Berpotensi melawan kanker paru, kanker hati hingga leukimia, Ari menyebutkan kalau lumut kerak tumbuh subur di Indonesia. "Bahkan saya menemukan ada lima spesies Lichen di kampus kita," katanya.
Giliran presentasi berikutnya diberikan kepada Kahar Muzakhar, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Terapan, yang menjabarkan berbagai keuntungan dari riset bidang mikrobiologi. Selain keuntungan ekonomis karena biaya perolehan, perawatan, dan manipulasi mikroba lebih rendah dibandingkan tanaman atau hewan yang digunakan dalam proses produksi, microbiofactory juga disebutnya greenfactory karena produksi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Guru Besar berikutnya adalah Alwan Sri Kustono dari Program Studi Akuntansi. Alwan menyajikan tema bagaimana seharusnya akuntansi ditempatkan dalam sebuah organisasi. Menurut dia, banyak yang masih menganggap pelaksanaan akuntansi hanya menghasilkan produk akhir berupa laporan keuangan atau kewajiban perpajakan.
“Padahal jika dilaksanakan dengan baik maka akuntansi bisa menjadi roh strategis sebab proses di dalamnya akan menghasilkan banyak data dan informasi penting guna pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan masa depan perusahaan atau lembaga," tuturnya.
Berikutnya, Kartika Senjarini dikukuhkan sebagai Guru Besar Biologi Molekuler. Fokus penelitiannya adalah air liur nyamuk anopheles sebagai vektor penyebar penyakit malaria. Tujuannya, menurunkan infektivitas patogen yang ditransmisikan dan sekaligus mengendalikan transmisinya.
"Pengembangan vaksin berbasis molekul protein dalam saliva vektor nyamuk ini merupakan pendekatan baru yang saat ini semakin banyak diteliti oleh para ilmuwan di dunia," kata Kartika.
Guru besar ketujuh yang dikukuhkan pada Senin lalu adalah Abubakar Eby Hara dari bidang ilmu Hubungan Internasional. Menurut dia, sudah saatnya paradigma ilmu Hubungan Internasional berubah, tidak hanya berinduk dari pengalaman dan teori dunia barat atau belahan bumi utara saja. Negara-negara di belahan bumi Selatan termasuk Indonesia, kata Abubakar, juga memiliki konsep bagaimana membina hubungan antar bangsa.
Terakhir, Erlia Narulita dari bidang bioteknologi yang menjadi guru besar paling muda di Universitas Jember saat ini. Orasi ilmiahnya berjudul Bacteriophage Engineering: Alternatif Terapi untuk Multidrug Resistance.
Saat ini Erlia Narulita sedang meneliti pengeditan genom pada bakteriofag penginfeksi bakteri patogen Salmonella. Seperti diketahui bakteri Salmonella adalah pencetus penyakit seperti diare, infeksi usus hingga kram perut. Ini bisa mengatasi pemakaian antibiotika yang apabila tak terkendali justru membuat resisten.
Pilihan Editor: 12 Orang di Jembrana Menjadi Korban, Bagaimana Petir Bisa Sambar Manusia?