TEMPO.CO, Jakarta - Ashoka dan Kok Bisa menetapkan 29 pemilik inisiatif solusi krisis iklim dalam program Gaharu Bumi Innovation Challenge 2024. Para finalis terdiri dari keluarga, orang muda, sampai komunitas yang menjadi penggerak perubahan. “Mereka tidak menunggu solusi didatangkan ke daerah mereka untuk memperlambat krisis iklim,” begitu bunyi pengantar keterangan tertulis Gaharu Bumi Inovation Challenge yang diterima Tempo pada Jumat, 1 Maret 2024.
Festival Gaharu serta Gaharu Bumi Innovation Challenge ditargetkan membangun kesadaran bahwa krisis iklim adalah krisis setiap orang. Sehingga setiap individu bisa mendorong perubahan untuk mencegah pemanasan global di atas ambang batas 1,5 derajat Celcius. Dengan cara itu bencana berkelanjutan dapat dicegah dan manusia bisa bertahan di bumi lebih lama.
Bicara soal penyelenggaranya, Ashoka merupakan jaringan wirausahawan sosial terbesar di dunia dengan empat ribu anggota—disebut Ashoka Fellows—yang merupakan pembuat perubahan sistem dan perubahan cara pandang. Adapun Kok Bisa adalah pembuat konten sains terbesar di Indonesia dengan pelanggan lebih dari empat juta orang. Kanal Youtube Kok Bisa telah memenangkan penghargaan hingga tingkat internasional. Lomba inovasi ini disokong juga oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Ford Foundation.
Dinilai berdasarkan kreativitas, kegigihan, dan kolaborasi, para finalis mengusung berbagai inovasi yang mengubah cara pandang, perilaku, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi emisi karbon. Inovasi tersebut juga merestorasi ekosistem yang rusak, mengelola sampah, meningkatkan produktivitas tanpa merusak alam, serta memanfaatkan sesuatu yang dulunya tidak berguna menjadi bernilai ekonomi.
Merujuk keterangan pers tersebut, para finalis berasal dari 21 kotamadya dan kabupaten dari 8 provinsi di Indonesia. Sebanyak 29 finalis itu akan mempresentasikan inisiatif mereka di hadapan para juri dan lebih dari 200 penonton di Festival Gaharu pada 2 Maret 2024 di Hotel Ciputra, Jakarta Barat. Agenda itu juga akan dihadiri 70 guru dan 30 penggerak gerakan keluarga dari seluruh Indonesia.
Pilihan Editor: Jarang Diperhatikan, Paparan Pewangi Ruangan Bisa Mengancam Pernafasan