“Hanya sebagai pembanding angka yang didapat dari penghitungan manual dan untuk dokumentasi elektronik, bukan untuk penghitungan cepat,” begitu kata Husni Fahmi, ketua tim teknis teknologi informasi KPU dalam pemilihan legislatif dan presiden tahun ini, Kamis (9/7) sore.
Sementara mesin-mesin pemindai masih digunakan, Husni menjelaskan, teknologi cerdas pengenal karakter, ICR, sudah ditinggalkan karena bantuannya dianggap tidak lagi signifikan bila dibandingkan dengan entri data manual. “Sekarang (pemilihan presiden) kan datanya hanya tiga macam. ICR akan sangat membantu dan mempercepat penghitungan apabila datanya banyak,” katanya.
Sebaliknya, pakar jaringan komputer di Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, itu menuturkan, tingkat kecepatan entri data dengan cara ketik manual bisa sama cepat dan bahkan lebih akurat dan efektif. “Karena penggunaan ICR kan juga butuh verifikasi,” katanya.
(WURAGIL)