TEMPO.CO, Palangka Raya - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya memperingatkan warga Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang selama tiga hari ke depan.
"Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang selama tiga hari pada 19-21 Maret merata di Kalteng," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Ika, di Palangka Raya sebagaimana dikutip Antara, Selasa, 19 Maret 2024.
Dia menerangkan wilayah di Kalteng itu meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Seruyan, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, Barito Timur, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Kapuas, Lamandau, Sukamara, dan Kota Palangka Raya.
"Kami juga mengimbau masyarakat waspadai potensi hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat berdurasi singkat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang ataupun angin puting beliung," kata Ika.
Dia juga meminta seluruh pihak semakin waspada terhadap potensi genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang, akibat kondisi cuaca tersebut.
Ika menambahkan suhu udara di Kalteng berkisar antara 24–34 derajat Celsius, kelembaban udara berkisar antara 60-100 persen, angin umumnya bertiup dari Barat ke Timur Laut dengan kecepatan berkisar antara 10-20 kilometer per jam.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" itu juga lebih berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan.
"Saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir, masyarakat diminta segera mencari tempat berlindung yang aman seperti di dalam rumah atau gedung," katanya.
Selain itu, kata dia, juga harus menjauhi papan reklame atau baliho, pohon besar dan jangan berada di lapangan atau tempat terbuka untuk menghindari sambaran petir atau pohon dan papan reklame tumbang dan sejenisnya.
Pilihan Editor: Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050