TEMPO Interaktif, Jakarta -Proses pembuatan mi jagung hasil formulasi para mahasiswa Departemen Ilmu dan teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor ini tak jauh berbeda dengan mi instan dari tepung terigu, seperti pencampuran bahan, pembentukan, penggorengan, dan pendinginan sebelum dikemas menjadi mi instan. Namun, proses produksi mi jagung memang sedikit lebih panjang daripada mi berbahan baku gandum karena memerlukan beberapa tahap tambahan.
Dalam pembuatan mi instan dari gandum, misalnya, tepung terigu dicampur dengan bahan lain seperti pengawet dan pewarna buatan sebelum dibentuk menjadi lembaran dan digiling. Mi yang sudah terbentuk kemudian digoreng, didinginkan, dan siap dikemas.
Untuk menghasilkan mi instan dari jagung, Galih dan timnya mengubah butir jagung menjadi tepung sebelum dicampur dengan bahan lain. Berbeda dengan mi instan dari gandum, pembuatan mi dari jagung sama sekali tak menggunakan pewarna buatan karena jagung sudah memiliki zat warna alami, yaitu betaxantofil, yang memberi warna kuning yang khas pada jagung.
Bahan mi jagung yang telah tercampur kemudian dikukus sebelum memasuki tahap ekstrusi. Teknologi ekstrusi ini biasa digunakan dalam proses pembuatan pasta, yaitu pengolahan adonan dengan uap panas dan tekanan dan diakhiri dengan penggilingan atau pencetakan. Mi mentah yang telah terbentuk menjadi helaian panjang itu kembali dikukus sebelum digoreng dan didinginkan menjadi mi jagung instan.
TJANDRA DEWI
Mi Jagung Tak Butuh Pewarna
Kamis, 2 Juli 2009 12:38 WIB