Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Anas, Tinggal di Panti Asuhan demi Bisa Sekolah hingga Kini Kuliah Lewat LPDP

Reporter

image-gnews
Anas Anwar, salah satu penerima beasiswa LPDP di UI. Dok. Kemenkeu
Anas Anwar, salah satu penerima beasiswa LPDP di UI. Dok. Kemenkeu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anas Anwar Nasirin memilih tinggal di panti asuhan dan pondok pesantren yatim demi bisa terus melanjutkan pendidikan. Setidaknya ada tiga panti yang ditinggalinya sejak SMP sampai ia bisa lulus kuliah S1. Kini, ia tengah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia lewat beasiswa LPDP Afirmasi Prasejahtera.

Keterbatasan ekonomi dan kondisi keluarga menjadi pangkal Anas tak bisa menempuh pendidikan dengan mudah. Ayahnya adalah pedagang topi dan peci. Namun ayahnya mengidap sakit jiwa pada 2005. Pada 2010, Anas pun harus rela kehilangan sosok ayahnya. Sedangkan ibunya adalah buruh tani, namun sempat terkena stroke ringan yang berakibat tidak bisa bekerja.

Usai lulus SD pada 2009, Anas memutuskan untuk tinggal di panti asuhan demi bisa terus bersekolah. Mulanya, ibu Anas lebih menginginkan anaknya bekerja dibandingkan melanjutkan sekolah. Namun dengan dibantu tetangganya, Anas akhirnya mendaftar di Panti Asuhan Ar-Rasyid Subang.

"Di Panti Asuhan Ar-Rasyid Subang saya tempuh sampai tahun 2012. Dan dari tahun 2012 hingga tahun 2015, saya tinggal di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa Darul Inayah. Dan dari tahun 2015 sambil berkuliah di Unpad, saya tinggal di Panti Asuhan Riyatul Jannah,” kata Anas dikutip dari laman Media Kemenkeu.

Bukan hanya berjuang untuk pendidikannya, Anas juga harus menghadapi perundungan terhadapnya. Sejak kecil, kondisi keluarga Anas dan pendidikannya menjadi bahas bullying sejumlah orang di sekitarnya.

“Saya di kelas itu di SD dari 24 siswa, saya ranking ke-22. Karena adanya stigma mungkin karena orang tua saya tidak berpendidikan dan tidak mampu sehingga ada stigma ya saya bodoh gitu. Padahal, saya tidak seperti itu,” kata Anas.

Meski begitu, Anas tak terpuruk. “Bullying itu adalah hal yang, kalau dibilang kenyang mungkin sudah sangat kenyang ya. Tapi saking seringnya mungkin hal itu tidak terlalu begitu saya pedulikan,” kata dia.

Perjalanan kuliah Anas

Anas tetap berkeinginan meraih pendidikan tinggi untuk mengubah nasib keluarganya. Ia berburu beasiswa hingga akhirnya bisa diterima di Universitas Padjajaran melalui jalur SBMPTN dengan beasiswa Bidikmisi pada 2015. Anas memilih Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya.

Kesempatan kuliah tak disia-siakan Anas. Tak hanya mengejar gelar akademik, ia ingin terus mengembangkan potensi dirnya. Uang saku dari beasiswanya, ia gunakan untuk mengikuti berbagai lomba dan membuahkan beragam prestasi. Terbukti dengan didapatkannya Penghargaan Mahasiswa Berprestasi tahun 2017 dari Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Di luar kampus, Anas juga aktif dalam organisasi dan beberapa kali menjadi narasumber di berbagai kegiatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat kuliah, Anas mengaku sempat mengalami cerebral palcy. Penyakit itu sempat membuat wajahnya menjadi tak simetris dan sulit untuk tersenyum. Bahkan selama beberapa waktu mata kirinya tak bisa berkedip.

Anas menduga penyakitnya akibat stres dan kelelahan karena kala itu ia tengah mengerjakan skripsi dan bolak-balik mengurus adiknya. Sempat mengalami tekanan mental, Anas  perlahan kembali pulih setelah pengobatan selama setahun.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, Anas ditawari untuk melanjutkan ke jenjang magister ke Brunei Darussalam oleh salah satu dosennya. Namun pada saat itu Anas menolak dengan alasan ingin menunaikan kewajibannya terlebih dahulu untuk mengabdi di Pondok Pesantren Yatim Piatu dan Dhuafa Darul Inayah yang telah membantunya selama ini.

