TEMPO.CO, Jakarta - Coursera, platform belajar daring berbasis artificial intelligence atau AI, tengah mengalami peningkatan pertumbuhan. Sejak didirikan pada 2012 lalu, penyedia kelas online yang berkantor pusat di Amerika Serikat itu telah bermitra dengan 275 universitas dan perusahaan di seluruh dunia.
Managing Director Coursera, Raghav Gupta, mengatakan peningkatan pengguna Coursera di Indonesia menandai masyarakat mulai sadar akan perkembangan AI untuk edukasi dan belajar secara online. Besarnya jumlah pengguna juga menunjukkan rasa penasaran masyarakat terhadap peran AI di masa depan.
“Saat ini sudah lebih dari 1,6 juta pengguna Indonesia yang mendaftar. Sementara total untuk skala globalnya telah menyentuh lebih dari 400 juta pengguna," ucap Raghav saat ditemui di Jakarta pada Selasa, 19 Maret 2024.
Tersedia secara global, layanan Coursera menjadi solusi belajar yang fleksibel dan bisa diakses oleh semua pelajar yang tertarik pada materi yang ditawarkan.
Layanan tersebut berisi materi pembelajaran online yang dipandu oleh mentor bersertifikasi dari universitas ternama. Perusahaan itu menyediakan opsi akses gratis dan berbayar.
Menurut Raghav, layanan Coursera mulai dilengkapi AI generatif untuk mendorong dan mengembangkan keterampilan pengguna. Fitur yang disebut sebagai GenAI Academy diluncurkan untuk pengguna Indonesia mulai hari ini.
"Kami melihat tren AI sudah merambah ke berbagai aspek tenaga kerja. Kondisi ini membuat karir pekerjaan di bidang pelayanan semakin berkurang karena teknologi sudah mengambil alih aspek ini," tuturnya.
Dari pengamatan Tempo, Coursera memang secara rinci membahas materi soal AI generatif. Platform belajar tersebut Tempo menjabarkan AI secara tuntas, mulai dari definisi hingga pengoperasian. Materi dari Coursera lebih mudah dipahami karena pemakaian bahasa yang lebih inklusif untuk masyarakat awam.
"Survei internal kami juga mencatat 80 persen pengguna Coursera merasa terbantu untuk mendapatkan karir, berkat materi dan sertifikat yang kami berikan," kata Raghav. "Pengguna juga merasakan dampak kemajuan untuk dirinya atau personal."
Dia juga mengimbau pengguna Cousera di Indonesia untuk mencari tahu dan mempelajari AI generatif lebih jauh. Apalagi ilmu soal kecerdasan buatan tak lagi serumit dulu. “Bahasanya telah disederhanakan. Pengguna tidak perlu paham soal algoritma maupun model bahasa besar (LLM),” kata Raghav.
Pilihan Editor: Melonjak, BMKG Deteksi 19 Titik Panas di Sumatra Utara