Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dampak Alih Fungsi Lahan, Gajah Minggat dari Habitat

image-gnews
Wisatawan melihat langsung gajah terlatih di Unit Konservasi Gajah Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, beberapa waktu yang lalu. TNBBS sering dijadikan objek penelitian oleh belasan kampus di Jawa dan Sumatra. TEMPO/Parliza Hendrawan
Wisatawan melihat langsung gajah terlatih di Unit Konservasi Gajah Pemerihan, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, beberapa waktu yang lalu. TNBBS sering dijadikan objek penelitian oleh belasan kampus di Jawa dan Sumatra. TEMPO/Parliza Hendrawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) mengungkapkan temuan disorientasi gajah yang ditengarai akibat perubahan bentuk habitat atau alih fungsi lahan. Koordinator Wilayah Riau FKGI, Zulhusni Syukri, mengatakan fenomena yang terjadi pada Gajah Sumatera atau Elephas Maximus Sumatranus itu menjadi perhatian selain isu konflik masyarakat dan gajah.

"Dinamika baru yang terjadi di Riau. Banyak gajah itu disorientasi artinya keluar dari kantong-kantong populasinya, keluar dari jalurnya,” kata Zulhusni saat dihubungi, Ahad, 4 Februari 2024.

Salah satu bentuk perubahan habitat itu berupa alih fungsi hutan atau semak belukar menjadi kebun. Pengubahan fungsi lahan itu menghilangkan beberapa jenis tumbuhan yang menjadi pakan utama gajah. Padahal, beberapa jenis tumbuhan juga menjadi sumber obat-obatan bagi gajah.

Menurut Zulhusni, disorientasi sudah pernah terjadi, namun biasanya tidak terlalu jauh dari kantong populasi utama atau home range. Situasi itu sudah terjadi selama dua tahun terakhir. “Malah, ada gajah keluar Riau sampai ke Sumatera Barat. Ada dua ekor di tahun lalu.”

Dua bulan lalu, Zulhusni meneruskan, ada dua ekor gajah jantan yang bergerak hingga Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Keduanya berasal dari kantong populasi di Taman Nasional Tesso Nilo di kabupaten yang sama. Gajah-gajah itu sudah dikembalikan ke lokasi awal—disebut translokasi—oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSA) Riau, tiga hari yang lalu.

Langkah yang dilakukan bersama sejumlah organisasi sipil itu dilakukan setelah adanya pendampingan kepada warga lokal. Namun, dua ekor gajah itu tidak bisa keluar dari areal perkebunan. "Akhirnya diambil keputusan untuk memindahkan," ucap dia.

Zulhusni menyebut gajah biasanya tidak akan keluar dari home range. Pergerakannya tetap melewati wilayah populasi yang sudah ada di masa lalu. "Jadi (dalam) disorientasi ini, mungkin di masa lalu itu habitat gajah. Tetapi puluhan tahun tidak dilewati, kemudian dilewati lagi.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences sebelumnya mengungkapkan perkiraan peningkatan risiko konflik antara gajah dan manusia. Hal itu dipicu perubahan faktor iklim dan lingkungan antropogenik lainnya. Penelitian itu merupakan eksplorasi pertama soal dampak kenaikan suhu yang dikaitkan dengan interaksi antara manusia dan gajah.

“Konflik manusia-satwa pembohong dapat berdampak buruk pada manusia dan satwa pembohong serta dapat menyebabkan kompilasi dalam upaya konservasi,” kata penulis studi seperti dilansir dari earth.com.

Kajian itu juga berisi dampak perubahan iklim, pergeseran jejak pertanian, dan perubahan kepadatan populasi manusia terhadap distribusi dan intensitas konflik manusia dengan dua spesies gajah yang terancam punah, yaitu Gajah Asia dan Gajah Afrika.

IRSYAN HASYIM

Pilihan Editor: Studi; Perubahan Iklim Picu Peningkatan Konflik Gajah dan Manusia 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

21 hari lalu

Potret anak Gajah Sumatera yang baru lahir. ANTARA
Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.


Tinjau Banjir Demak, Jokowi: Problemnya Pembalakan Liar dan Alih Fungsi Lahan

38 hari lalu

Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan Udara Utama TNI AD Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat, 22 Maret 2024, untuk kemudian mengunjungi lokasi banjir Demak. Foto Sekretariat Presiden
Tinjau Banjir Demak, Jokowi: Problemnya Pembalakan Liar dan Alih Fungsi Lahan

Jokowi menyebut banjir Demak turut dipicu pembalakan liar dan alih fungsi lahan, yang membuat sedimentasi di sungai.


