Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

image-gnews
Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Pemandangan danau Tefe di sungai Solimoes yang terkena dampak suhu panas dan kekeringan di Tefe, negara bagian Amazonas, Brasil, 1 Oktober 2023. REUTERS/Bruno Kelly
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan Uni Eropa menyebut tahun 2023 sebagai tahun terpanas yang pernah ada dalam catatan suhu global sejak tahun 1850. Para ilmuwan memperkirakan permasalahan ini bermula dari krisis iklim yang terjadi hampir setiap tahun.

“Ini (tahun 2023) merupakan tahun yang sangat luar biasa, dalam hal iklim. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun-tahun yang sangat panas lainnya,” kata Direktur C3S Carlo Buontempo, dikutip dari Reuters Rabu 10 Januari 2024.

Buontempo menyampaikan, rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius, dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900. Hal tersebut diakibat oleh perubahan kebiasaan manusia, misalnya saat ini sudah mulai merusak iklim dengan cara membakar bahan bakar fosil dalam skala industri, sehingga memompa karbon dioksida ke atmosfer.

Melihat fenomena krisis iklim yang gawat itu, menurut Buontempo, para petinggi negara di dunia sudah sepakat dalam Perjanjian Paris tahun 2015 untuk mencegah pemanasan global melebihi 1,5 derajat Celcius. "Untuk menghindari konsekuensi yang paling parah," kata Buontempo.

Bagaimana Perkembangan iklim di Dunia?

Profesor Perubahan Iklim di Universitas Newcastle Hayley Fowler mengatakan dengan 2023 dinobatkan sebagai tahun terpanas, seluruh petinggi negara diharapkan bisa bertindak cepat untuk mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim yang terjadi.

Hayley mengatakan petinggi dunia seakan tidak bergerak cepat untuk memberikan solusi terkait perkembangan emisi yang sudah mulai merusak iklim. Jika dibiarkan, waktu untuk mengatasinya bakal semakin berkurang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kecepatan perubahan dalam dunia politik dan keinginan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca tidak sebanding dengan kecepatan perubahan cuaca ekstrem dan pemanasan,” kata Hayley.

Peningkatan suhu panas di tahun 2023 menurut Hayley bukan hanya akibat aktivitas manusia, tapi juga didorong oleh fenomena cuaca El Nino yang menghangatkan permukaan air di bagian timur Samudra Pasifik. "Kondisi ini berkontribusi terhadap peningkatan suhu global," ujar Hayley.

Sementara itu, Ilmuwan Iklim di World Weather Attribution, Friederike Otto berpendapat bahwa peningkatan suhu akan memperburuk kondisi bumi dan menyebabkan bencana cuaca yang merusak.

"Pada tahun 2023, suhu planet yang lebih panas memperburuk gelombang panas mematikan dari Tiongkok hingga Eropa, hujan ekstrem yang menyebabkan banjir dan menewaskan ribuan orang di Libya. Lalu musim kebakaran hutan terburuk yang pernah tercatat di Kanada," ujar Friederike.

Selain itu, dampak ekonomi dari perubahan iklim juga semakin meningkat. Amerika Serikat mengalami setidaknya 25 bencana iklim dan cuaca dengan kerugian melebihi US$ 1 miliar, sementara kekeringan merusak tanaman kedelai di Argentina dan gandum di Spanyol.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

4 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

23 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

23 jam lalu

Mykola Solsky. wikipedia.org
Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar


BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

1 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan KH Abdullah Syafei, Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan kendaraan bermotor menyumbang 47 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Ibu Kota sehingga akan dilakukan pembatasan lalu lintas kendaraan.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

8 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

8 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

9 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

10 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

11 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel