TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Genetika Ekologi IPB University, Ronny Rachman Noor, mengatakan sebagian dari kita mungkin hanya mengetahui sepintas manfaat domba, misalnya untuk diambil dagingnya dan bulunya. Namun di luar itu semua domba merupakan ternak yang sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus merupakan salah satu hewan ternak yang unik.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat ratusan ras domba di dunia yang memiliki berbagai keunikan dari penampilannya. Meskipun semua ras domba ini masih termasuk dalam satu spesies yaitu Ovis aries.
“Sejarah evolusi domba dimulai sekitar 10-20 juta tahun lalu dan titik domestikasi diperkirakan dimulai di daerah pegunungan wilayah Mesopotamia, Asia Tengah, 11-9 ribu Sebelum Masehi, ” ujar Ronny dikutip dari siaran pers, Selasa, 9 April 2024.
Ia melanjutkan, dari titik awal inilah domba mulai menyebar ke seluruh dunia termasuk ke wilayah ekstrem untuk tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan berbagai ras domba yang unik. Itu karena ketika domba tumbuh dan berkembang di satu wilayah ada campur tangan manusia untuk membiakkannya.
Bentukan domba hasil domestikasi yang sangat unik misalnya domba yang tanduknya memutar di wilayah Hungaria yang dinamakan domba Racka. Atau, domba putih dengan telinga berdiri tegak yang dinamakan domba Leicester di wilayah Skotlandia. "Indonesia juga memiliki jenis domba yang unik yang dikenal dengan domba Garut,” katanya.
Menurut Ronny, di habitatnya, domba merupakan mamalia yang hidup berkelompok agar dapat mempertahankan diri dari predator. Kehidupan sosial domba yang berkelompok ini memudahkan untuk menemukan makanan dan saling melindungi agar dapat tumbuh dan berkembang biak. Dari berbagai hasil penelitian pula diketahui ternyata domba dapat mengenali wajah domba lainnya termasuk manusia.
Ia menambahkan, dari sisi perkembangan ilmu pengetahuan domba juga tercatat sebagai mamalia yang berjasa. “Dari catatan dan temuan sejarah, ternyata pada abad ke-17 usus domba setelah diolah dengan cara tertentu ternyata pernah digunakan sebagai kondom sebelum ada bahan lateks,” kata Guru Besar IPB University ini mengungkapkan.
Domba juga disebutnya mengilhami pengembangan teknologi inseminasi buatan yang berkembang dengan pesat saat ini termasuk pada manusia. “Dengan mempelajari embriologi domba, para pakar reproduksi manusia akhirnya dapat meningkatkan produksi sel telur pada manusia yang mendasari keberhasilan bayi tabung pada manusia,” ujar Ronny.
Menurut Ronny, tonggak sejarah kloning dengan menggunakan sel somatik juga dimulai menggunakan domba. Sel somatik ini berkembang menjadi embrio dan menghasilkan domba Dolly yang dianggap sebagai penemuan spektakuler dalam dunia ilmu pengetahuan yang mengubah arah perkembangan teknologi kloning.
Pilihan Editor: Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?