TEMPO.CO, Jakarta - Hujan persisten membekap wilayah Jabodetabek, Banten, dan pesisir utara Jawa Tengah pada hari ini, Kamis 14 Maret 2024, sejak dinihari tadi. Di Pesisir utara Jawa Tengah, curah hujan sudah kembali intensif sejak beberapa hari lalu dan beberapa wilayah seperti Kota Semarang telah dikungkung banjir.
Peneliti utama di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menunjuk penyebab yang sama di balik bencana banjir di Sumatera Barat dan bagian lain di Sumatera sepekan lalu: mesovorteks 91S.
Perbedaannya, yang sekarang mengundang hujan intensitas tinggi di Pulau Jawa dan sekitarnya adalah mesovorteks itu disebutnya telah tumbuh sebagai bibit siklon 18S di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa. Ditambah pergerakannya kini melambat dengan orientasi barat-timur. "Hal ini karena tekanan rendah di timur yg kini telah jadi dua vorteks," katanya melalui akun media sosial X, Kamis pagi.
Pergerakan lambat dan tidak segera menjauh menuju Australia inilah, menurut Erma, yang telah memicu propagasi atau penjalaran hujan yang kuat dan maraknya pembentukan badai squall line. Kondisi itu yang disebutnya menjadi pemicu hujan persisten berhari-hari yang disertai angin kencang. "Bahkan intensitas hujan pun bisa ekstrem," cuit perempuan pemilik gelar doktor bidang klimatologi ini.
Foto udara sejumlah kendaraan melewati banjir yang merendam jalur pantura di Jalan Kaligawe Raya, Semarang, Jawa Tengah, Rabu, 13 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi dan meluapnya air sungai di sekitar ruas jalan di kawasan itu mengakibatkan banjir dengan ketinggian 40 cm - 1,5 meter sehingga menyebabkan lalu lintas dari Kota Semarang menuju Kabupaten Demak maupun sebaliknya terganggu. ANTARA/Makna Zaezar
Pernyataan Erma itu senada dengan peringatan dini cuaca dari BMKG yang memantau adanya bibit siklon tropis 93P di Teluk Carpentaria bagian timur laut, Australia Utara, dan bibit siklon 94S di Laut Timor sebelah selatan NTT. Beberapa daerah seperti Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, serta NTB dan NTT diminta waspada potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Pilihan Editor: Begini 2 Mahasiswi Ini Bandingkan Skema dan Kelas IUP di Unair dan QUT