Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Gagak sampai Cekakak, Laporan Tempo dari Ekspedisi BRIN di Nusa Barung

image-gnews
Seorang peneliti BRIN sedang mengamati burung-burung di area kubangan atau telaga dalam kawasan hutan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barong, Senin siang, 20 Mei 2024. Kubangan ini merupakan sumber minuman bagi seluruh satwa di sana. TEMPO/Abdi Purmono
Seorang peneliti BRIN sedang mengamati burung-burung di area kubangan atau telaga dalam kawasan hutan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barong, Senin siang, 20 Mei 2024. Kubangan ini merupakan sumber minuman bagi seluruh satwa di sana. TEMPO/Abdi Purmono
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Mukhlisi dan Bagus Suseno bolak balik berseru satu sama lain setiap kali melihat lalu memotret burung di dalam kawasan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung. Tidak semua jenis burung yang hidup di pulau terluar di perairan Samudera Indonesia, secara administratif berada di Jember, Jawa Timur, itu bisa langsung mereka kenali. 

Jadilah, di antara memotret burung-burung itu, Mukhlisi dan Bagus sibuk membuka-buka buku-buku yang mereka bawa untuk bisa mengidentifikasi apa yang mereka lihat. Di antara buku yang mereka bawa terlihat judulnya Panduan Lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa Bali dan Kalimantan karangan John MacKinnon bersama Karen Phillips dan Bas van Balen (LIPI, 2010). Ada juga Panduan Lapangan Identifikasi Burung-burung di Indonesia, Buku I: Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Pulau di Sekitarnya (Interlude, Yogyakarta, Agustus 2022).

Selain buka buku panduan, Mukhlisi dan Bagus berdiskusi dengan anggota Tim Ekspedisi Pulau Nusa Barung lainnya. Tiap malam, tim bentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang membawa serta teknik eDNA metabarcoding dalam proses identifikasi spesies ini juga menggelar rapat rutin sepanjang ekspedisi yang berlangsung 15-26 Mei 2024 tersebut. Tempo satu-satunya jurnalis yang jadi anggota tim.

Mukhlisi adalah peneliti di Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN. Sedangkan Bagus merupakan Kepala Resor Konservasi Wilayah 16 Jember—kini jadi RKW 14 setelah RKW 16 Jember dan RKW 15 Pulau Nusa Barung disatukan per 1 Juni 2024. Seluruhnya ada lima peneliti BRIN dalam tim ekspedisi ini. Mereka dibantu tiga peneliti dari instansi di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta seorang peneliti dari lembaga swadaya masyarakat. 

Tim Ekspedisi Pulau Nusa Barong BRIN saat tiba di pantai Teluk Kandangan pada Rabu siang, 15 Mei 2024. (TEMPO/Abdi Purmono)

Mukhlisi mengatakan, mayoritas jenis burung berhasil diidentifikasi secara lengkap. Hanya sekitar dua ekor yang diidentifikasi dari suaranya dan dua ekor lagi tersangkut jaring kabut (mistnet) yang dipasang tim BRIN untuk menangkap kelelawar. 

Hasil ekspedisi itu mengungkap kalau keanekaragaman hewan aves (burung-unggas) di Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung—masyarakat setempat lebih karib dengan sebutan Pulau Nusa Barong—bertambah pada tahun ini. Semula tercatat ada 19 jenis burung (2022) dan 53 spesies burung (2023) versi survei yang didakan BBKSDA Jawa Timur. Kini, jumlahnya bertambah jadi 67 spesies.  

“Secara total, jika direkapitulasi data BBKSDA Jatim 2022 dan 2023, ditambahkan dengan data BRIN Mei 2024, maka di Nusa Barong sampai saat ini terdata sebanyak 67 jenis burung. Jadi, alhamdulillah, ada perbaruan data keanekaragaman jenis burung di Nusa Barong,” kata Mukhlisi menuturkan, Jumat 21 Juni 2024. 

Mukhlisi menyebutkan, terdapat tiga jenis burung yang muncul dalam laporan hasil survei kehati 2022, tapi ketiganya tidak dicantumkan dalam laporan 2023, yaitu burung delimukan zamrud (Chalcophaps indica), dara laut batu (Onychoprion anaethetus), dan srigunting kelabu (Dicrurus leucophaeus). Adapun tahun ini mendapati tujuh jenis aves yang jadi catatan baru bagi kawasan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung.

