Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Adrian B. Lapian Sejarawan Maritim, Pernah Ingin Digigit Anjing Rabies

image-gnews
Adrian B Lapian. Wikipedia
Adrian B Lapian. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPemilik nama lengkap Adrian Bernard Lapian lahir pada 1 September 1929 di Tegal, Jawa Tengah. Adrian B. Lapian merupakan anak pertama dari enam bersaudara pasangan Bernard Wilhelm Lapian dan Maria Adriana Pangkey.

Saat kecil, sejarawan maritim diasuh oleh kakeknya di Tomohon, Sulawesi Utara kerap memiliki keinginan untuk berlayar ke Pulau Jawa. 

Namun, cita-cita masa kecilnya tidak langsung terwujud kala itu. Sebab, ia berpikir bahwa salah satu cara ke Pulau Jawa dengan digigit anjing rabies. Jika digit anjing rabies, pasien harus dibawa ke institut Pasteur di Bandung yang menjadi satu-satunya tempat pemilik serum antirabies. Meskipun berharap terkena rabies, tetapi anjing yang menggigitnya sehat sehingga harapannya pupus.

Berdasarkan unja.ac.id, Lapian memulai pendidikannya di sekolah dasar di Tomohon sehingga jauh dari pengawasan orang tuanya yang bekerja di Pulau Jawa. Selanjutnya, ia memperoleh pendidikan di sekolah menengah pertama di Manado dan Kawangkoan. Ia juga sempat menjadi murid di Middelbare Uitgebreid School dan Algemene Middelbare School.

Lalu, ia menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Sipil yang membuatnya berhasil menginjakkan kaki di Pulau Jawa. 

Namun, Lapian tidak melanjutkan studi di ITB karena sakit dan tertarik memperdalam dunia jurnalistik. Sampai akhirnya, ia kelak melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia. 

Selama berkecimpung dalam dunia jurnalistik, Lapian mulai menumbuhkan ketertarikan pada sejarah. Pasalnya, ia kerap mengikuti berbagai peristiwa politik bersejarah Indonesia. Tulisannya sebagai jurnalis pun menuai protes dan terjadi konflik antar negara. Akibatnya, ia mulai menimbang untuk meneruskan pekerjaan sebagai jurnalis. Ia akhirnya berhenti menjadi jurnalis The Indonesia Observer demi memperdalam pengetahuan sejarah. 

Dari jurnalis, Lapian bergabung dalam Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (sekarang BRIN). Di sana, ia banyak melahirkan berbagai penelitian yang berhubungan dengan sejarah maritim. Ditambah pula, ia memiliki kemampuan poliglot sehingga semakin mudah memahami maritim Indonesia dan Asia Tenggara. Ia mampu menguasai banyak bahasa, seperti Inggris, Belanda, Jepang, Perancis, Portugal, Spanyol, Filipina, dan Indonesia. 

Setelah mulai tertarik dengan sejarah maritim, Lapian menempuh pendidikan S3 di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang lulus pada 1987 dengan disertasi Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX di bawah bimbingan Sartono Kartodirdjo. Ia semakin menunjukkan ketertarikan akademis pada sejarah maritim yang dianggap penuh petualangan dan romansa. 

Menurut Lapian, sejarah maritim juga menunjukkan kesatuan Indonesia, meskipun memiliki ribuan pulau berbeda. la mulai sungguh-sungguh memperdalam sejarah usai menghabiskan beberapa tahun dalam TNI Angkatan Laut.

Mengacu Majalah Tempo, sebagai sejarawan, Lapian mulai terkenal ketika melakukan kritik terhadap J.C. van Leur agar jangan hanya melihat sejarah dari geladak kapal. Namun, menurutnya, “Sejarah memang harus dilihat dari geladak kapal, bukan kapal VOC atau Belanda, melainkan kapal Indonesia.” Akibatnya, sejarah membutuhkan pengetahuan budaya lokal dan penguasaan berbagai sumber berbahasa lokal serta asing.

Dengan kemampuan poliglot, Lapian menulis artikel sejarah pertamanya pada 1964 tentang Pangeran Nuku dan jalan perdagangan maritim ke Maluku abad ke-16. Selain itu, melalui disertasinya, ia mengingatkan agar hati-hati mengkriminalkan bajak laut dalam sejarah Indonesia. Menurutnya, sektor maritim Indonesia harus diprioritaskan dalam pembangunan integral. Sebab, pelupaan lautan membuat Indonesia menjadi bangsa “ketinggalan kapal dan kehilangan haluan”. 

Adrian B. Lapian, sebagai sejarawan Indonesia yang merintis studi bahari juga telah melahirkan beberapa karya. Dikutip mkri.id dan bantenprov.go.id, ia telih menerbitkan Kembara Bahari: Edisi Kehormatan 80 Tahun (2009) dan Pelayaran dan Perniagaan Nusantara Abad ke 16 dan 17

Pilihan Editor: Perjalanan Sentimental Sejarawan Bahari

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi Tempat Wisata Baru di Bandung untuk Libur Long Weekend

40 menit lalu

Bukit Jamur Ciwidey. Foto: IG @bukitjamurciwidey.
Rekomendasi Tempat Wisata Baru di Bandung untuk Libur Long Weekend

Selalu ada tempat-tempat baru yang bermunculan di Bandung untuk memberikan pengalaman baru bagi pelancong.


Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

55 menit lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

3 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.


75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

4 jam lalu

Acara
75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB


Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

5 jam lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.


Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

15 jam lalu

Aksi solidaritas mahasiswa ITB untuk Palestina, Kamis malam, 30 November 2023 di kampus. Dok KM-ITB
Biaya Kuliah ITB 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

Biaya UKT dan IPI yang diusulkan ITB 2024 jalur SNBP, SNBT, SM-ITB, dan IUP


Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

1 hari lalu

Salah satu warga Indonesia asal Bandung mulai menggunakan layanan internet milik Elon Musk, Starlink pada Sabtu, 4 Mei 2024. Foto: Dokumen pribadi/Asep Indrayana
Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan layanan koneksi Starlink lebih dibutuhkan di daerah yang terisolir dan minim jaringan internet.


Cuti Bersama Akhir Pekan, PT KAI Sediakan KA Lodaya Tambahan dari Bandung

1 hari lalu

Penumpang kereta api tambahan Lodaya Bandung Solo memasuki gerbong di Stasiun Bandung, Jawa Barat, 26 Desember 2023. Selama libur Nataru 2023 jumlah penumpang kereta api di wilayah Daop 2 Bandung mengalami lonjakan. Sehari sebelum Natal sebanyak 48.664 penumpang berangkat dari stasiun-stasiun kereta di wilayah Daop 2 Bandung. TEMPO/Prima Mulia
Cuti Bersama Akhir Pekan, PT KAI Sediakan KA Lodaya Tambahan dari Bandung

Pemerintah menetapkan cuti bersama pada Jumat, 10 Mei 2024, menyusul libur perayaan Kenaikan Isa Almasih pada, Kamis, 9 Mei 2025.


Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.


Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

1 hari lalu

Ilustrasi minum susu. Shutterstock
Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.