TEMPO.CO, Jakarta - Curah hujan dengan intensitas rendah dan tinggi berpotensi terjadi setelah banjir bandang melanda desa di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengimbau masyarakat dan unsur Forkopimda setempat untuk waspada terhadap bencana susulan.
"Diperkirakan ke depan masih berlangsung hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Kita harus meningkatkan kewaspadaan (bencana susulan)," kata Suharyanto lewat keterangan yang diterima Tempo, Senin, 4 Desember 2023.
Diketahui, banjir bandang yang hantam Kecamatan Baktiraja terjadi Jumat, 1 Desember 2023, lalu. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, banjir bandang menimbulkan korban jiwa dan orang hilang, saat ini tim gabungan masih terus melakukan pencarian.
Kendati sudah berjalan empat hari sejak banjir bandang hantam desa tersebut, menurut Suharyanto, potensi bencana susulan masih akan terjadi. Sebab itu, pihaknya meminta kepada pejabat terkait untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
Suharyanto saat ini sedang berada di lokasi bencana, tujuannya untuk memastikan seluruh mitigasi dan penanggulangan dampak bencana berjalan maksimal.
"Apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di zona merah atau lereng tebing segera dievakuasi," ungkap Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan di Kantor Bupati Humbang Hasundutan.
Respons cepat untuk evakuasi jika terjadinya hujan dengan durasi yang lama itu bukan tanpa sebab, Suharyanto berpendapat bahwa banyak korban jiwa yang terjadi akibat bencana susulan, akibat kurang waspada pasca bencana.
"Dari rentetan kejadian banjir bandang dan tanah longsor yang memakan korban rata-rata disebabkan karena masyarakat tidak atau terlambat melakukan evakuasi saat terjadi hujan intensitas tinggi dalam durasi cukup lama," jelas Mantan Pangdam V Brawijaya itu.
Terkait dampak bencana banjir bandang, dilaporkan sebanyak 11 orang dinyatakan hilang pada saat kejadian. Hingga kini masih terus dilakukan penyisiran ke lokasi bencana oleh tim terkait.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan banjir bandang di Humbang Hasundutan dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan faktor lainnya.
"Seorang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia atas petaka yang terjadi. Sementara itu, banjir bandang juga memaksa kurang lebih 200 jiwa mengungsi," kata Abdul Muhari.
Lebih lanjut, kehadiran Kepala BNPB di lokasi bencana juga bagian dari agenda penyerahan bantuan Dana Siap Pakai (DSP), logistik dan peralatan pengungsian.
"Peralatan (yang akan disalurkan) meliputi tenda pengungsian, sembako, selimut, matras, velbed, lampu penerangan, genset listrik dan pompa air," ujar Abdul Muhari.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.