TEMPO Interaktif, Jakarta - Hidup bahagia selamanya bukan monopoli cerita dongeng. Tim peneliti di Australia membuat daftar apa saja yang dibutuhkan sebuah pasangan agar bisa hidup bersama selamanya. Resepnya ternyata jauh lebih kompleks daripada sekadar cinta.
Usia, hubungan yang pernah dijalin sebelumnya, dan bahkan kebiasaan merokok merupakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kelanggengan sebuah hubungan. Studi yang diberi judul "What's Love Got to Do With It" itu menggunakan hampir 2.500 pasangan--menikah maupun tinggal bersama--untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan mereka yang masih bersama dibandingkan dengan mereka yang sudah bercerai atau berpisah.
Hasil studi itu mengungkap bahwa seorang suami yang berusia sembilan tahun lebih tua daripada istrinya memiliki peluang bercerai dua kali lebih besar dibanding para suami yang menikah sebelum berusia 25 tahun. Mereka yang merokok--istri tidak--juga mesti berhati-hati karena pernikahannya cenderung berantakan.
Faktor anak juga berperan terhadap kelanggengan sebuah pernikahan. Sebanyak 20 persen pasangan yang memiliki anak sebelum menikah--dari pernikahan sebelumnya maupun sebelum hubungan diresmikan--ternyata berujung pada perpisahan. Perceraian cuma ditemui pada 9 persen pasangan yang berangkat ke jenjang pernikahan tanpa anak.
Wanita yang ngebet punya anak jauh melampaui keinginan pasangannya juga disebut cenderung akan bercerai. Begitu pula pasangan yang sudah pernah menikah sebelumnya, peluang kembali gagal pada pernikahannya yang kedua atau ketiga 90 persen lebih besar daripada pasangan yang sama-sama masih "greng".
Pengalaman memiliki orang tua bercerai juga bisa berdampak terhadap sebuah pasangan. Sebanyak 16 persen dari mereka yang memiliki pengalaman traumatis itu akan mengikuti jejak orang tuanya. Sedangkan mereka yang membuat catatan baru (bercerai) dalam sejarah keluarga cuma 10 persen.
Yang tidak asing lagi adalah faktor uang. Sebanyak 16 persen responden yang tergolong miskin atau suami tidak bekerja mengaku mengalami perceraian. Pengakuan sama hanya diberikan oleh 9 persen pasangan dengan kondisi keuangan sehat.
WURAGIL l REUTERS