TEMPO.CO, Jakarta - Carissa Tibia Walidayni menamatkan studi S2 pada program studi Sains Manajemen di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun ini dengan prestasi cemerlang. Ia meraih indeks prestasi kumulatif sempurna, yakni 4.00 dan publikasi jurnal Scopus Q1. Carissa menjadi salah satu mahasiswa terbaik di program studinya.
“Hard work paid off. Bersyukur sekali, Alhamdulillah dan sangat berterima kasih pada keluarga, dosen, tenaga kependidikan, kolega, dan teman atas dukungannya,“ ucap Carissa Tibia Walidayni dilansir dari situs ITB pada Selasa, 28 November 2023.
Setelah lulus, Carissa berencana mencari pengalaman di dunia industri, khususnya dalam riset dan analisis data. Jika telah mendapatkan cukup pengalaman, ia pasang target untuk lanjut studi ke jenjang doktoral.
Pada awalnya, motivasi utama Carissa melanjutkan pendidikan adalah berkat dorongan orang tuanya. Namun, setelah mempertimbangkan kembali, ia menyadari bahwa pendidikan S2 telah menjadi hal yang umum saat ini. Akhirnya, ia memfokuskan dirinya untuk belajar lagi.
Selama menjalani perkuliahan, Carissa merasakan banyak manfaat. Misalnya dalam kemampuan berpikir strategis, kritis, dan sistematis serta pengambilan keputusan berbasis data. Lalu, analisis mendalam untuk memahami masalah, kreatif dalam menyusun solusi, serta keterampilan komunikasi yang baik. Poin-poin itulah yang menjadi bekal penting bagi Carissa dalam membangun nilai dirinya.
Poin plus lainnya adalah studi S2 membantu Carissa memperluas jaringan profesional. Poin ini diharapkan dapat membantunya dalam membangun karier. “Prinsip saya selama menjalani S2 yaitu kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas,” kata Carissa.
Tantangan manajemen waktu
Tantangan terbesar yang dihadapi Carissa selama studi magister adalah mengatur waktu, tenaga, dan pikiran antara kuliah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Bagi Carissa yang berkuliah sembari bekerja sebagai asisten dosen dalam beberapa proyek, multitasking menjadi kunci utama.
Ia menyatakan, faktor penting dalam mengendalikan tantangan tersebut adalah pengaturan waktu yang baik, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta dukungan dari dosen dan tenaga kependidikan.
Sebagai mahasiswa, Carissa jelas berhadapan dengan tugas-tugas perkuliahan, penulisan tesis, dan publikasi jurnal. Di tengah kesibukan itu, ia selalu menyempatkan waktu untuk bersosialisasi. Ia bergaul dengan dosen, tenaga kependidikan, senior, kolega, dan teman-teman.
Dengan cara itu, Carissa terbantu dalam mengumpulkan informasi dan menyusun strategi yang tepat. Menurut Carissa, bersosialisasi dengan lingkungan menjadi hiburan sekaligus dukungan dalam menghadapi kejenuhan.
Tips belajar efektif
Carissa berbagi tips dan strategi belajar efektif yang membantunya menggapai prestasi. Selain kerja keras, kerja cerdas juga penting. Jika ia kesulitan memahami materi perkuliahan, Carissa selalu berdiskusi dengan dosen maupun teman.
Tak melulu di kelas, ia kerap belajar bersama sambil nongkrong di kafe untuk mengusir rasa jenuh. Diskusi dengan dosen dan tenaga kependidikan juga sangat membantunya dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, penulisan tesis, serta publikasi jurnal.
Ia menambahkan, ITB memberikan dukungan yang besar dalam prosesnya meraih prestasi. Mulai dari fasilitas teknis seperti literatur, perangkat lunak pengolahan dan visualisasi data, hingga administrasi riset dan publikasi jurnal. Di samping itu, dukungan mental dari dosen dan tenaga kependidikan turut membantunya menghadapi tantangan di kampus.
Carissa berterima kasih kepada semua yang telah mendukung dan membantu selama perjalanannya menjalani studi Magister. Ia berharap prestasinya dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk selalu berjuang dan menggapai prestasi.
“Kita sudah tahu bahwa mengambil keputusan S2 ini pasti ada konsekuensinya, tapi pada akhirnya kita tetap maju dan di sinilah kita sekarang. Berani memulai, berani juga menyelesaikan,” tutur Carissa.
Pilihan Editor: Galih Sulistyaningra, Guru SD Lulusan UCL Inggris dengan Beasiswa LPDP