Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Carbon Capture, Kapal Kargo Uji Tangkap Emisi Karbonnya Sendiri

image-gnews
 Kapal Kargo Sounion Trader. Lomas Shipping
Kapal Kargo Sounion Trader. Lomas Shipping
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal kargo Sounion Trader belum lama ini menyelesaikan uji sistem tangkap karbon langsung di atas kapal (onboard carbon capture system). Kapal berukuran panjang 240 meter ini melakukannya sepanjang pelayarannya di Teluk Persia. 

Sounion Trader adalah satu dari sedikit--namun jumlahnya terus bertambah--kapal yang mencoba mengurangi jejak emisi karbon mereka. Sembari berlayar, kapal-kapal itu menangkap kembali dan menyimpan karbon dioksida yang diemisikannya. 

"Ini semacam Anda membuat miniatur dari sebuah sistem yang didesain untuk pembangkit listrik yang sangat besar," kata Roujia Wen dari Seabound, startup asal Inggris yang berada di balik uji coba di Sounion Trader, seperti dikutip dari NEWSCIENTIST terbit 16 Februari 2024. 

Emisi dari lalu lintas kapal di laut menyumbang sekitar tiga persen emisi CO2 global. Untuk menguranginya, sejumlah perusahaan pemilik kapal menggunakan bahan bakar yang lebih bersih, melumasi lambung kapalnya dengan bubbles untuk memperbaiki efisiensi bahan bakar, dan bahkan kembali ke penggunaan layar. 

Tapi, opsi-opsi jangka pendek untuk mencapai net emisi nol pada 2050 masih sangat terbatas. 

Opsi lain lalu muncul yakni dengan menangkap emisi dari kapal dan menyimpannya di kapal. Cara ini disadari menghadapi tantangan besar. Pertama, soal suplai energi untuk isi ulang (recharge) bahan kimia penyerap CO2 yang digunakan. 

Tristan Smith, pengamat energi dan perkapalan dari University College London, Inggris, mengatakan beberapa sistem yang ada menjadikan konsumsi bahan bakar bertambah sepertiga hanya untuk menangkap setengah jumlah emisi CO2-nya.

Sistem, dan jumlah karbon yang mereka tangkap, juga bakal memakan ruangan di kapal yang amat berharga--karena bisa digunakan untuk tambah kapasitas kargo. Seperti dituturkan Jasper Ros dari TNO, sebuah organisasi riset di Belanda, kebutuhan akan ruang menjadi isu kedua yang dihadapi. “Terutama ketika Anda bicara tentang pelayaran yang panjang atau jauh," kata Ros.

Menurut George Mallouppas dari Cyprus Marine & Maritime Institute, setiap ton bahan bakar fosil yang dibakar menghasilkan sekitar tiga ton C02. "Ketika ditangkap dan disimpan, berat tambahan ini dapat mempengaruhi stabilitas kapal dan mengurangi efisiensi penggunaan bahan bakar," katanya. 

Wen mengatakan Seabound melakukan uji skala kecil, menangkap sekitar satu ton C02 per hari. Itu diakui benar-benar hanya sebagian kecil dari emisi keseluruhan sebuah kapal, tapi Wen menambahkan bahwa skala penuh dari sistem yang sedang diuji itu akan mampu menangkap sampai 95 persen CO2 yang diemisikan dari sebuah kapal laut. 

Untuk menghemat energi dan emisi karbon, Seabond menghapus sebagian kegiatannya di laut. Di atas kapal, cerobong asap ditambahkan bagian yang memiliki bahan kimia penyerap dari kalsium oksida. Senyawa itu akan bereaksi dengan CO2 dan membentuk kalsium karbonat yang solid (kerikil). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perusahaan kemudian menunggu untuk recharge bahan kimia itu sampai kerikil kalsium karbonat yang dihasilkan dibongkar muat di pelabuhan dan dipindahkan untuk penyimpanan yang permanen. Dan, ya, pengorbanannya adalah ruang. 

Pada Seabound, kapal harus membawa tangki berisi bahan kimia itu bersama setiap ton CO2 tangkapannya. Tetap, Wen mengatakan pengujian sistem akan terus berjalan. Sebanyak seribu kapal ditarget memasang atau menjalankan sistem tangkap karbon yang sama per 2030 nanti. 

Sebuah perusahaan Belanda, Value Maritime, mengambil pendekatan yang sama. Bedanya, Value Maritime menggunakan sebuah bahan kimia amina cair sebagai penyerap CO2. 

Yvette van der Sommen dari Value Maritime mengatakan sudah ada 26 kapal yang menggunakan sistem ini plus sulphur pollution-scrubbers untuk menangkap sampai 40 persen CO2  dalam cerobong. 

Belum ada pihak ketiga yang mensertifikasi inisiatif atau cara Value Maritime. Masih versi Sommen, sebagian tangkapan CO2 dijual ke rumah-rumah kaca untuk menyuburkan tanaman. Tapi sebagian besar lainnya masih tersimpan dalam tangki-tangki di pelabuhan. 

Menurut Smith, apa yang ditawarkan Seabound dan Value Martime terlihat menarik untuk pemangkasan emisi. Tapi, dia berpendapat, cepatnya perkembangan bahan bakar yang lebih bersih, seperti bahan bakar dari metanol, untuk kapal laut akan membuat sistem-sistem itu tak laku.

Kecuali Seabound dan Value Maritime dapat mencapai hasil tangkapan yang tinggi dengan ongkos yang cukup rendah. "Kapal laut memiliki waktu yang sangat pendek untuk dekarbonisasi, karena mereka telah memulai dengan sangat terlambat," kata Smith. 

NEWSCIENTIST

Pilihan Editor: Amuk Angin Mirip Tornado di Rancaekek dan Video Mencekam dari Balik Kaca Jendela

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

2 jam lalu

Produk fesyen Mylea dari Mycotech Lab (MYCL) yang terbuat dari jamur miselium (mycelium). Dok: MYCL
Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.


Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

6 jam lalu

Beginilah penampakan Ibu kota Nusantara di Indonesia nantinya bila semua pembangunan sudah selesai. (Foto: IKN)
Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.


Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

23 jam lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.


Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

3 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.


Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

4 hari lalu

Philanthropy Asia Summit 2024 di Singapura pada 15 April 2024
Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.


Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

4 hari lalu

Kapal Gas Arjuna milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. Pertamina
Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.


Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

5 hari lalu

Anwar Ibrahim. REUTERS
Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.


FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

11 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore


Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

13 hari lalu

Petugas mengeluarkan sepeda motor milik pemudik dari Kapal Motor (KM) Dobonsolo saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

Ribuan peserta mudik gratis Lebaran telah kembali pulang ke Jakarta menggunakan kapal laut.


Ribuan Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Tiba di Jakarta Hari Ini

14 hari lalu

Petugas mengeluarkan sepeda motor milik pemudik dari Kapal Motor (KM) Dobonsolo saat tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 14 April 2024. Kementerian Perhubungan memberangkatkan peserta mudik gratis pada arus balik Lebaran 2024 dengan rincian sebanyak 1.705 orang penumpang dan 663 unit sepeda motor melalui jalur transportasi kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang tujuan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dengan menggunakan Kapal Pelni KM Dobonsolo. TEMPO/M Taufan Rengganis
Ribuan Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Tiba di Jakarta Hari Ini

Kementerian Perhubungan memberangkatkan ribuan peserta mudik gratis dengan kapal laut dari Pelabuhan Semarang menuju Jakarta.