Anas ikut mengajar di kelas dan membantu adik-adik di sana dalam kegiatan di pesantren. Ia ingin mereka juga bisa diterima di perguruan tinggi seperti dirinya. Hingga 2021, Anas memutuskan kembali ke Tasikmalaya karena kondisi ibunya yang sedang sakit.

Keinginan Anas untuk melanjutkan kuliah belum pudar. Ia mendaftar beasiswa LPDP yang telah diincarnya sejak kuliah S1. Walaupun track record prestasinya cukup bagus, Anas sadar dia juga memiliki kekurangan khususnya di Bahasa Inggris.

“Kendala yang saya hadapi pada saat itu yaitu dalam rendahnya kemampuan bahasa Inggris. Namun saya berkeyakinan bahwa saya harus mencobanya dan harus menyelesaikan proses ini karena memang ini yang menjadi target saya untuk menjadi awardee LPDP dan bisa melanjutkan studi pada jenjang magister,” kata Anas.

Anas akhirnya diterima dan saat ini tengah berkuliah di program Magister Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia, “Saya mengambil Ilmu Sejarah karena sejarah merupakan keilmuan yang sangat penting untuk kehidupan manusia, khususnya kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Anas. Impian besarnya adalah bisa menjadi sejarawan di bidang politik Islam, migrasi dan ketenagakerjaan.

Bagi mereka yang tengah berjuang untuk pendidikan, Anas memiliki pesan. “Pesan untuk teman-teman dan adik-adik yang saat ini berasal dari keluarga prasejahtera khususnya adik-adik yang tinggal di panti asuhan, miliki impian, tekun, dan selalu disiplin. Jangan pernah takut karena di hidup ini selalu dihadapkan pada tantangan, tuntutan, dan juga tekanan," kata dia. "Saya meiliki motto ‘keyakinan dapat mengalahkan segalanya."

Pilihan Editor: Rekap Beasiswa LPDP 2023: 9.964 Awardee, UGM dan University of Melbourne Jadi Kampus Terfavorit

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Santriwati Kabur

18 jam lalu

Ilustrasi pencabulan. Shutterstock
Pimpinan Ponpes di Lombok Barat Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Santriwati Kabur

Pimpinan Ponpes di Lombok Barat menghilang setelah pondok pesantrennya dirusak massa karena marah atas kasus pelecehan seksual.


Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

1 hari lalu

Peletakan batu pertama pembangunan kompleks Nahdlatul Wathan di Buluminung, Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu, 5 Mei 2024, oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) TGKH Lalu Gede Zainuddin Atsani. Foto: Nahdlatul Wathan
Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?


Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

5 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Pondok Pesantren di Lombok Barat Dirusak Warga, Diduga Terjadi Pelecehan Santriwati

Pimpinan pondok pesantren NQW di Lombok Barat diduga melakukan pelecehan terhadap 5 santriwati


Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

9 hari lalu

Heni Ardianto (25), salah satu wisudawan yang berhasil lulus dari Prodi Magister Sains Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. ugm.ac.id
Kisah Anak Buruh Tani Korban Tsunami Palu Lulus S2 UGM Berkat LPDP

Cerita Heni Ardianto, lulusan prodi Magister Sains Manajemen FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 3,72 asal Sulawesi Tengah.


Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

11 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat menghadiri LPDP Festival 2023 di Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar LPDP Festival 2023 dengan mengusung tema Enlivening Indonesia, Advancing The Nation yang bertujuan  memperluas publikasi hasil kerja pemerintah dalam memajukan pendidikan, riset dan kebudayaan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

Sebelumnya penerima beasiswa LPDP baru bisa membawa keluarga pada tahun ke dua.


LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

16 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.


Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

16 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.


Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

17 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
Direktur LPDP: Peserta Bisa Daftar Beasiswa Prioritas sekaligus Non-prioritas

Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengatakan, peserta bisa mendaftar beasiswa prioritas sekaligus beasiswa non-prioritas.


LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

17 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.


Beasiswa LPDP Telkom University akan Dibuka, Begini Cara Daftarnya

23 hari lalu

Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat menghadiri LPDP Festival 2023 di Jakarta, Kamis 3 Agustus 2023. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar LPDP Festival 2023 dengan mengusung tema Enlivening Indonesia, Advancing The Nation yang bertujuan  memperluas publikasi hasil kerja pemerintah dalam memajukan pendidikan, riset dan kebudayaan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Beasiswa LPDP Telkom University akan Dibuka, Begini Cara Daftarnya

Pendaftaran Beasiswa LPDP Tel-U untuk tahap II ini akan dimulai pada tanggal 19 Juni hingga 18 Juli 2024.