Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebelum PDNS, Ransomware LockBit Pernah Menyerang BSI pada 2023

image-gnews
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, usai konferensi pers terkait serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), Senin, 24 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Semuel Abrijani Pangerapan, usai konferensi pers terkait serangan siber yang menyasar Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), Senin, 24 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mendapat serangan siber berupa virus ransomware dari LockBit 3.0 sejak Kamis, 20 Juni 2024. Serangan itu menyebabkan ratusan situs lembaga pemerintahan tidak dapat diakses.

LockBit merupakan sebuah geng peretas asal Rusia yang aktif sejak 2019. Geng peretas ini merupakan salah satu yang paling terkenal di dunia. Sebelum PDNS, ransomware dari LockBit juga pernah menyerang PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada 2023.

LockBit bocorkan data nasabah BSI ke dark web

Dikutip dari Koran Tempo edisi Selasa, 16 Mei 2023, menurut akun Twitter @darktracer_int, LockBit membocorkan data nasabah BSI di situs dark web setelah tenggat negosiasi dengan BSI berakhir. LockBit mencuri data 15 juta nasabah dan informasi karyawan BSI. Mereka juga mengakui sudah mengambil sekitar 1,5 terabyte data internal bank syariah tersebut.

Pakar konsultan keamanan siber dan pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto, menyebut sebanyak 8.133 file milik BSI telah terekspos di web gelap pada Selasa lalu. Selain itu, informasi pribadi 24.437 karyawan BSI dan dokumen internal juga sudah masuk daftar yang telah dibocorkan lebih awal. Data nasabah dipastikan telah bocor. Di antaranya informasi data pribadi nasabah berikut dengan informasi pinjaman nasabah di Bank BSI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah membocorkan data nasabah BSI, LockBit meminta nasabah BSI berhenti menggunakan layanan bank syariah tersebut karena dianggap tidak mampu menjaga data-data nasabahnya. LockBit meminta tebusan US$ 20 juta atau sekitar Rp 296 miliar kepada BSI supaya mereka tidak membocorkan data nasabah BSI.

Corporate Secretary BSI saat itu, Gunawan A. Hartoyo, memastikan bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi aman, sehingga nasabah dapat bertransaksi secara normal. “Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi. Kami berharap nasabah tetap tenang. Kami juga akan bekerja sama dengan otoritas terkait dengan isu kebocoran data,” ujar Gunawan lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Mei 2023.

Pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, juga mengatakan hal senada. Menurut dia, data mutasi di sistem bank kemungkinan besar relatif aman. Kendati begitu, kata dia, tidak ada jaminan 100 persen aman. “Karena kita tidak tahu apa saja yang sudah dilakukan oleh peretas (seperti LockBit) ketika masuk ke dalam sistem,” tutur Alfons.

Pilihan Editor: Pelaku Ransomware LockBit 3.0 Enkripsi Data PDNS, Apa Itu Enkripsi?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Setahun UU PDP, Ini Risiko Bila Indonesia Tak Kunjung Punya Lembaga Perlindungan Data Pribadi

7 jam lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Setahun UU PDP, Ini Risiko Bila Indonesia Tak Kunjung Punya Lembaga Perlindungan Data Pribadi

Kebocoran data terbaru mencakup data NPWP yang ditengarai milik Presiden Jokowi dan keluarganya, serta sejumlah menteri.


Siapa Pemilik Akun Fufufafa yang Sebenarnya? Begini Kata Pakar Siber

5 hari lalu

Pasangan presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka hadir dalam rapat Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Pemilu Tahun 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Rabu 24 April 2024. KPU menetapkan Prabowo-Gibran sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029. TEMPO/Subekti.
Siapa Pemilik Akun Fufufafa yang Sebenarnya? Begini Kata Pakar Siber

Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengatakan secara teknis sangat mungkin mengetahui siapa pemilik akun Fufufafa.