Salah satu bagian dari bentang alam sisi selatan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barong yang dikunjungi tim ekspedisi BRIN. TEMPO/Abdi Purmono

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketujuhnya adalah elang alap jambul (Accipiter trivirgatus), kapasan kemiri (Lalage nigra), wiwik rimba (Cacomantis variolosus), tepekong jambul (Hemiprocne longipennis), kancilan bakau (Pachycephala cinerea), ayam hutan hijau (Gallus varius), dan gagak (Corvus enca). Burung gagak ini merupakan bagian dari 70 ekor satwa yang dilepasliarkan oleh BBKSDA Jawa Timur bersama Jaringan Satwa Indonesia (JSI) pada Kamis, 30 April 2024.

Sebenarnya, ada satu jenis burung yang membuat Mukhlisi ragu-ragu memasukkannya sebagai catatan baru jenis burung di Pulau Nusa Barung, yakni jenis burung dari kelompok raja udang. Ia bimbang apakah yang dilihatnya burung udang api (Ceyx erithacus) ataukah burung udang punggung merah (Ceyx rudifosa) sehingga proses identifikasi jenis burung ini lebih lama dari jenis burung lainnya. 

Selain catatan baru 7 jenis burung, tim juga menemukan tujuh jenis burung dilindungi yang terdiri dari 5 jenis burung pemangsa atau raptor dan 2 jenis burung yang masuk keluarga burung laut atau Sturnidae

Menurut Mukhlisi, mayoritas jenis burung yang terdata oleh BRIN, termasuk 7 jenis burung catatan baru tadi, status konservasinya least concern alias risiko rendah dalam Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi dan Sumber Daya Alam (The International Union for Conservation of Nature/IUCN).

Dua peneliti BRIN, Tri Atmoko dan Mukhlisi, mensterilkan wadah untuk menyaring sampel air yang diambil dari dalam hutan Suaka Margasatwa Pulau Nusa Barung (disebut juga Nusa Barong) pada Jumat, 17 Mei 2024. Nantinya, penyaringan ditujukan untuk mengambil larutan berisi asam deoksiribonukleat (DNA) yang dibutuhkan untuk penelitian flora dan fauna yang mereka lakukan. (TEMPO/Abdi Purmono)

Hanya elang jawa dalam daftar temuan yang berstatus endangered alias terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Javan hawk-eagle ini masuk pula ke dalam daftar Apendiks I Konvensi Internasional untuk Perdagangan Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES) alias selangkah lagi menuju kepunahan. 

Hasil survei menunjukkan wilayah pesisir didominasi oleh jenis burung air cekakak sungai (Todiramphus chloris) dengan suaranya yang terdengar sangat khas dan keras, yang bisa terdengar sepanjang hari. Burung mungil sekepalan tangan orang dewasa ini dikenal juga salah satu burung raja udang yang mampu berburu serangga di udara atau menyergap mangsa di air dari posisi terbang. 

Sedangkan di area tengah hutan Pulau Nusa Barung didominasi burung merbah belukar (Pycnonotus plumosus), kehicap ranting (Hypothymis azurea), dan delimukan zamrud. “Secara ekologis, keragaman jenis burung, khususnya kelompok burung pemangsa, mencerminkan kesehatan habitat yang mereka tempati; mengindikasikan kualitas ekosistem hutan dan pesisir di Nusa Barong masih berkondisi baik,” ujar Mukhlisi, sarjana biologi dari Universitas Lampung.

Pilihan Editor: Gangguan Sistem Imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta Sebabkan Antrean, Dipicu Masalah Teknis atau Ransomware? 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

1 jam lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. Foto: Abdul Rachman/BRIN
BRIN: Teleskop di Timau Akan Dipakai Pengamatan Satelit Buatan, selain Obyek Astronomi

Menurut BRIN, teleskop di Observatorium Nasional Timau akan digunakan juga untuk memantau satelit buatan selain obyek astronomi.


Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

1 hari lalu

Pengamat politik dari LIPI, Siti Zuhro. Dok.TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Profil 7 Panelis Debat di Pilkada Jakarta 2024: Ada Siti Zuhro dan Andhyta Firselly Utami

KPU Jakarta sudah mengumumkan 7 panelis debat Pilkada Jakarta 2024. Antara lain Gun Gun Heryanto, Siti Zuhro, dan Andhyta Firselly Utami.


Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

2 hari lalu

(ki-ka) Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Porengkun-Kun Wardana berfoto bersama usai Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Pilgub Jakarta di Kantor KPU Jakarta, Salemba, Senin, 23 September 2024. Pilgub Jakarta 2024 diikuti tiga pasang calon, yakni Ridwan Kamil-Suswono dengan nomor urut satu, Dharma Porengkun-Kun Wardana bernomor urut 2, dan Pramono Anung-Rano Karno bernomor urut 3. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Debat Perdana Pilkada Jakarta Digelar pada 6 Oktober, Ini Harapan Peneliti BRIN

Peneliti BRIN menilai debat Pilkada Jakarta adalah kesempatan para paslon berkomunikasi langsung dengan masyarakat.


Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

2 hari lalu

Tim menggunakan teleskop robotik saat pengamatan hilal Ramadan 1443H, 1 April 2022. Dok.Itera
Dosen Itera Kembangkan Teleskop Robotik Berbasis AI untuk Identifikasi Hilal

Profesor riset astronomi dan astrofisika dari BRIN mengatakan teleskop robotik berbasis AI ini masih harus terus belajar dan melewati diskusi panjang.


Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

4 hari lalu

Warga mengumpulkan material yang bisa digunakan lagi serta membersihkan reruntuhan rumah yang roboh diterjang longsor di Kampung Pasir Tumenggung, Desa Karangtunggal, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 26 September 2024. Empat rumah yang dihuni 16 jiwa rusak dihantam tanah longsor yang dipicu hujan lebat pada Rabu sore 25 September 2024. Tidak ada korban fatal dalam perisitiwa tersebut. TEMPO/Prima mulia
Aplikasi BRIN untuk Tinjau Potensi Longsor, Fitur Google Maps, dan Polling WhatsApp dalam Top 3 Tekno

Artikel ihwal fitur peninjau potensi longsor yang dikembangkan peneliti BRIN masuk dalam jajaran Top 3 Tekno, Rabu, 2 Oktober 2024.


Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

4 hari lalu

Tak Perlu Malu Soal Pendidikan Seksual Dini
Peneliti BRIN Sebut Perlunya Pendidikan Seksual Komprehensif pada Remaja

Pendidikan seksual yang komprehensif perlu diberikan kepada kelompok usia remaja untuk mencegah perilaku seksual berisiko pada usia tersebut.


Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

4 hari lalu

Lokasi tanah longsor di Kabupaten Solok. Humas BNPB
Peneliti BRIN Kembangkan Aplikasi Prediksi Longsor Memanfaatkan Data USGS

Model dinilai cukup baik dalam memprediksi kestabilan lereng akibat hujan secara spasial untuk area rawan longsor.


Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

5 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Peneliti BRIN: Panas Lokal Dampak dari Setiap Proyek Harus Terukur

Peneliti BRIN beberkan manfaat sebaran tinggi personal weather cuaca, tak hanya mengandalkan alat milik instansi pemerintah.


Peneliti BRIN Kembangkan Riset Lidah Buaya untuk Mencegah Stunting

5 hari lalu

Tanaman Aloe Vera atau Lidah Buaya. Pixabay.com/Devanath
Peneliti BRIN Kembangkan Riset Lidah Buaya untuk Mencegah Stunting

Penelitian menunjukkan tanaman lidah buaya memiliki kandungan senyawa aktif, asam amino esensial, asam lemak tak jenuh, vitamin, dan mineral.


Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

6 hari lalu

Tanaman ketepeng cina yang bernama latin Cassia alata linn punya banyak khasiat obat. (Facebook Taman Buah)
Peneliti BRIN Ungkap Ragam Khasiat Ketepeng Cina, Dimulai dari Kosmetik dan Obat Kulit

Dari bahan baku kosmetik sampai bantu ikan zebra tumbuhkan kembali ekornya yang diamputasi, berikut ragam khasiat ketepeng cina paparan peneliti BRIN.