Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

image-gnews
Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas ski terancam terhapus di banyak bagian di dunia seiring cengkeraman perubahan iklim yang menguat. Sebuah studi yang memprediksi perubahan hujan salju di masa depan menemukan 13 persen area ski di dunia bakal kehilangan seluruh tutupan salju tahunan dan alami-nya pada 2100.

Sementara, 20 persen area ski yang lain akan kehilangan lebih dari separuh jumlah hari tutupan saljunya pada periode 2071 sampai 2100. Australia diprediksi yang terparah, kehilangan sampai tiga per empat jumlah hari tutupan salju pada akhir abad ini.

Veronika Mitterwallner dari University of Bayreuth, Jerman, ketua tim yang melakukan studi itu, mengatakan hasil prediksi menunjukkan apa yang sebenarnya sudah mulai teramati. "Semakin banyak resort ski yang tutup karena kekurangan salju, dan agenda olahraga musim dingin, terutama di dataran rendah, digelar di atas lintasan putih salju yang dikelilingi lanskap hijau," kata peneliti bidang ekologi olahraga itu.

Mitterwallner dan timnya melakukan pemodelan tiga skenario emisi gas rumah kaca--rendah, medium, dan tinggi--untuk periode sisa abad ini. Hasilnya, mereka menemukan hari-hari hujan salju tahunan di tujuh area pegunungan utama untuk aktivitas ski downhill di dunia secara signifikan akan berkurang di seluruh skenario.

Di bawah skenario emisi medium, hasil studi memprediksi rata-rata jumlah hari tutupan salju tahunan akan berkurang 43 persen di Pegunungan Andes, 37 persen di Appalachians, 78 persen di pegunungan di Australia, 42 persen di Alpen Eropa, 50 persen di pegunungan di Jepang, 23 persen di Pegunungan Rocky, dan 51 persen di pegunungan di Selandia Baru sebelah selatan.

Pengunjung berjalan dekat dengan lembaran terpal besar yang menutupi gletser Presena untuk menunda pencairan salju di lereng ski di Passo del Tonale, dekat Trento, Italia 13 Juli 2020. Para konservasionis menutupi gletser Presena yang mengalami penyusutan akibat pemanasan global. REUTERS/Flavio Lo Scalzo

Satu-satunya negara ski besar yang tidak bisa dimodelkan karena data yang tidak berkecukupan adalah Cina. Hasil studi ini telah dipublikasi secara online di Jurnal PLOS ONE pada 13 Maret 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mitterwallner dkk memperingatkan, seiring ladang ski yang dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil, pengelola resort akan mengerahkan tekanan yang lebih besar untuk berpindah ke dalam ekosistem pegunungan yang terancam. Padahal, mereka menambahkan, spesies dataran tinggi sudah berada dalam tekanan akibat perubahan iklim buatan manusia.

"Tambahan lagi, aktivitas ski di dataran tinggi pegunungan bergantung kepada konstruksi infrastruktur, pemeliharaan lereng luncur, dan bentuk lain degradasi lahan, yang mana tentu memberi dampak kepada ekosistem dataran tinggi pegunungan."

Janette Lindesay dari Australian National University, Canberra, menilai skenario-skenario yang dimodelkan untuk studi itu realistis. Menurutnya, Bumi memang sudah bergerak lebih jauh ke dalam sebuah situasi di mana lingkungan menghangat secara signifikan.

Pemanasan global dinilainya masih akan terus berlanjut. "Saya kira kondisi itu sejalan untuk curah salju yang akan terus berkurang di manapun dia biasanya terjadi," kata profesor bidang klimatologi ini.   

NEWSCIENTIST, JOURNALS.PLOS

Pilihan Editor: BRIN Sebut Alasan KPU Tak Pindah ke E-Voting, Lebih Memilih Sirekap

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

22 jam lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

3 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

3 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

4 hari lalu

Sejumlah kendaraan bermotor melintas di Jalan KH Abdullah Syafei, Kawasan Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan kendaraan bermotor menyumbang 47 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Ibu Kota sehingga akan dilakukan pembatasan lalu lintas kendaraan.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

4 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

4 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

4 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

4 hari lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

4 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.