TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan 11 nama panelis dalam debat cawapres pada 22 Desember mendatang. Ke-11 panelis inilah yang akan merumuskan daftar pertanyaan mengenai topi yang menjadi tema debat kedua.
Masih sama dengan debat pertama, Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa pemilihan panelis berdasarkan penilaian rekam jejak dan latar belakangnya. Mereka akan menjalani karantina selama tiga hari, mulai 20-22 Desember.
Debat untuk adu gagasan antara Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud Md itu dijadwalkan pukul 19.00 WIB di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat. Prosesi debat akan dipandu oleh Alfito Deannova dan Liviana Cherlisa.
Ketiga cawapres akan menyampaikan sudut pandang mereka mengenai topik ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Siapa saja sosok 11 panelis yang bertugas merumuskan pertanyaan untuk ketiga cawapres?
1. Agustinus Prasentyantoko
Agustinus adalah ekonom sekaligus Rektor Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta periode 2015-2023. Ia memiliki konsentrasi pada bidang ekonomi sains. Ia mendapatkan gelar S1 dari UGM dan gelar S2 dari Universities Des Science et Technologies de Lille P.
Sementara gelar S3 ia dapatkan dari Ecole Normale Supérieure–Lyon, Prancis. Agustinus juga tercatat aktif sebagai peneliti di Harvard Kennedy School of Government, Harvard University, Oxfam, Business Watch Indonesia, Indonesia, Centre for Financial Policy Study, Jakarta, hingga Centre Information of Law-Economic Studies, Jakarta.
2. Ahmad Alamsyah Saragih
Alamsyah Saragih merupakan pakar keterbukaan informasi dan perlindungan data pribadi. Ia menjadi anggota Ombudsman RI pada 2016-2020. Ia juga pernah menjadi Ketua Komisi Informasi Pusat pada periode 2009-2013. Ia pernah berkerja untuk Asosiasi Permukiman Kooperatif untuk program Community Based Housing Development. Selain itu, ia juga pernah bekerja sebagai Local Governance Specialist pada Initiative for Local Governance, The World Bank sejak 2002-2008.
3. Adhitya Wardhono
Adhitya Wardhono seorang ekonom dan pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember atau Unej. Ia merupakan bagian dari Forum Akademisi Penulis Kebijakan Moneter Bank Indonesia Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
Ia menempuh studi sarjana ekonomi di Unej, sedangkan dua gelar magister ia dapatkan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Philipps University Marburg, Jerman. Gelar doktor ia peroleh dari Georg August University of Goettingen, Jerman.
4. Fauzan Ali Rasyid
Fauzan Ali Rasyid merupakan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Guru besar ini adalah seorang akademisi dan cendekiawan di bidang hukum dan politik Islam. Ia kerap menjadi tim seleksi yang tergabung dalam proses rekrutmen dan seleksi anggota Bawaslu-KPU di wilayah Jawa Barat.
5. Hendri Saparini
Hendri Saparini merupakan tokoh perempuan Indonesia yang aktif dalam bidang ekonomi. Ia juga aktif sebagai pengajar, peneliti dan konsultan di beberapa lembaga nasional dan internasional. Pada tahun 2005-2013, ia menjabat sebagai Managing Director ECONIT Advisory Group. Pada 2013, Hendri Saparini mendirikan CORE Indonesia dan menjadi Direktur Eksekutif sampai 2016. Ia juga tercatat sebagai anggota dewan pakar Masyarakat Ekonomi Syariah dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia.
6. Hyronimus Rowa
Hyronimus Rowa merupakan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Inovasi Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Ia aktif sebagai dosen pada program studi Ilmu Pemerintahan. Ia tercatat aktif mengajar mata kuliah kebijakan publik, kepemimpinan pemerintahan Indonesia, inovasi pemerintahan daerah, etika pemerintahan, dinamika politik dan lain sebagainya.
Selanjutnya>>