Dalam 10 menit penerbangan perdananya itu, "H2" juga memamerkan kelebihan teknologi sel bakar yang bebas emisi karbon dioksida dan tidak menimbulkan bising seperti halnya pesawat-pesawat layang lainnya. "Tenaga dan efisiensi dari teknologi sel bakar telah berhasil dikembangkan hingga sebuah pesawat berawak kini bisa dibawa lepas landas," ujar Profesor Johann-Dietrich Woerner, ketua dewan di German Aerospace Center (DLR).
Model aerodinamika dan propulsi yang kini menjelma dalam wujud "H2" memungkinkan pesawat terbang layang rakitan DLR bersama Airbus, Lange Aviation, BASF Fuel Cells, dan perusahaan asal Denmark, Serenergy, itu melesat dengan kecepatan maksimum 170 kilometer per jam. Berdasarkan kemajuan dalam teknologi yang sama, kecepatan maksimum itu masih bisa dipacu hingga 300 kilometer per jam.
WURAGIL l DEUTSCHE WELLE