TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 22 - 23 Januari 2024. Prakirawan BMKG, Benedictus Kushardian menyebutkan terdapat Siklon Tropis Anggrek di Samudra Hindia, sebelah Barat Daya Bengkulu, pada koordinat 12° 05' Lintang Selatan, 92° 17' Bujur Timur.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Utara - Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 6 - 25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan 6 - 25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Sumba, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Jawa, Laut Banda, Laut Seram, perairan selatan Sorong, perairan Fakfak - Kaimana, perairan Sermata - Tanimbar, dan perairan Kep. Kai - Aru," kata Benedictus dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 22 Januari 2023.
Kondisi ini, kata Benedictus, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2, 5 meter di perairan barat Aceh - Kep. Mentawai, perairan P. Enggano, perairan Bengkulu - barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatera, Selat Sunda bagian selatan dan barat, perairan selatan Banten - NTB, Selat Bali - Badung - Lombok - Alas bagian selatan, Selat Sumba, Laut Sawu, dan Selat Ombai.
Selain itu, ujar Benedictus, gelombang tinggi juga berpotensi terjadi di perairan selatan Nusa Tenggara Timur, Samudra Hindia Selatan Banten - Jawa Barat, Laut Natuna Utara, perairan Kep. Anambas - Kep. Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Sabalana - Kep. Selayar, Laut Flores, perairan utara Flores, perairan selatan Wakatobi, Laut Seram, perairan P. Buru, perairan Fakfak - Kaimana, perairan selatan Sorong, perairan Kepulauan Sermatang - Tanimbar, perairan Kep. Kai - Kep. Aru, Laut Arafuru bagian barat, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kep. Sitaro, perairan Bitung - Likupang, Laut Maluku bagian selatan, perairan Kep. Sula bagian utara, perairan Banggai dan perairan Raja Ampat - Sorong.
Benedictus menambahkan, gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5 - 4.0 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia, yakni sebelah selatan Jawa Tengah dan NTT, perairan Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, Laut Banda, perairan Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera - Papua, Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
"Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter)," ucapnya.
BMKG, kata Benedictus, meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.
IRSYAN HASYIM