TEMPO.CO, Jakarta - OpenAI menambahkan fitur memori pada chatbot kecerdasan buatannya (AI), ChatGPT. Fitur ini akan membuat ChatGPT bisa mengingat hal-hal tentang pengguna dengan memantau percakapan sebelumnya.
Dikutip dari Gizmochina, dengan fitur ini, ChatGPT dapat mengingat detail informasi penting dari pengguna seperti hal-hal yang sebelumnya ditanyakan dan menerapkan ingatan itu pada percakapan berikutnya. Pengguna pun tidak perlu mengulangi informasi atau pertanyaan setiap kali membuka percakapan dengan ChatGPT.
Chatbot ini juga akan mempelajari hal-hal tentang pengguna secara bertahap seiring dengan semakin seringnya interaksi. Hal ini bertujuan untuk membuat interaksi pengguna dengan ChatGPT terasa lebih privat.
Dilansir dari Antara, pengguna dapat meminta ChatGPT untuk mengingat hal-hal spesifik. Contohnya pengguna dapat meminta ChatGPT untuk mengingat bahwa anaknya alergi terhadap kacang atau mengingat bagaimana preferensi pengguna dalam menandai surat elektronik.
Untuk aspek perlindungan data pribadi, OpenAI menyatakan pengguna memiliki kuasa penuh untuk menentukan ingatan mana yang boleh disimpan ChatGPT. ChatGPT itu juga dilatih untuk tidak secara otomatis menyimpan ingatan yang bersifat sensitif seperti riwayat kesehatan.
Pengguna juga dapat meminta ChatGPT untuk melupakan informasi tertentu bila pengguna tidak ingin informasi tersebut disimpan. Selain itu, terdapat fitur Manage Memory yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan penyesuaian dari ingatan yang disimpan ChatGPT. Pengguna juga dapat menonaktifkan fitur memori digital bila tidak menginginkannya.
Saat ini, memori digital ChatGPT masih berstatus layanan beta dan pada pekan ini tersedia dalam cakupan terbatas, yakni untuk sebagian pengguna ChatGPT gratis dan ChatGPT Plus. Ke depannya, OpenAI akan merilis fitur memori digital ini secara lebih luas.
Pilihan Editor: Viral di X, CEO OpenAI Sebut 100 Miliar Kata Dihasilkan ChatGPT Setiap Hari