Penjelasan Chandra Asri dan Kronologi
Corporate Shared Value Department Manager PT Chandra Asri Pacific Tbk., Wawan Mulyana, menyatakan asap pekat dan berbau menyengat bukan berasal dari kebocoran gas. Tapi, karena pembakaran di cerobong.
"Pada Sabtu, 20 Januari 2024, pabrik Chandra Asri di Ciwandan, Anyer, Banten mengalami gangguan pada alat yang mengharuskan perusahaan melakukan pembakaran di cerobong atau flaring," kata Wawan.
Ia tidak menjelaskan secara rinci gangguan alat apa yang dimaksud. Namun, berdasarkan dokumen investigasi insiden kebocoran itu yang diterima TEMPO, gangguan berupa bocor pipa air pendingin di ethylene plant.
Warga Kota Cilegon di sejumlah wilayah mengeluhkan bau tak sedap yang diduga berasal dari aktivitas industri kimia di PT Chandra Asri.
Akibat kebocoran tersebut, kondisi operasional pabrik mengindikasikan terlewatinya batasan bawah operasional, yakni minimal aliran air pendingin 500 ton per jam. Sebagai pembanding, saat normal, rata-rata aliran air pendingin sekitar 900 ton per jam.
Chandra Asri lalu melakukan shutdown manual pabrik pada pukul 05.15 WIB, atau 35 menit setelah kebocoran terdeteksi. Flaring yang kemudian terjadi disebut sebagai tindakan safety mencegah ke luarnya hidrokarbon ke lingkungan.
"Pencemaran lingkungan belum dapat dibuktikan karena masih menunggu hasil uji laboratorium dan kajian teknis lainnya," bunyi bagian akhir dokumen itu.