TEMPO.CO, Jakarta - Salah tafsir menyoal Ferienjob di Jerman bagi mahasiswa Indonesia masih menjadi pergolakan. Lewat Ferienjob itu, selama tiga bulan, mahasiswa bekerja, seperti mengemas barang, mengantarkan paket, mengangkat barang dan pekerjaan yang mengandalkan tenaga fisik lainnya. Padahal Ferienjob di Jerman adalah kesempatan kerja khusus bagi mahasiswa yang tengah libur resmi semester, bukan program magang.
Ferienjob dianggap bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM. Itu merupakan program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang bertujuan mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Nizam telah menegaskan Ferienjob bukan bagian dari MBKM meskipun mahasiswa mendapatkan pengalaman baru dan bisa belajar budaya. "Memang mahasiswa belajar bekerja. Ya, itu ya baik-baik saja. Itu kan juga melatih resiliensi, menjadi tahan banting dan mengetahui bagaimana kerja dj Jerman, misalnya ya. Belajar budaya juga. Dari kacamata itu sih, mahasiswa dapat pengalaman. Tapi dari kacamata MBKM, sebetulnya kurang pas," kata dia kepada Tempo.
Lewat surat tertanggal 27 Oktober 2023, Nizam mengimbau agar Ferienjob di Jerman bagi mahasiswa Indonesia dihentikan, baik untuk kegiatan yang sedang berlangsung maupun yang akan berangkat. Akan tetapi, kata Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI (KBRI) di Berlin Jerman Devdy Risa, hanya pemberangkatan setelah surat tersebut yang diberhentikan. Sementara itu, kegiatan yang tengah berjalan di Jerman tetap dilanjutkan.
"Informasinya selesai Desember, mereka berangkat Oktober. Jadi, mereka yang ada di sini akan menyelesaikan sampai akhir, baru pulang, kecuali yang bermasalah," kata Devdy.
Devdy mengatakan beberapa mahasiswa yang menjalani Ferienjob di Jerman mengadukan beragam masalah ke KBRI Berlin. Ada mahasiswa yang ingin pulang, namun terhalang sebab tiket pesawat telah dipesan sesuai jadwal berakhirnya Ferienjob. Mereka punya pilihan untuk mengubah jadwal pesawat, tapi butuh biaya lagi. Selain itu, ada mahasiswa yang mengadukan masih belum mendapatkan pekerjaan sehingga mahasiswa tak mempunyai pemasukan.
"Yang memang memiliki orang tua berkemampuan (ekonomi), ya kemudian dia menyesuaikan tiketnya, terus pulang. Ada saya dengar beberapa yang sudah pulang, tapi kebanyakan mereka masih berusaha untuk bertahan," kata Devdy.
KBRI Berlin menerima hingga 13 jenis laporan pengaduan dalam kasus Ferienjob, di antaranya:
1. Kontrak antara peserta dan agen penyalur hanya ditulis dalam bahasa Jerman tanpa terjemahan
2. Ketidakjelasan jenis pekerjaan dan tempat kerja masing-masing peserta sebelum berangkat ke Jerman
3. Kontrak kerja antara peserta dan pemberi kerja tidak disampaikan sebelum peserta tiba di Jerman
4. Jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh pihak agen rekrutmen
5. Peserta tak kunjung disalurkan ke pemberi kerja setelah tiba di Jerman, tanpa kejelasan waktu kapan mulai bekerja
6. Pemutusan kontrak kerja sepihak
7. Pengaturan akomodasi yang tidak jelas
8. Tantangan dan risiko seperti kondisi kerja, finansial, dan sosial yang tidak dijelaskan secara transparan kepada calon peserta sejak awal
9. Persoalan gaji
10. Masa berlaku visa dengan jadwal keberangkatan atau kepulangan tidak sinkron, sehingga peserta harus mengeluarkan biaya untuk penjadwalan ulang tiket pesawat
11. Mengalami sakit, kelelahan fisik maupun mental, dan dirawat di rumah sakit akibat pekerjaan manual yang terlalu berat
12. Diskriminasi terhadap mahasiswi yang menggunakan atribut keagamaan tertentu
13. Ketidakjelasan mengenai pungutan yang akan diminta oleh agen, baik di Indonesia atau Jerman.
Di samping 13 permasalahan tersebut, kata Devdy, mahasiswa Ferienjob dari Indonesia mengalami gegar budaya. Misalnya dari segi cuaca hingga kehidupan sosial di Jerman.
Per 13 Desember, KBRI Berlin masih menerima laporan dari mahasiswa. "Masih kami dengar lagi. Karena bagaimanapun ini kerja kasar ya. Sudah pastilah ada yang bermasalah. Ada yang diberhentikan, mereka terkatung-katung, banyak hal lain juga yang memang teman-teman itu banyak baru menyadarinya di sini," ujar Devdy.
Selanjutnya, hal yang keliru dari Ferienjob ...