TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berulang kali menerbitkan peringatan dini seiring peningkatan frekuensi cuaca ekstrem di Indonesia. Peringatan dini tersebut menyangkut beberapa dampak cuaca, mulai dari hujan lebat disertai petir hingga gelombang laut tinggi,
Salah satu peringatan dini yang dikeluarkan pada Kamis, 14 Maret 2024, terkait dengan potensi gelombang tinggi di sejumlah perairan. BMKG memprediksikan kenaikan ombak laut hingga maksimal 6 meter di Indonesia bagian tengah.
"Untuk gelombang di kisaran sangat tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat (NTB)-Nusa Tenggara Timur (NTT)," kata Prakirawan BMKG, Samuel R. Adiprabowo, melalui keterangan tertulis.
Kondisi itu dipicu pola angin di wilayah Indonesia bagian utara yang sedang bergerak dari utara ke timur laut dengan kecepatan angin berkisar 10-20 knot. Wilayah Indonesia bagian selatan, persisnya di Samudera Hindia, juga sedang terdampak bibit siklon 91S dan 94S selaju 10-35 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga NTB dan NTT, Laut Arafuru, Laut Flores, perairan Sumbawa-Selat Sape, perairan Kepulauan Sermata-Letti, serta Kepulauan Babar-Tanimbar," ujar Samuel.
Tim BMKG juga mendata potensi gelombang setinggi 2,5-4 meter di 9 area perairan. Ada juga peluang gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di 30 daerah perairan lain di berbagai penjuru Indonesia.
Cuaca Ekstrem Berujung Banjir di Semarang
Dalam data prakiraan BMKG lainnya, wilayah Kota Semarang dan sekitarnya masih berpotensi diterpa cuaca ekstrem. Kondisi itu bisa memicu rentetan bencana hidrometeorologi basah hingga beberapa hari ke depan.
Pusat Meteorologi Maritim BMKG sempat merilis informasi mengenai gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan Laut Jawa bagian tengah. Gejolak laut itu berpotensi naik ke permukaan hingga menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir pantai utara atau Pantura. Elevasi beberapa sungai besar di wilayah hulu di Kabupaten Semarang juga sedang naik akibat dari curah hujan tinggi selama beberapa hari terakhir.
Ibu kota Jawa Tengah itu sedang dikepung banjir akibat guyuran hujan sejak Rabu, 13 Maret 2024. Hujan lebat itu disertai petir dan angin kencang. Sampai Rabu malam, wilayah yang terdampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, serta sebagian Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, mengatakan sebagian Kota Semarang terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) antara 15-80 Cm. mendirikan posko darurat di Balai Kota Semarang yang berada di Jalan Pemuda Kota Semarang.
“Kita persiapan dapur umum. Posko darurat ada di Balai Kota,” ucap Endro
Seperempat Wilayah di Jawa Barat Masih Bercurah Hujan Tinggi
Data BMKG juga sempat memperkirakan 25 persen wilayah di Jawa Barat masih bercurah tinggi pada dasarian (rentang 10 hari) kedua Maret 2024. Dari catatan BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat pada 12 Maret lalu, kawasan dengan intensitas hujan tinggi meliputi sebagian Bogor dan Sukabumi yang berbatasan dengan wilayah Provinsi Banten. Kemudian juga sebagian Purwakarta, Subang, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Kuningan, dan Ciamis.
Adapun curah hujan pada mayoritas atau 71 persen area di Jawa Barat, pada periode yang sama, berkategori menengah antara 50-150 milimeter per dasarian. Sedangkan curah hujan pada 4 persen daerah di provinsi tersebut sudah tergolong rendah, hanya sekitar 0-50 milimeter per dasarian.
Pilihan Editor: Kejar Harimau yang Terkam 3 Warga, Jakarta Kirim Tim Pemburu dan Penembak Bius ke Lampung