Data Potensi Bencana Tersebab Penggundulan Hutan IKN

40 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Data Potensi Bencana Tersebab Penggundulan Hutan IKN

Infografis: Luasan degradasi lahan di wilayah inti IKN mencapai 2.464 hektare. Disinyalir menjadi biang atas kerusakan DAS.


PLN Dukung Pelestarian Gajah Sumatra

46 hari lalu

PLN Dukung Pelestarian Gajah Sumatra

Komitmen PT PLN (Persero) terhadap pelestarian Gajah Sumatra semakin nyata dengan penyediaan motor dan speed boat patroli bagi Pusat Latihan Gajah (PLG) Sumatra Padang Sugihan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.


Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

55 hari lalu

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Sampel organ yang diambil di antaranya cairan usus, limpa, hati, darah, potongan usus, jantung, dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA/Syifa Yulinnas
Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.


Gajah Liar Obrak-abrik Area Wisata TNBBS

58 hari lalu

Salah satu kelompok Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar mencari makan disekitar kantong habitat Sugihan-Simpang Heran di Desa Sungai Batang, Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Minggu, 14 Mei 2023. Berdasarkan data dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan per tahun 2022, jumlah Gajah Sumatera yang ada di kantong habitat Sugihan-Simpang Heran sebanyak 237 ekor.  ANTARA FOTO/Nova Wahyud
Gajah Liar Obrak-abrik Area Wisata TNBBS

Sedikitnya 18 ekor gajah liar disebut masuk kawasan wisata di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, Lampung.


Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

29 Februari 2024

Taman Nasional Tesso Nilo di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, kembali kehilangan salah satu ekor gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) setelah diduga dibunuh oleh pemburu liar untuk diambil gadingnya. ANTARA/HO-TNTN
Rentetan Kematian Gajah Sumatera, KLHK Manfaatkan Teknologi Deteksi Dini

Sebelumnya, BKSDA Aceh menemukan seekor gajah sumatera yang mati di Kabupaten Pidie Jaya.


Taman Nasional Way Kambas Sambut Anak Gajah Sumatera Baru

27 Februari 2024

Seekor anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang baru berumur 28 hari bermain bersama induknya di Bali Zoo, Gianyar, Bali, Jumat, 22 Desember 2023. Kebun binatang tersebut untuk kedua kalinya berhasil mengembangbiakkan Gajah Sumatera dengan kelahiran anak gajah jantan yang diberi nama Kama pada 24 November 2023 sehingga saat ini jumlah satwa endemik Indonesia yang dilindungi itu bertambah menjadi 15 ekor yakni 4 jantan dan 11 betina. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Taman Nasional Way Kambas Sambut Anak Gajah Sumatera Baru

Taman Nasional Way Kambas di Lampung menyambut satu ekor gajah sumatera betina baru.


Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati

25 Februari 2024

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Pembedahan gajah betina yang diperkirakan berusia lima tahun tersebut dilakukan untuk mengambil sejumlah sampel organ dalam tubuhnya. ANTARA/Syifa Yulinnas
Kematian Beruntun, Gajah Sumatera Kembali Ditemukan Mati

Gajah Sumatera mengalami penurunan populasi 70 persen dalam dua dekade terakhir. Salah satu sebab tersengat pagar listrik.


Krisis Iklim di Jawa Timur, Walhi: Faktor Alam dan Kebijakan Tata Ruang yang Keliru

7 Februari 2024

Foto udara kondisi penyusutan hutan mangrove di daerah pesisir Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu 19 Februari 2022. Hutan mangrove di kawasan pesisir Aceh terus menyusut akibat perubahan dan alih fungsi lahan menjadi lahan kering, pertambakan, penebangan liar untuk pembuatan arang serta penimbunan untuk pembangunan permukiman. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Krisis Iklim di Jawa Timur, Walhi: Faktor Alam dan Kebijakan Tata Ruang yang Keliru

Walhi mencatat kondisi ekologis di Jawa Timur kian parah pada tahun lalu. Selain karena bencana, dipicu juga oleh kesalahan pengelolaan tata ruang.