TEMPO.CO, Jakarta - Prediksi cuaca Jabodetabek hari ini, Rabu 19 Juni 2024, didominasi cerah berawan. BMKG tak mengeluarkan peringatan dini hujan yang dapat disertai petir dan angin kencang baik untuk wilayah Jakarta maupun sekitarannya.
Potensi hujan hanya ada di sedikit wilayah, seperti Kota Bogor pada siang nanti. Itu pun hanya hujan ringan. Lainnya, kalaupun berbeda dari cerah berawan adalah berawan saja.
Secara keseluruhan, tak banyak wilayah Indonesia yang mendapat peringatan dini cuaca BMKG. Wilayah yang berpotensi hujan ataupun hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang hanya yang tersebar di bagian utara. Terutama mereka yang ada di wilayah timur, yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
Beberapa lainnya adalah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Di Kalimantan mencakup Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Selebihnya di Sulawesi yakni Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cuaca Hari Ini
BMKG memantau adanya sirkulasi siklonik di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina hingga sebelah utara Papua.
Sirkulasi siklonik itu juga membentuk daerah pertemuan angin (konfluensi) memanjang di Samudera Pasifik sebelah timur Filipina, sebelah utara Maluku Utara, hingga sebelah utara Papua. "Potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut meningkat," bunyi peringatan dini BMKG.
Daerah konvergensi lainnya disebutkan terpantau memanjang di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera, Sumatera Barat, Selat Malaka, Laut Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Laut Sulawesi, Sulawesi Tengah, Teluk Tomini, Laut Banda, Laut Seram, Laut Maluku, Laut Arafuru, Papua Barat, dan Papua Tengah.
Daerah konfluensi memanjang di Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna, dari Kalimantan Utara hingga Laut Sulawesi. Sama, daerah-daerah konvergensi dan konfluensi tersebut juga mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitarnya.
Intrusi udara kering/dry intrusion dari Belahan Bumi Selatan melintasi wilayah Laut Arafuru bagian selatan, Maluku bagian selatan, Laut Flores, dan Bali. Uap air basah di depan batas intrusi ini menjadi lebih hangat dan lembap yaitu di wilayah Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua bagian barat dan tengah.
Faktor lain adalah Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal. Menurut BMKG, faktor ini terdapat di sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Ada pula di Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Pegunungan.
Pilihan Editor: Peneliti BRIN Jelaskan 4 Kriteria dan Cara Penanganan Daging Kurban