TEMPO.CO, Jakarta - Kasmin Irwan mendapatkan penghargaan sebagai Guru Dedikatif melalui Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan atau Apresiasi GTK 2023. Apresiasi ini diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi kepada sosok GTK yang telah mengabdikan dan mendedikasikan dirinya pada satuan pendidikan di daerah khusus dan di bawah binaan kementerian, baik itu di satuan pendidikan formal maupun non-formal.
Kemendikbud mengumumkan nama-nama dalam Apresiasi GTK bersamaan dengan momen Hari Guru 2023. Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Santi Ambarukmi mengatakan kementerian ingin menjadikan peringatan HGN 2023 sebagai ruang apresiasi dan penghargaan kepada GTK yang terus belajar berbagi serta berkolaborasi.
"Tentu tujuannya demi memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas pada murid-murid," kata Shanti dalam diskusi daring pada Kamis, 30 November 2023.
Kasmin yang mengajar di Sekolah Menengah Pertama YPPIGI Nenei, Kabupaten Manokwari Selatan, Papua Barat itu mulanya mendapatkan informasi mengenai program Apresiasi GTK 2023 dari media sosial. Sebelumnya, ia memang sudah membuat akun sebagaimana yang dibutuhkan.
Namun, Kasmin terlambat untuk melengkapi video dan naskah sebagai persyaratan. Ia pun dihubungi oleh admin di provinsi dan diminta untuk melengkapinya.
"Saya sudah tidak ada waktu lagi untuk membuat video dan naskah. Besok pengumuman, baru saya buat video-video selama saya mengabdi. Kalau guru dedikatif itu sudah ada video memang, tinggal kita menyusunnya sesuai persyaratan. Kemudian menunggu pengumuman," kata Kasmin.
Ketika hasilnya diumumkan, ternyata Kasmin lulus untuk diwawancarai pada tingkat provinsi. Lagi-lagi, ia lulus dan akhirnya mewakili Papua Barat untuk melaju ke tingkat nasional.
"Akhirnya dari 22 peserta nasional, kami masuk (menjadi) salah satu dari 5 terbaik," kata Kasmin.
Kasmin menekankan guru dedikatif merujuk kepada pengabdian dan pengorbanan para GTK di pedalaman. Menurut dua, ada dua faktor yang mengantarkannya terpilih menjadi Guru Dedikatif dalam Apresiasi GTK 2023.
Pertama, faktor internal atau dari dirinya sendiri. Ia berupaya membuat video konten beserta naskah, lalu mempresentasikannya di depan penguji. Sedangkan dari faktor eksternal meliputi usahanya sepanjang pengabdian serta dukungan keluarga.
"Secara eksternal, tidak mungkin saya hadir begitu saja. (Saya) juga memberikan review, juga memberikan pendampingan, dan (dukungan) keluarga. Secara konten, saya menyebutnya mestakung atau semesta mendukung," kata Kasmin.
Tak goyah di tengah keterbatasan akses listrik dan internet
Konten video yang diunggah oleh Kasmin sebagai persyaratan Apresiasi GTK adalah upayanya mewujudkan Merdeka Belajar di daerah dengan pemanfaatan bantuan chromebook dari pemerintah pusat dan penggunaan aplikasi Quiziz. Ia mengenalkan kepada siswanya tentang cara mengetik, sebab mereka belum kenal dengan teknologi dan informatika. Namun di samping itu, keterbatasan akses listrik dan internet menjadi tantangan baru.
"Internet (di sana) kalau kita buka status WhatsApp itu lama sekali untuk bisa dibuka. Terus listrik listrik menyala dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi," kata Kasmin.
Platform Merdeka Mengajar atau PMM besutan Kementerian Pendidikan yang mestinya mendukung pekerjaan Kasmin justru sulit diakses karena akses internet dan listrik yang masih sangat terbatas. Akibatnya, ia dan guru-guru lain tidak bisa mengakses PMM secara daring.
Akan tetapi, sebagai alternatif, Kementerian Pendidikan juga memberikan dukungan khusus berupa versi luring dari PMM. Namanya Awan Penggerak.
Kasmin menjelaskan Awan Penggerak merupakan platform khusus yang dihadirkan sebagai solusi alternatif dalam implementasi Kurikulum Merdeka di daerah khusus yang terbatas pada akses internet. “Awan Penggerak menggunakan router khusus, sehingga tidak membutuhkan jaringan internet," kata dia.
Sementara itu, kendala listrik pun bisa diatasi. Kasmin bersama guru lainnya menggunakan bantuan power bank yang menyimpan daya.
"Dengan demikian, kami bisa melakukan pelatihan mandiri, melihat video-video inspirasi, mengakses buku-buku, dan sebagainya,” kata Kasmin.
Adapun tantangan lainnya datang dari faktor sosial dan kesalahan data masyarakat, khususnya peserta didik. "Kami melakukan aksi nyata, saya mengunjungi rumah-rumah warga atau orang tua siswa, termasuk yang tidak ada datanya. Saya kan selain mengajar, juga operator. Jadi kalau datanya anak ini bermasalah, pasti akhirnya juga bermasalah," kata Kasmin.
Pilihan Editor: Pemerintah Siapkan Reward Hingga Insentif bagi Guru yang Mengabdi di Daerah 3T