Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti BRIN Kaji Dampak Ekonomi Bencana Hidrologis Jawa Barat, Gandeng UI dan Unri

image-gnews
Sejumlah warga melintasi banjir di Desa Harapan Jaya, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 4 Maret 2023. Menurut data BPBD Kabupaten Bekasi sebanyak 162 titik di 18 Kecamatan masih terdampak banjir dan pemerintah setempat telah menetapkan darurat bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah warga melintasi banjir di Desa Harapan Jaya, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu 4 Maret 2023. Menurut data BPBD Kabupaten Bekasi sebanyak 162 titik di 18 Kecamatan masih terdampak banjir dan pemerintah setempat telah menetapkan darurat bencana hidrometeorologi. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Sains Data dan Informasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lia Sadita mengembangkan penelitian terkait dampak bencana hidrologis pada perekonomian negara dan produktivitas tahunan. Penelitian ini memanfaatkan citra satelit untuk sumber data risetnya.

Lia mengatakan ketertarikannya terhadap gambaran geografis dan permukaan air menjadi dasar dari penelitian ini. Indonesia secara variabilitas wilayah sangat didominasi oleh perairan. Dia menilai kondisi ini rentan menjadi pemicu hadirnya bencana hidrologis serupa banjir, tanah longsor dan kekeringan.

Selain melihat dampak bencana hidrologis ke perekonomian negara, penelitian ini juga mengungkap variasi spatiotemporal wilayah permukaan air dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Hasilnya nanti akan dikaitkan dengan faktor iklim dan perekonomian.

“Kami mengambil studi kasus di Jawa Barat. Wilayah ini termasuk provinsi terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk 48.274.160 jiwa pada sensus 2020. Banjir dan tanah longsor masuk dalam tiga besar kejadian bencana di Jawa Barat,” kata Lia dikutip dari siaran pers BRIN, Rabu, 22 Mei 2024.

Kualitas air permukaan bumi terus berubah akibat proses perubahan iklim dan penyebab antropogenik. Menurut Lia, kebutuhan air akan meningkat secara eksponensial terutama untuk keperluan industri dan pertanian, ditambah lagi pertumbuhan populasi di Indonesia sangat pesat dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Kolaborasi dengan UI dan Unri

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menunjang riset yang dilakukannya, Lia memakai metode aproksimasi luasan permukaan air dari citra satelit untuk sumber datanya. “Kami mendapatkan sumber data berupa Citra Sentinel-2 dari Copernicus Dataspace Ecosystem,” ucap Lia, sembari menyampaikan data dari citra satelit langsung diproses dengan kliping gambar, penghapusan citra awan dan memetakan raster mosaic.

Lia menerapkan algoritma deep learning berbasis convolutional network model menggunakan U-Net dan WatNet, untuk mendapatkan segmentasi wilayah perairan yang menghasilkan peta air permukaan di Indonesia. Setelah proses ini rampung, dia akan membuat peta WOF deret waktu musiman dan tahunan, lalu mengukur zona air tahunan hingga maksimum tahunan. Tujuannya supaya bisa mengidentifikasi perubahan pola air permukaan dengan menggunakan analisis regresi linier.

Risetnya sudah pada tahap pengembangan algoritma untuk peta wilayah permukaan air dalam sepuluh tahun terakhir. Pengambangan riset ini disebut Lia, melalui penjajakan kerja sama dan kolaborasi dengan Universitas Indonesia dan Universitas Riau. “Juga didanai hibah Kurita Overseas Research Grant 2023-2024 oleh Kurita Water and Environment Foundation Jepang,” ucap Lia.

Pilihan Editor: Akademisi ITB dan Telkom University Pertanyakan Keamanan Negara dan Data Pengguna Starlink

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dari Gagak sampai Cekakak, Laporan Tempo dari Ekspedisi BRIN di Nusa Barung

21 jam lalu

Seorang peneliti BRIN sedang mengamati burung-burung di area kubangan atau telaga dalam kawasan hutan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barong, Senin siang, 20 Mei 2024. Kubangan ini merupakan sumber minuman bagi seluruh satwa di sana. TEMPO/Abdi Purmono
Dari Gagak sampai Cekakak, Laporan Tempo dari Ekspedisi BRIN di Nusa Barung

Ekspedisi tim bentukan BRIN ke Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung dapati 7 catatan baru aves penghuni pulau di tepi terluar Samudera Indonesia itu.


Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

1 hari lalu

Ratusan personel gabungan dikerahkan melakukan pengamanan demo tolak penutupan jalan Serpong-Parung di kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Top 3 Tekno: BRIN di Barus, Suhu Panas di Tanah Suci

BRIN di Barus mengulang peristiwa di Tangerang Selatan. Suhu panas Tanah Suci diprediksi bisa lebih fatal pada 2040 nanti.


BRIN: Indonesia di Peringkat 19 Dunia dalam Jumlah Publikasi Ilmiah

1 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN: Indonesia di Peringkat 19 Dunia dalam Jumlah Publikasi Ilmiah

Menurut deputi BRIN, dalam soal jumlah publikasi ilmiah, Indonesia saat ini berada di posisi ke-19 dunia.


Australia dan BRIN Luncurkan Bantuan Pendanaan Baru untuk Penelitian Bidang Bioekonomi

1 hari lalu

Australia dan Indonesia pada 21 Juni 2024, meluncurkan bantuan pendanaan penelitian baru. sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia dan BRIN Luncurkan Bantuan Pendanaan Baru untuk Penelitian Bidang Bioekonomi

Australia dan BRIN meluncurkan bantuan pendanaan baru untuk penelitian. Pendaftaran terbuka untuk universitas, organisasi penelitian dan NGO.


Tanaman Kratom: Riset Lanjutan hingga Menunggu Regulasi

1 hari lalu

Daun Kratom (wikipedia)
Tanaman Kratom: Riset Lanjutan hingga Menunggu Regulasi

BNN meminta agar tanaman kratom tetap tidak digunakan oleh masyarakat selama masa riset


BRIN dan Australia Danai Riset Biodiversitas Kelautan, Satu Proyek Bisa Dapat Rp 1 Miliar

1 hari lalu

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko, saat ditemui usai agenda peluncuran bersama dua skema pendanaan riset dan inovasi, di Kantor BRIN, Jumat, 21 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
BRIN dan Australia Danai Riset Biodiversitas Kelautan, Satu Proyek Bisa Dapat Rp 1 Miliar

Pendanaan kolaborasi ini terbuka untuk seluruh peneliti di BRIN maupun akademisi kampus yang berada di Indonesia.


BRIN Kukuh Koleksi Arkeologi Barus Harus Dipindah ke Cibinong, Apa Alasannya?

1 hari lalu

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
BRIN Kukuh Koleksi Arkeologi Barus Harus Dipindah ke Cibinong, Apa Alasannya?

BRIN mengungkap rencananya yang lain untuk membangun museum baru untuk menampung semua koleksi dan aset negara yang masih tersebar di banyak daerah.


Zulhas: Permendag Tata Niaga Tanaman Kratom Segera Terbit

1 hari lalu

Daun Kratom (wikipedia)
Zulhas: Permendag Tata Niaga Tanaman Kratom Segera Terbit

Pemerintah sepakat atur tata niaga kratom. Zulikifli Hasan akan terbitkan Permendag.


Rencananya Diadang Warga di Tangsel dan Barus, Kepala BRIN: Kami Disumpah Laksanakan Regulasi

1 hari lalu

Upaya pemindahan benda koleksi Laboratorium Arkeologi Barus di Jalan KH Zainul Arifin, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, oleh tim dari BRIN pada Senin, 6 Juni 2024. Upaya ini dihentikan oleh masyarakat setempat yang menolak pemindahan koleksi ke Cibinong tersebut. FOTO/Dok Yayasan MBR.
Rencananya Diadang Warga di Tangsel dan Barus, Kepala BRIN: Kami Disumpah Laksanakan Regulasi

Kepala BRIN sekaligus menegaskan rencana memindahkan benda koleksi arkeologi Barus jalan terus.


Dilema Kratom, Tanaman Berpeluang Ekspor yang Disebut Mengandung Narkotika

2 hari lalu

Seorang warga memperlihatkan dua lembar daun kratom atau daun purik jenis tulang merah di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu 13 September 2020. Tanaman kratom (mitragyna speciosa) memiliki tiga jenis varian yaitu tulang merah (Red Vein), tulang hijau (Green Vein) dan tulang putih (White Vein) tersebut menjadi komoditas pertanian unggulan di daerah setempat. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pras.
Dilema Kratom, Tanaman Berpeluang Ekspor yang Disebut Mengandung Narkotika

Kratom disebut mengandung substansi sedatif dalam kadar tertentu. Pemerintah meminta BRIN untuk mengetahui seberapa besar kadar bahayanya.