Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

ESDS, Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis AI Buatan Mahasiswa UGM

Reporter

image-gnews
Kelompok mahasiswa UGM yang membuat alat deteksi dini stunting dengan teknologi AI. Dok. UGM
Kelompok mahasiswa UGM yang membuat alat deteksi dini stunting dengan teknologi AI. Dok. UGM
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Angka stunting di Indonesia yang masih tinggi menjadi latar belakang munculnya ide alat deteksi dini stunting Electronic Stunting Detection System (ESDS). Alat berbasis kecerdasan buatan (AI) ini dibuat oleh sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Ketua tim pengembang ESDS A.A. Gde Yogi Pramana mengatakan deteksi dini stunting sebenarnya sudah dilakukan oleh kader posyandu di tengah masyarakat. Sayangnya, sering terjadi kesalahan terhadap keakuratan dalam mengukur dan mengevaluasi pertumbuhan pada anak yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan kader dan tidak sesuainya alat pengukur dengan standar antropometri.

Pengukuran anak di bawah dua tahun biasanya diukur menggunakan infantometer board dan timbangan. Sementara bagi posyandu yang tidak memiliki biasanya panjang badan diukur menggunakan alat seadanya. Hal tersebut membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat karena alat yang digunakan tidak sesuai dengan standar persyaratan antropometri anak di bawah usia dua tahun.

“Saat memakai timbangan dacin yang berbasis manual dengan model ayunan seringkali dalam proses penimbangan pengukuran tidak akurat karena bayi merasa tidak nyaman dan banyak bergerak," kata Yogi dalam laman UGM, Selasa, 21 November 2023.

Tak jarang, proses kalibrasi timbangan ilakukan dengan cara menambahkan kerikil yang dimasukkan ke dalam plastik kemudian diikat di ujung timbangan dacin agar timbangan tersebut tepat berada di titik nol. "Itu rentan bagi alat tersebut untuk melakukan kesalahan pengukuran,” kata Yogi.

Yogi menuturkan ESDS merupakan hasil pengembangan dari produk yang telah ada sebelumnya dengan modifikasi pada framework sistem informasi yang digunakan, yaitu codeigniter. Produk ini terintegrasi dengan sistem informasi yang tersedia dalam bentuk website application dan mobile application yang menampilkan informasi tumbuh kembang anak,  status gizi pada bayi dua tahun, indikasi stunting atau tidak pada anak, edukasi sederhana terkait gizi anak, serta menampilkan riwayat tumbuh kembang anak. Metode pencatatan secara digital dapat mempercepat proses pemutakhiran data dengan basis data pusat secara realtime.

“Alat ini terintegrasi dengan web-application untuk mengendalikan alat ukur bagi kader yang melakukan antropometri dan menampilkan laman untuk registrasi bayi,” kata Yogi.

Cara kerja alat

Yogi menjelaskan alat ini dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat. Alat juga dapat menyimpan hasil pengukuran secara otomatis sebagai data di aplikasi yang telah terintegrasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangannya dapat dipantau secara berkala untuk mendeteksi secara dini gejala stunting pada anak di bawah umur dua tahun dengan bantuan machine learning. Alat ESDS berbasis artificial intelligence ini dirancang agar dapat menghemat waktu serta meminimalkan kesalahan pengukuran karena faktor kesalahan manusia yang masih menggunakan alat ukur secara konvensional,” kata Yogi.

Mahasiswa program International Undergraduate Program (IUP) Elektronika dan Instrumentasi ini mengembangkan ESDS bersama dengan keempat rekannya, yaitu Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis) serta Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan). Alat ini dikembangkan melalui dana hibah dari Dikti dan berhasil lolos melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2023.

Anggota tim lain, Faiz mengatakan pengambilan keputusan apakah anak terindikasi stunting atau tidak digunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengen Ensemble Learning. Algoritma tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan algoritma lainnya, yaitu pelatihan pada data terjadi hanya saat ingin melakukan prediksi sampel sehingga algoritma dapat berjalan lebih cepat.

Dengan begitu Ensemble Learning dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis seperti pada data pengukuran stunting yang terus bertambah setiap kali melakukan pengukuran.

