Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Fakta Celepuk Rinjani, Burung Hantu Terkecil di Dunia dari Lombok

image-gnews
Seorang pengunjung berinteraksi dengan seekor burung hantu merah Red Owl, pada pameran Flora dan Fauna
Seorang pengunjung berinteraksi dengan seekor burung hantu merah Red Owl, pada pameran Flora dan Fauna "Flona 2012" di lapangan Banteng, Jakarta, (16/6). Burung yang berasal dari Malaysia dan berumur 5 bulan ini dihargai Rp 500ribu untuk para pecinta burung. ANTARA/Paramayuda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai negara dengan endemis burung terbanyak di dunia. Dilansir dari burung.org, Indonesia adalah salah satu negara mega-biodiversity atau negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Indonesia menempati urutan keempat negara dengan jenis burung terbanyak di dunia. Tahun ini, Indonesia memiliki 1826 spesies burung. Salahsatu yang unik adalah celepuk Rinjani (Otus Jolandae), burung hantu terkecil di dunia.   

Celepuk Rinjani bisa ditemukan di hampir seluruh kawasan Rinjani, bahkan yang dekat dengan permukiman warga. Meski tak jadi sasaran buruan atau perdagangan, burung ini terancam punah. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 fakta tentang celepuk Rinjani:

1. Ditemukan Ahli Biologi Asing

Dilansir dari animalia, Julukan khusus jolandae diberikan untuk menghormati Dr Jolanda Luksenburg, seorang ahli biologi yang mengarsipkan dan mengkategorikan spesies ini pada tahun 2003. Baik nama umum dalam bahasa Inggris maupun usulan nama Celepuk Rinjani dalam bahasa Indonesia mengacu pada Gunung Rinjani, gunung berapi aktif setinggi 3.700 meter yang mendominasi Lombok. Burung hantu ini juga dikenal secara lokal sebagai burung pok, yang secara onomatope merujuk pada panggilannya.

2. Terancam Perdagangan Satwa 

Dilansir dari menlhk.go.id, sebelum tahun 2018, burung hantu Rinjani tidak termasuk dalam daftar spesies yang dilindungi di Indonesia, namun, karena tidak ada kuota penangkapan untuk spesies ini, maka spesies ini tidak dapat diperdagangkan secara komersial. Pada tahun 2018, Pemerintah Indonesia merevisi daftar spesies yang dilindungi, dan kini memasukkan Burung Hantu Rinjani sebagai spesies yang dilindungi. Namun, perdagangan ilegal spesies ini di pasar burung di Lombok masih terjadi, sehingga perdagangan ilegal harus dianggap sebagai ancaman potensial bagi kelestarian spesies ini.

3. Bersuara tak lazim

Seperti kebanyakan burung hantu Otus lainnya, burung hantu Rinjani sebagian besar berwarna cokelat, berbelang dan berbintik-bintik dalam berbagai corak dengan warna putih. Burung ini sebagian besar mirip dengan burung hantu serak Maluku, O. magicus, namun memiliki suara yang berbeda, yaitu siulan yang bersih dan tidak serak seperti O. magicus.

4. Hanya terdapat di Lombok

Dilansir dari dislhk.ntbprov.go.id, burung hantu rinjani terbatas di pulau Lombok dan merupakan satu-satunya spesies burung hantu yang hidup di sana. Burung ini secara lokal umum ditemukan di habitat hutan yang tersisa di pulau ini, yang sebagian besar berada di dalam Taman Nasional Gunung Rinjani, pada ketinggian 25-1350 m.

5. Hampir Punah

Celepuk Rinjani pada saat ini masuk ke dalam daftar 1 dari 25 spesies terancam punah dan tercatat di Balai Taman Nasional Rinjani (BTNGR). Status tersebut selanjutnya diperkuat oleh Uni International Conservation of The Nature (UICN), sebuah badan yang mengurus soal konservasi alam. Sejak tahun 2016, mereka menetapkan celepuk rinjani sebagai fauna Near Thretened atau hampir punah.

Pilihan Editor: Penyebab Burung Pingai Disebut Burung Gereja

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

3 hari lalu

Peletakan batu pertama pembangunan kompleks Nahdlatul Wathan di Buluminung, Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu, 5 Mei 2024, oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) TGKH Lalu Gede Zainuddin Atsani. Foto: Nahdlatul Wathan
Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?


Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

7 hari lalu

Pihak kepolisian menunjukkan barang bukti
Polisi Tangkap 5 Orang Tersangka Pengedar Magic Mushroom di Gili Trawangan

Polisi menangkap lima orang tersangka pengedar magic mushroom yang disita dari salah satu bar di kawasan wisata Gili Trawangan.


Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

17 hari lalu

Bandara Lombok (Dok. Angkasa Pura I)
Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.


Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

21 hari lalu

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.


5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

22 hari lalu

Pemandangan Gunung Rinjani dari Bukit Telu (TEMPO/Supriyantho Khafid)
5 Syarat Naik Gunung Rinjani dan Cara Daftar Pendakiannya

Untuk mendaki Gunung Rinjani ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Berikut ini beberapa syarat naik gunung Rinjani.


Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

42 hari lalu

Bandara Lombok buka Posko Terpadu Angkutan Udara Lebaran Tahun 1445 H/2024 mulai 3 April 2024. (Dokumentasi PT API 1 Bandara Lombok)
Bandara Lombok Buka Posko Terpadu Angkutan Udara untuk Arus Mudik dan Balik

Posko terpadu Bandara Lombok yang beroperasi selama 16 hari ini akan melakukan pemantauan dan pengendalian selama musim libur Lebaran.


Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

48 hari lalu

Bebek Songkem. (dok. Indonesia Kaya)
Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah


Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

58 hari lalu

Aneka menu sajian berbuka puasa khas daerah Wali Songo di The Southern Hotel Surabaya. Foto: dok The Southern Hotel Surabaya
Lion Air Buka Lagi Rute Makassar - Lombok untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan

Rute penerbangan ini semakin meningkatkan jumlah wisatawan ke Lombok atau Makassar.


Peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-41, 480 Bibit Pohon Ditanam di Taman Nasional Gunung Rinjani

8 Maret 2024

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, memimpin penanaman 480 bibit pohon secara serentak di Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis, 7 Maret 2024. (Dok. KLHK)
Peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-41, 480 Bibit Pohon Ditanam di Taman Nasional Gunung Rinjani

Hari Bakti Rimbawan ke-4 pada 7 Maret 2024 diperingati dengan penanaman pohon serentak di Taman Nasional Gunung Rinjani.


Destinasi Wisata Alam Terbaik Dunia 2024, Pulau Lombok Kembangkan Green Tourism

28 Februari 2024

Pantai Tiga, Setangi, Desa Malaka, kec. Pemenang, Lombok Utara. (Dok. BPPD NTB)
Destinasi Wisata Alam Terbaik Dunia 2024, Pulau Lombok Kembangkan Green Tourism

Pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa wisata alam adalah magnet utama yang mendatangkan wisatawan ke Pulau Lombok