Catatan Ketua MPR RI: Urgensi Matra Siber dan Rapuhnya Insfrastruktur Keamanan Siber

10 hari lalu

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Dok. MPR
Catatan Ketua MPR RI: Urgensi Matra Siber dan Rapuhnya Insfrastruktur Keamanan Siber

Era digitalisasi yang tumbuh pesat mendesak negara untuk serius memperhatikan aspek keamanan siber atau cyber security.


Panglima TNI Sebut Angkatan Siber Akan Beda dengan Satuan Lain: Mungkin Banyak Orang Sipil

16 hari lalu

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024. Rapat membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) tentang penambahan 23 kegiatan pinjaman dalam negeri (PDN) dalam daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) tahun 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Panglima TNI Sebut Angkatan Siber Akan Beda dengan Satuan Lain: Mungkin Banyak Orang Sipil

Prioritas TNI dalam merekrut dan menyaring angkatan siber ialah keahlian


Dugaan Catut KTP untuk Pilgub Jakarta dan Sederet Kasus Data Pribadi Bobol

33 hari lalu

Ilustrasi KTP. Shutterstock
Dugaan Catut KTP untuk Pilgub Jakarta dan Sederet Kasus Data Pribadi Bobol

Tak hanya untuk pemilu, setiap lembaga, instansi, maupun perusahaan mampu mendapatkan data KTP seseorang dalam waktu singkat untuk aneka kepentingan.


Kebocoran Data Publik Terjadi Lagi, Elsam Singgung Minimnya Kepatuhan Pemerintah terhadap UU PDP

37 hari lalu

Ilustrasi proses peretasan di era teknologi digital. (Shutterstock)
Kebocoran Data Publik Terjadi Lagi, Elsam Singgung Minimnya Kepatuhan Pemerintah terhadap UU PDP

Pemerintah dinilai tak belajar dari kasus kebocoran data sebelumnya.


Darurat Kebocoran Data di Indonesia, Pakar Siber: Keledai Saja Tidak Jatuh Berulang Kali

37 hari lalu

Ilustrasi hacker. (e-propethic.com)
Darurat Kebocoran Data di Indonesia, Pakar Siber: Keledai Saja Tidak Jatuh Berulang Kali

Dalam kasus terbaru, data ASN menjadi sasaran peretasan dan dijual melalui BreachForums seharga US$10 ribu atau Rp 160 juta.


Keamanan Siber Tantangan Transformasi Digital UMKM

40 hari lalu

Serangan siber menjadi tantangan transformasi digital UMKM.
Keamanan Siber Tantangan Transformasi Digital UMKM

Keamanan siber menjadi persoalan tersendiri dalam transformasi digital UMKM Indonesia.


90 Persen Layanan Terdampak Peretasan PDNS sudah Pulih

40 hari lalu

Aliansi Keamanan Siber untuk Rakyat (Akamsi) melakukan demonstrasi di depan Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Jakarta Pusat, Rabu, 10 Juli 2024. Dalam aksinya mereka menuntut Menkominfo Budi Arie untuk mundur dari jabatannya menyusul jebolnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), mengakhiri pembatasan dan pemblokiran informasi, serta represi digital lainnya terkait pelanggaran hak asasi manusia di Papua, dan membahas kembali RUU KKS (Keamanan dan Ketahanan Siber) dengan menjamin pelibatan secara bermakna masyarakat sipil. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
90 Persen Layanan Terdampak Peretasan PDNS sudah Pulih

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut 90 persen layanan yang terdampak peretasan PDNS 2 sudah berhasil dipulihkan.


AS Tawarkan Hadiah US$10 Juta untuk Tangkap Kelompok Peretas Iran

40 hari lalu

Gambar kombinasi menunjukkan enam warga Iran yang terdaftar oleh AS karena aktivitas dunia maya yang berbahaya. (Foto X)
AS Tawarkan Hadiah US$10 Juta untuk Tangkap Kelompok Peretas Iran

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga US$10 juta untuk informasi tentang 'CyberAv3ngers,' sebuah kelompok peretas dari Iran.