TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Universitas Padjadjaran di Jatinangor akan mulai beroperasi pada minggu terakhir Maret 2024 setelah pembangunan tahap pertama gedungnya rampung. Menurut Direktur Utama RS Unpad Herry Herman, pelayanan yang disiapkan yaitu rawat jalan atau poliklinik, Instalasi Gawat Darurat, laboratorium, dan pelayanan farmasi. “Untuk pelayanan rawat inap, sementara masih kita rujuk,” katanya lewat laman Unpad, Jumat 23 Maret 2024.
Pelayanan rawat jalan RS Unpad meliputi spesialis penyakit dalam, spesialis kandungan (obstetrik dan ginekologi), spesialis anak, diagnostik bedah, mata, THT, kulit dan kelamin, neurologi, dan rehabilitasi medis. Pelayanan laboratorium yang dibuka yaitu patologi klinik, patologi anatomi, dan radiologi. “Para tenaga kesehatannya berasal dari berbagai fakultas rumpun kesehatan yang ada di Unpad,” ujarnya.
Selain sivitas akademika, layanan RS Unpad diberikan ke masyarakat umum dengan kekhususan pada kalangan tenaga kerja, anak-anak, dan wanita usia reproduksi. Nantinya, para tenaga koas dan residen yang sedang menempuh pendidikan dokter akan dilibatkan. “Untuk sementara kita masih rumah sakit pendidikan jejaring dengan tugas utama pelayanan ke masyarakat dan untuk mendidik calon dokter dan dokter spesialis,” kata Herry.
Rencananya RS Unpad pada akhir tahun ini akan membangun dua gedung baru. Pendirian rumah sakit yang dimulai sejak 17 Maret 2023 itu untuk menambah fasilitas kesehatan di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang masih kekurangan 600 tempat tidur pasien. Menurut Rektor Unpad Rina Indiastuti, pembangunan RS Unpad merupakan cita-cita lama “Untuk pembangunan tahap pertama ini Unpad mendapatkan hibah sebesar Rp 60 Miliar dari Pemprov Jabar,” katanya.
Adapun dana pembangunannya membutuhkan lebih dari Rp 115 miliar. RS Unpad akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Kelas A dengan kapasitas 900 tempat tidur. Sumber dana pembangunan tahap berikutnya akan berasal dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Ridwan Kamil ketika masih menjabat Gubernur Jawa Barat mengaku yakin pembangunan tahap selanjutnya akan menarik banyak pihak untuk berkolaborasi. “Bisnis nomor satu yang paling disukai saat ini adalah rumah sakit. Cash flow-nya terukur, makanya jangan khawatir, tahap dua berikutnya tanpa dana negara saya yakin cari investor tidak susah,” ujarnya.
ANWAR SISWADI