Saat balita ditimbang pada permukaan alat atau area yang telah disediakan, maka sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang. Selanjutnya, hasil pembacaan tersebut akan dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor. Lalu, LCD akan menampilkan hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur.

Lebih jauh, ESDS diharapkan bisa dimanfaatkan dan berkontribusi bagi penurunan angka stunting di Indonesia. Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun masih tinggi yakni sebesar 21,6 persen. Pemerintah menargetkan angka stunting bisa turun di angka 14 persen.

Pilihan Editor: Peneliti dari UGM: Wolbachia Hanya Dapat Hidup di Serangga

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

11 jam lalu

Sosok bertopeng Presiden Jokowi menerima sertifikat Alumnus UGM Paling Memalukan dari BEM UGM di Yogyakarta Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

"Sertifikat ini juga akan kami kirimkan langsung ke beliau (Jokowi), tapi lewat pos saja, karena kita malas di sana banyak tikus," kata Gielbran.


Biaya Kuliah Fakultas Hukum UGM Jenjang S1, S2, S3 Terbaru

16 jam lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Biaya Kuliah Fakultas Hukum UGM Jenjang S1, S2, S3 Terbaru

Biaya kuliah Fakultas Hukum UGM terbaru jenjang S1-S3, mulai Rp0 hingga Rp 75,5 juta per semester.


Nezar Patria: Pengembangan AI di Indonesia Perlu Data dari Dalam Negeri

17 jam lalu

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam acara Diskusi Multi-Pemangku Kepentingan untuk Pengembangan Kerangka Etika Kecerdasan Artifisial di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 5 Desember 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Nezar Patria: Pengembangan AI di Indonesia Perlu Data dari Dalam Negeri

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan pengembangan AI di Indonesia perlu data dari dalam negeri agar tepat guna.


Gibran Kerap Mangkir Acara Debat, BEM UGM : Pengecut Intelektual

1 hari lalu

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Gibran Kerap Mangkir Acara Debat, BEM UGM : Pengecut Intelektual

BEM KM UGM menilai ketidakhadiran Gibran di berbagai forum debat sebagai bentuk kepengecutan intelektual.


Baliho Jokowi Alumnus Paling Memalukan Terpasang di Bundaran UGM, BEM: Gagal Memimpin

1 hari lalu

Baliho besar bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Baliho Jokowi Alumnus Paling Memalukan Terpasang di Bundaran UGM, BEM: Gagal Memimpin

BEM UGM memasang baliho bergambang Presiden Jokowi bertuliskan 'Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan'.


Gibran Janjikan Pembenahan Lingkungan Kumuh

1 hari lalu

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka membagikan susu kemasan ke warga di area car free day Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu, 3 Desember 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Gibran Janjikan Pembenahan Lingkungan Kumuh

Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka menjanjikan perbaikan sanitasi dan lingkungan kumuh untuk cegah stunting.


Ciri-ciri Anak Mengalami Stunting

1 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
Ciri-ciri Anak Mengalami Stunting

Stunting atau gagal tumbuh merujuk pada kondisi di mana seorang anak memiliki tinggi badan yang rendah sesuai dengan usianya.


1.281 Mahasiswa Prasetiya Mulya Diwisuda, Lulusan Didorong Unggul di Bidang Teknologi

1 hari lalu

Wisuda Prasetiya Mulya. Dok: Prasmul.
1.281 Mahasiswa Prasetiya Mulya Diwisuda, Lulusan Didorong Unggul di Bidang Teknologi

Sebanyak 1.281 mahasiswa diwisuda berasal dari beberapa program studi.


BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

1 hari lalu

Ilustrasi stunting. freepik.com
BKKBN Sebut Angka Stunting di Jawa Tengah Turun tapi Kecil, Ini Langkah yang Ditempuh

BKKBN menyebut kondisi stunting di Jawa Tengah penurunan dari tahun 2021 ke tahun 2022. Namun, angka penurunannya diakui masih kecil.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kisah Anak Papua Lulus S1 Kedokteran UGM, Risiko Banjir Bandang

2 hari lalu

Rivaldy Bram Waromi. Istimewa
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kisah Anak Papua Lulus S1 Kedokteran UGM, Risiko Banjir Bandang

Topik tentang Rivaldy Bram Waromi, wisudawan Pendidikan Dokter UGM asal Nabire menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.