Gledhill adalah juga direktur proyek pemantauan gempa di Selandia Baru, GeoNet. Ia menuturkan, pergeseran geografis yang dialami Pulau Selatan itu menunjukkan betapa kuatnya gempa Rabu pekan lalu. Gempa yang berpusat di dasar laut dekat Pulau Resolution itu terukur berkekuatan 7,8 dalam skala Magnitudo.
Gempa itu tercatat sebagai yang terbesar di dunia sepanjang tahun ini, dan terbesar di Selandia Baru dalam 80 tahun terakhir. Beruntung, tidak ada kerusakan parah yang ditimbulkannya di kawasan yang memang berpenduduk jarang di pantai barat Pulau Selatan itu. “Selandia Baru sangat beruntung. Di tempat lain, gempa dengan skala seperti ini bisa menimbulkan dampak kehancuran yang hebat,” kata Gledhill lagi.
Martin Reyners, peeliti utama di lembaga pemerintah yang juga pemilik proyek GeoNet, GNS Science, mengungkapkan kalau gempa, yang meski tergolong dangkal, berpusat di lapisan batuan lunak diantara dua lempeng tektonik. Lapisan batuan lunak itu menyaring daya rambatan gempa.
“Batuan itu memiliki luruhan ketimbang patahan sehingga yang terjadi adalah gulungan frekuensi rendah daripada gelombang energi berfrekuensi tinggi yang dikenal bisa meluluhlantakkan segala bangunan yang berdiri di atas bumi,” jelasnya.
(AP)