonesia harus menunjukkan kompetensi yang tinggi dalam pengembangan alat utama sistem senjata atau alutsista, di tengah gempuran teknologi ramah lingkungan. “Saat ini, kampus tidak hanya berperan sebagai forum teoritis, tetapi juga menjadi pusat penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan produk teknologi unggulan,” ujarnya melansir rilis ITS pada Senin, 13 November 2023.
Menurut Agoes, pendekatan untuk memenuhi tuntutan alutsista yang ramah lingkungan saat ini berkembang ke dua arah. Keduanya adalah menurunkan tingkat polusi serta meningkatkan efisiensi. “Dalam konteks kemaritiman, peningkatan efisiensi motor bakar dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengurangi polusi udara,” sambung dosen Teknik Sistem Perkapalan ini dalam orasi ilmiahnya.
Guru Besar ke-170 ITS itu mengatakan, kampusnya telah mempertimbangkan solusi yang juga fokus pada kelestarian sumber daya serta pengelolaan dampak lingkungan. Artinya, tak hanya fokus pada efisiensi alutsista saja. Hal ini mencakup keragaman sumber daya, penurunan konsumsi, peningkatan efisiensi, dan manajemen risiko yang lebih baik.
“Penurunan emisi gas buang di kapal menjadi salah satu aspek yang diatur oleh pemerintah Indonesia sebagai anggota International Maritime Organization,” kata Agoes.
Ide pengembangan alutsista seperti itu, kata Agoes dapat membantu mengurangi dampak polusi di tingkat nasional, bahkan global. Hal ini disebutnya sebagai tantangan besar yang mendorong kampus teknik untuk mengembangkan teknologi militer yang ramah lingkungan tanpa mengurangi performa.
Dengan konsep tersebut, Agoes berharap adanya kontribusi yang signifikan dalam pengembangan alutsista berwawasan lingkungan. Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi dalam pengembangan militer diharapkan tidak hanya memberikan manfaat teknis. Namun lebih daripada itu, juga bermanfaat terhadap finansial dan kontribusi terhadap kedaulatan negara.
Agoes menekankan, perguruan tinggi juga harus memahami bahwa industri pertahanan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Penelitian yang dilakukan sivitas akademika harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. “Inovasi seperti internet of things, artificial intelligence, otomatisasi terintegrasi, big data, dan sumber daya terbarukan harus menjadi perhatian utama.”
Ia menilai, gabungan inovasi teknologi dengan kelestarian lingkungan termasuk langkah progresif yang harus diambil oleh kampus teknik. “Melalui komitmen ini, perguruan tinggi sebagai pilar keempat industri pertahanan nasional memiliki potensi untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mengembangkan alutsista yang ramah lingkungan,” tutur Agoes.
Pilihan Editor: Mahasiswa Unpad Bikin Produk EasyBath, Bisa Mandi Tanpa Bilas