TEMPO.CO, Bandung - Gunung Semeru di Jawa Timur tercatat mengalami erupsi sebanyak empat kali dalam dua hari ini. Intensitas letusan meningkat sejak Rabu malam, 24 Januari 2024, sekitar pukul 19.14 WIB, saat Gunung Semeru mulai erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 di atas permukaan laut.
Letusan kembali terjadi keesokan harinya, tepatnya pada Kamis pagi, 25 Januari 2024, pukul 05.06 WIB. Tinggi kolom abu yang dimuntahkan Gunung Semeru mencapai 900 meter di atas puncak. Adapun kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat.
Kemudian, erupsi kembali terjadi di hari yang sama, yakni pukul 16.14 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak dengan kolom abu termati berwarna putih hingga kelabu.
Terakhir pada kamis malam, sekitar pukul 20.25 WIB, gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut kembali meletus dengan kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan dan barat daya.
"Erupsi ini terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi kurang lebih 2 menit 30 detik. Letusan disertai awan panas dengan jarak luncur 1000 m ke arah tenggara," kata Plt. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangannya, Kamis, 26 Januari 2024.
Saat ini gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl tersebut berada pada status Level III (Siaga). Wafid mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak erupsi.
"Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," katanya.
Wafid juga mengimbau agar masyarakat, pendaki, ataupun wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"Agar mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," ucap dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.