TEMPO.CO, Jakarta - Rektor IPB University Arif Satria menjadi salah satu panelis debat calon wakil presiden pada Ahad, 21 Januari 2024. Ini adalah kali ketiga baginya menjadi tim panelis debat dalam pemilihan presiden, setelah sebelumnya pada Pemilu 2014 dan 2019.
Arif bersama 10 panelis lainnya diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk merumuskan daftar pertanyaan sesuai dengan tema debat. Debat keempat ini akan berlangsung di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta. Ketiga kandidat akan beradu gagasan dalam tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Saat ini, Arif menjabat sebagai rektor pada periode keduanya. Ia terpilih kembali menjadi Rektor IPB periode 2023-2028 dan dilantik pada 18 Januari 2023 setelah melewati serangkaian proses. Mulai dari sosialisasi, penjaringan, hingga pemilihan yang berlangsung selama lebih kurang tiga bulan.
Ia lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada 17 September 1971 dari pasangan Faruk Hasan dan Sri Utami. Arif menyelesaikan pendidikan formal dasar hingga menengah di Pekalongan. Selama sekolah, ia termasuk siswa yang berprestasi dan menjadi siswa teladan 1 tingkat SMP tahun 1986 dan tingkat SMA tahun 1989. Tak hanya pada bidang akademik, Arif juga unjuk kemampuan kepemimpinan sejak menjadi ketua OSIS jenjang SMP.
Begitu tamat SMA pada tahun 1990, Arif melanjutkan kuliah di IPB melalui jalur undangan IPB. Ia mengambil jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian. Kehidupannya sebagai mahasiswa tidak monoton begitu saja. Ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan seperti menjadi Presidium Senat Mahasiswa IPB, National Director, dan ikut mendirikan International Association of Student in Agricultural and Related Science Indonesia.
Ia menamatkan studi S1 pada 1995. Arif mulai berkiprah sebagai dosen di jurusan Sosial Ekonomi Perikanan Fakultas Perikanan IPB pada tahun 1997.
Tak puas sampai bergelar sarjana, Arif melanjutkan studi magister pada program studi Sosiologi Pedesaan IPB dan lulus tahun 1999. Dia kemudian melanjutkan kuliah S3 di Kagoshima University di Jepang. Arif menamatkan program doktoral bidang Marine Policy pada 2006.
Pada 2010 sampai 2017, Arif menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) selama DUA periode. Pada 2017, Arif terpilih sebagai Rektor IPB. Dua tahun setelah menjadi rektor, ia mendapatkan gelar sebagai Guru Besar Tetap FEMA IPB bidang ekologi politik pada Oktober 2019.
Aktif di sejumlah instansi dan organisasi
Arif tercatat juga pernah memegang jabatan lain di IPB. Mulai dari Direktur Riset dan Kajian Strategis IPB (2008-2010), Sekretaris Bagian Kependudukan, Kajian Agraria dan Ekologi Politik, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan masyarakat IPB (2007-2010), hingga Kepala Divisi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Pusat Kajian Pesisir dan Laut IPB (2006-2008). Kemudian, Kepala Program Agraria Masyarakat Pesisir, Pusat Studi Agraria IPB (1999-2002), Sekretaris 2 Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan IPB (1998-2002). Lalu ada jabatan Sekretaris Eksekutif Lembaga Sumberdaya Informasi IPB (1997-2000), dan Sekretaris Rektor IPB (1996-1997).
Di luar IPB, Arif juga pernah mengemban jabatan di sejumlah instansi. Ia tercatat pernah menjadi Komisaris Utama PTPN Holding, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2012-2019, Anggota Dewan Pengawas Perum Perikanan Indonesia (2013-2017), bahkan Anggota Dewan Kelautan Indonesia (2013-2017). Selain itu, ia juga menjadi Anggota Komisi Tuna Indonesia (2012-2014), Wakil Ketua umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (2009-2011), Anggota Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan (2008-2011), Tim Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan (2001-2002).
Selain itu, Arif juga menjadi Ketua Forum Rektor Indonesia tahun 2020. Ia juga pernah aktif dalam beberapa organisasi profesi internasional. Ada American Fisheries Society, International Institute for Fisheries Economics and Trade, International Association for Study of The Commons, Japan Regional Fisheries Society, hingga Japan International Fisheries Research Society. Ia pernah menjadi delegasi Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio +20 yang diselenggarakan PBB di Rio de Jeneiro, Brasil pada 2012.
Pilihan Editor: Muhadjir Sebut Kucuran Dana LPDP Kemungkinan Disetop, Ini Respons LPDP